Selasa, 27 Agustus 2013

Rasulullah SAW Takut terhadap Keduniaan Yang Melimpah

Asy-Syaikhany mengeluarkan dari Abu
Sa'id Al-Khudry di dalam sebuah hadits,
dia berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi
wa Sallam duduk di atas mimbar dan kami
pun duduk di sekitar beliau, lalu beliau
bersabda,
"Sesungguhnya yang paling kutakutkan
atas kalian ialah jika Allah membukakan
kesenangan dan perhiasan dunia kepada
kalian."
Begitulah yang disebutkan di dalam At-
Targhib Wat-Tarhib, 5/144.
Asy-Syaikany juga mengeluarkan sebuah
hadits dari Amr bin Auf Al-Anshay
Radhiyallahu Anhu, yang di dalamnya dia
berkata, "Rasulullah Shallailahu Alaihi wa
Sallam bersabda,
"TerimaIah kabar gembira dan satu
harapan bagi kalian Demi Allah, bukan
kemiskinn yang aku takutkan terhadap
kalian, tetapi aku justru takut jika dunia
dihamparkan kepada kalian, sebagaimana
yang pernah dihamparkan kepada orang-
orang sebelum kalian, lalu mereka saling
berlomba untuk mendapatkannya,
sehingga kalian menjadi binasa seperti
yang mereka alami."
Begitulah yang disebutkan di dalam At-
Targhib Wat-Tarhib, 5/141
Ya'qub bin Sufyan mengeluarkan dari
IbnuAbbas Radhiyallahu Anhuma, bahwa
Allah mengutus seorang malaikat kepada
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,
yang disertai Jibril Alaihi Salam. Malaikat
itu berkata, "Sesungguhnya Allah
menyuruh engkau untuk memilih, apakah
engkau menjadi hamba dan nabi, ataukah
menjadi raja dan sekaligus nabi."
Beliau menoleh ke arah Jibril layaknya
orang yang meminta saran. Maka Jibril
memberi isyarat, agar beliau merunduk
dan patuh. Maka beliau menjawab,
"Aku pilih menjadi hamba dan nabi."
Setelah kejadian ini beliau tidak pemah
makan sambil telentang, hingga beliau
wafat. Yang serupa dengan ini juga
diriwayatkan Al-Bukhary dan An-Nasa'y.
Begitulah yang disebutkan di dalam Al-
Bidayah, 6:48.
Ahmad mengeluarkan dengan isnad yang
shahih, dari Ibnu Abbas Radhiyallahu
Anhuma, dia berkata, "Umar bin Al-
Khaththab ra. bercerita kepadaku, "Aku
pernah memasuki rumah Rasulullah
Shallailahu Alaihi wa Sallam, yang saat itu
beliau sedang berbaring di atas selembar
tikar. Setelah aku duduk di dekat beliau,
aku baru tahu bahwa beliau juga
menggelar kain mantelnya di atas tikar,
dan tidak ada sesuatu yang lain, Tikar itu
telah menimbulkan bekas guratan di
lambung beliau. Aku juga melihat di salah
satu pojok rumah beliau ada satu takar
gandum. Di dinding tergantung selembar
kulit yang sudah disamak. Melihat
kesederhanaan ini kedua mataku
meneteskan air mata.
"Mengapa engkau menangis wahai Ibnul-
Khaththab?" tanya beliau. "Wahai Nabi
Allah, bagaimana aku tidak menangis jika
melihat gurat-gurat tikar yang membekas
di lambung engkau itu dan lemari yang
hanya diisi barang itu? Padahal Kisra dan
Kaisar hidup di antara buab-buahan dan
sungai yang mengalir.
Engkau adalah Nabi Allah dan orang
pilihan-Nya, sementara lemari engkau
hanya seperti itu."
"Wahai Ibnul-Khaththab, apakah engkau
tidak ridha jika kita mendapatkan akhirat,
sedangkan mereka hanya mendapatkan
dunia?"
Al-Hakimjuga mentakhrijnya secara
shahih, berdasarkan syarat Muslim. Ibnu
Hibban meriwayatkannya dari Anas, dan
dia menyebutkan yang seperti ini.
Begitulah yang disebutkan di dalam At-
Targhib, 5/161

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates