Beberapa hari belakangan ini banyak
beredar info tentang bahaya roti bakery
karena mengandung banyak pengawet.
Jangan panik dulu! Tidak semua roti
berbahaya. Karena itu ketahui tips
membedakan roti yang mengandung
banyak bahan pengawet.
Hampir semua produk industri masa kini
tidak ada yang bebas dari zat aditif
(tambahan) dan zat pengawet. Keduanya
telah digunakan dalam industri makanan,
obat dan kosmetik selama ratusan tahun.
Zat pengawet adalah salah satu zat aditif
yang tentu saja dipakai untuk membuat
suatu produk tidak cepat rusak karena
gangguan jamur, bakteri atau mikroba
lainnya.
Ir Chandra Irawan, MSi, pakar kimia
pangan dan gizi dari Akademi Kimia Analis
Bogor menuturkan, sebagian produsen
‘nakal’ memang suka memasukkan zat
pengawet seperti Calcium Propianate dan
Potassium Bromate secara berlebihan ke
dalam adonan roti. Pengawet ini biasanya
ditambahkan agar roti lebih tahan lama
dan tampilan selalu menarik.
Potassium Bromate (KBrO3) merupakan
bread improver yang biasanya
ditambahkan pada roti dan tepung, yang
berfungsi sebagai pengembang adonan
roti, membuat roti lebih kuat dan lebih
elastis.
Tapi Potassium Bromate dianggap
karsinogen (pemicu kanker) oleh Badan
Internasional untuk Penelitian Kanker
(Agency for Research on Cancer atau
IARC) yang bisa berbahaya bila
dikonsumsi, seperti dilansir nowpublic.
Sebuah penelitian yang dilakukan Y
Kurokawa, A Maekawa, M Takahashi dan Y
Hayashi dari Division of Toxicology,
National Institute of Hygienic Sciences,
Tokyo, juga telah menemukan bahwa
KBrO3 dapat menginduksi tumor sel
ginjal, mesotelioma dari peritoneum, dan
sel tumor follicular tiroid, seperti dilansir
ncbi.nlm.nih.gov.
Secara teori, substansi pengawet ini
seharusnya keluar dari adonan roti selama
dipanggang, tetapi jika terlalu banyak
ditambahkan atau jika roti tidak dimasak
cukup lama atau tidak pada suhu cukup
tinggi, maka pengawet tersebut akan
tetap bersisa pada roti.
“Pengawet itu kan fungsinya untuk
membunuh mikroorganisme. Tapi kalau
pengawetnya dimasukkan secara
berlebihan, maka akan susah disintesis
atau degradasi oleh tubuh, akhirnya
terendapkan. Nah, lama-lama ini bisa
memicu kanker karena kan sifatnya
karsinoge,” jelas Ir Chandra.
Sedangkan Calcium Propianate digunakan
sebagai pengawet dalam roti dan makanan
yang dipanggang lainnya. Pengawet ini
digunakan untuk mencegah pertumbuhan
jamur dan bakteri. Tapi produsen
seringkali menambahkan pengawet ini
secara berlebihan dalam adonan roti.
“Ya tapi tidak semua produsen seperti itu,
jadi harus pintar-pintar memilih,” jelas Ir
Chandra.
Berikut beberapa cara yang diberikan Ir
Chandra untuk membedakan roti yang
menggunakan pengawet secara
berlebihan, yaitu:
1. Masa kadaluarsa roti menjadi sangat
lama dari biasanya
2. Tampilan roti sangat putih
3. Teksturnya tidak lembut dan kenyal,
tetapi menjadi agak keras sehingga bisa
tahan lama.(detikhealth)
0 komentar:
Posting Komentar