"Sebenarnya, kita tidak mengubah segala
sesuatu. Doa pun tidak mengubah segala
sesuatu. Tuhanlah yang mengubah segala
sesuatu melalui doa kita. " ( Savier
Quentin Pranata )
Louise Redden, seorang ibu kumuh
dengan baju kumal, masuk ke sebuah
supermarket. Dengan terbata-bata dan
bahasa yang sopan, ia memohon agar
diperbolehkan berutang. Ia
memberitahukan bahwa suaminya sedang
sakit dan sudah seminggu tidak bekerja. Ia
memiliki tujuh anak yang sangat
membutuhkan makanan.
John Longhouse, si pemilik pasar
swalayan, mengusir dia keluar. Sambil
terus menggambarkan situasi
keluarganya, si ibu terus bercerita.
"Tolonglah, Pak. Saya janji akan segera
membayar setelah punya uang." John
Longhouse janji akan segera tetap tidak
mengabulkan permohonannya. "Anda
tidak mempunyai karti kredit. Anda tidak
mempunyai garansi," alasannya. Di dekat
counter pembayaran, ada seorang
pelanggan yang dari awal mendengarkan
percakapan tadi. "Saya akan bayar semua
yang diperlukan ibu ini."
Karena malu, si pemilik toko
akhirnya mengatakan "Tidak perlu, Pak.
Saya sendiri akan meberikannya dengan
gratis. Baiklah, apakah ibu membawa
daftar belanja?"
"Ya, Pak. ini," katanya sambil
menunjukkan sesobek kertas kumal.
"Letakkanlah daftar belanja Anda
dalam timbangan. Saya akan memberikan
belanjaan Anda secara gratis sesuai
dengan berat timbangan tersebut."
Dengan sangat ragu-ragu dan
setengah putus asa, Louise menundukkan
kepala sebentar, manuliskan sesuatu pada
kertas kumal tersebut, lalu dengan kepala
tetap tertunduk, meletakkannya ke
timbangan. Mata si pemilik toko
terbelalak melihat jarum timbangan
bergerak cepat ke bawah. Ia menatap
pelanggan yang tadi memberi penawaran
kepada si ibu sambil berucap kecil, "Aku
tidak percaya pada yang aku lihat." Si
pelanggan baik hati itu hanya tersenyum.
Lalu, si ibu kumal tadi mengambil barang-
barang yang diperlukan. Disaksikan oleh
pelanggan baik hati tadi, si pemilik toko
menaruh belanjaan tersebut pada sisi
timbangan yang lain.
Jarum timbangan tidak kunjung
berimbang sehingga si ibu terus
mengambil barang-barang keperluannya.
Si pemilik toko terus menumpuknya pada
timbangan sehingga tidak muat lagi.
Si pemilik toko merasa sangat
jengkel dan tidak dapat berbuat apa-apa.
Karena tidak tahan, si pemilik toko diam-
diam mengambil sobekan kertas daftar
belanja si ibu kumal tadi. dan ia pun
terbelalak. Pada kertas kumal itu tertulis
sebuah doa pendek, "Tuhan, Engkau tahu
apa yang hamba perlukan. Hamba
menyerahkan segalanya ke dalam tangan-
Mu." Si pemilik toko terdiam. Si ibu,
berterimakasih kepadanya ddan
meninggalkan toko dengan belanjaan
gratisnya. Si pelanggan baik hati bahkan
memberikan selembar uang 50 dollar
kepadanya.
Si pemilik toko kemudian
mengecek dan menemukan bahwa
timbangan yang dipakai ternyata rusak.
Hanya Tuhan yang tahu bobot sebuah
doa. itulah kekuatan sebuah doa. Doa
adaah hadiah terbesar dan terindah yang
kita terima. Tanpa biaya, tetapi penuh
daya guna.
"TUHAN itu jauh daripada orang
fasik, tetapi doa orang benar didengar-
Nya" ( Amsal 15:29)
By : Savier Quentin Pranata ( Book:100
Touching Stories )
0 komentar:
Posting Komentar