Selasa, 02 April 2013

anak kecil dengan separuh otak

Gadis cilik bernama Cameron Mott (9)
mendapat julukan gadis cilik ajaib. ia
menjalani bedah otak radikal dan berhasil
sembuh. “Untuk menyelamatkan
Cameron dari sindrom penyakit
Rassmussen, setengah dari otak gadis cilik
ini dikeluarkan dari tempurung
tengkoraknya. Mukjizat datang. Seusai
operasi, Cameron langsung bangun dan
sadar,” ucap Shelly Mott, ibunya.
Tidak hanya ibunya, bahkan tim dokter
bedah pun juga terkejut. Tim dokter
bedah otak tidak menyangka Cameron
bisa secara ajaib sembuh dari
pembedahan radikal tersebut.
Cameron menderita penyakit sindrom
Rassmussen, penyakit gangguan otak yang
diderita sejak dia berusia tiga tahun.
“Menurut dokter ahli otak, penyakit
Cameron ini menyerang sisi kanan
otaknya,” kata ibunya.
Setiap kali bangun pagi, penyakit ini
kambuh. Cameron akan mengalami
kejang-kejang, ayan, dan itu terjadi hingga
beberapa menit.
Dokter ahli mengatakan bahwa penyakit
Cameron bisa disembuhkan apabila
setengah dari otaknya di sisi kanan
dibuang. Namun, ini adalah solusi
ekstrem.
“Benar-benar berita yang sangat
menakutkan. Anda tidak akan bisa
membayangkan apa yang akan terjadi
pada anak Anda setelah setengah otaknya
dibuang? Saya benar-benar pasrah, apabila
operasi tersebut merupakan jalan
keluarnya,” kata Shelly Mott kepada Ann
Curry dari NBC’s Today Show.
Awalnya, pasangan yang tinggal di
Jamestown, North Carolina, ini masih
tidak percaya, Cameron, anaknya, berhasil
menjalani operasi otak.
“Saya tidak menyangka. Cameron masih
terlihat seperti anak yang belum
dioperasi. Awalnya, dengan hilangnya sisi
otak kanan, Cameron akan menderita
lumpuh badan bagian kiri. Namun, itu
tidak terjadi,” katanya.
Kini, Cameron memulai hidup barunya,
meski hidup dengan otak setengah.
Namun, ternyata hal itu tidak mengganggu
gadis cilik ini. Cameron harus
menyelesaikan program fisioterapinya
agar perlahan-lahan bisa kembali menjadi
anak yang normal.
Kini setelah dua bulan menjalani
fisioterapi, Cameron sudah bisa berlari
dan bermain meskipun masih sedikit
pincang.
Cameron juga sudah mulai aktif kembali di
sekolah, hanya penglihatan gadis ini
sedikit hilang pada sisi tepi.
“Ini merupakan sebuah risiko besar. Anda
tahu bahwa mengambil sisi kanan otak—
yang mengontrol sisi kiri tubuh—berarti
dia akan lumpuh ketika terbangun setelah
operasi,” kata dokter.
Namun, pada kasus yang berbeda, otak
anak-anak juga mampu beradaptasi dan
mengambil alih pekerjaan otak lain, saat
sebagian dari otak tersebut hilang.
Cameron mampu berjalan keluar dari
rumah sakit empat minggu pascaoperasi.
Saat ditanya, bagaimana rasanya setelah
operasi pengambilan setengah otaknya,
Cameron mengatakan tidak ada
perbedaan.
“Saya tidak merasakan perbedaan setelah
dioperasi. Saya tidak sakit lagi, dan saya
ingin menjadi seorang balerina ketika
besar nanti,” kata Cameron.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates