Senin, 25 Februari 2013

Cerpen Lucu - Gawang Merah Gawang Putih

GAWANG MERAH GAWANG PUTIH
Karya Listya Adinugroho
Cerita ini hanya fiktif belaka (bukan
depan), apabila ada kesamaan nama,
sifat, atau nasib bukan salah saya.
Pada zaman yang akan datang, eh
dahulu maksudnya tinggal seorang janda
yang bernama Tawadan Janda. Suaminya
meninggal karena dia janda. Kalau
suaminya masih ada namanya bukan
janda dong. Suaminya bernama
Marijuanda, biasa dipanggil Juan. Dulu ia
pernah bekerja sebagai pelatih sepak
bola. Namun baru dua bulan ia dipecat
gara-gara mengatur formasi 4-4-3
dengan catatan 4 penjaga gawang , 4
pemain tengah, dan 3 memberi
supporter di belakang gawang lawan.
Akhirnya ia memutuskan untuk menjadi
pemain sepak bola saja. Ia terpilih
menjadi penjaga gawang MU (Mataram
United) football club. Karirnya berakhir
ketika ia main di timnas Negara
Garacinta melawan negeri gotri merah
alias Jepang. Ia sempat menepis
tendangan-tendangan dari Naruto,
Doraemon, dan Sinchan. Bahkan ia
pernah menahan tendangan jarak jauh
milik Tsubasa Ozora. Akan tetapi saat
Kojiro Hyuga meluncurkan tendangan
macannya, macan itu menggigit Juan dan
akhirnya ia meninggal. Macan tersebut
mengamuk di tengah pertandingan
sepak bola, bahkan seorang pemain
sirkus datang sambil mengambil
kesempatan untuk show. Biasa….cari
nafkah. Macan tersebut dapat dijinakkan
oleh seorang pemain sirkus dibantu 40
asistennya. Juan dikubur di lapangan itu
saat itu juga.
Kembali kepada Janda (Huruf besar
soalnya nama orang), ia memiliki satu
anak kandung dan satu anak siri. Maksud
anak siri adalah anak hasil nikah siri.
Anak kandungnya bernama Gawang
Merah. Asal mula nama itu dimulai saat
Janda sedang menyaksikan suaminya
beraksi di lapangan hijau. Waktu itu ia
sedang dalam kondisi double body alias
berbadan dua. Saat tim lawan
melakukan tendangan sudut, suaminya
bermaksud untuk memukul bola yang
datang, namun dikarenakan ia lupa
memakai kacamatanya, ia tidak dapat
membedakan bola dengan kepala dan
dia memukul kepala lawannya sampai
tawes (tewas maksudnya). Akhirnya ia
dikenai kartu merah. Janda tersebut
shock dan dibawa ke RS (Rumah
Spiritual) karena akan melahirkan.
Dikarenakan ayah anak itu adalah
penjaga gawang dan telah mendapat
kartu merah, maka bayi yang lahir itu
dinamai Gawang Merah.
Sedangkan anak sirinya, dinamai Gawang
Putih. Alasannya sama dengan Gawang
Merah, hanya saja saat itu sedang
musim salju, jadi kartu merahnya
tertutup salju. Jadi putih deh. Sesuatu
banget.
Janda terlalu pilih kasih terhadap
anaknya. Ia selalu membela Gawang
Merah dan menyiksa Gawang Putih. Ia
dan Gawang Merah selalu menyakiti
Gawang Putih. Gawang Putih disakiti
Gawang Merah. Gawang Merah
menyakiti Gawang Putih. Gawang Merah
Gawang Putih sakit-sakitan. Loh??
Suatu saat Janda menyuruh Gawang
Putih mencuci pakaian. GP (Gawang
Putih, bukan Gulia Perez) pergi ke
sungai untuk mencuci pakaian karena di
pinggir sungai terdapat jasa laundry.
Sesampainya disana, dimasukanlah
pakaian satu per satu hingga sampai
pakaian yang ke 586,5 (seandainya teks
ini dapat menggunakan simbol akar dan
pangkat saya akan menulis 586,5 akar
4,099 x 10 pangkat -85). Karena terlalu
banyak muatan, mesin cuci yang
digunakan mencuci tiba tiba beledak
(aduh, salah ngetik). Pakaiannya
berterbangan hingga ke langit yang biru.
Pakaiannya terbawa arus sungai yang
naik.???. Gawang Putih bingung apa yang
mau ia lakukan, setelah berfikir
bertahun-tahun akhirnya ia memilih
untuk menangis karena menyesal
karena ia berfikir dalam waktu yang
lama.
Tiba-tiba datang sesuatu dari kejauhan.
Ternyata sesuatu itu adalah Buto Ijo. Ia
berkata bahwa pakaian GP tersangkut di
atap rumahnya yang berlantai 100. Polisi
setempat masih mengidentifikasi
bagaimana peristiwa tersebut bisa
terjadi. Untuk menjaga keamanan
proses identifikasi, dikerahkan 2.000
pasukan TNI AU dan 3.500 PPTX
(Pasukan Pembela Tanahair Xelamanya).
Buto Ijo memberikan secarik kertas
kepada GP. Kertas itu bertuliskan
alamat tempat tinggal Buto Ijo. Setelah
memberikan alamat tersebut, Buto Ijo
pergi pulang.
Gawang Putih kembali ke sungai untuk
memikirkan apa yang sudah terjadi. Jika
pulang tanpa membawa apa2, ia akan
dihukum ibu sirinya. Jika mencari
pakaiannya, ia tidak tahu kemana
pakaiannya. Akhirnya ia teringat alamat
yang diberikan Buto Ijo 2 menit yang
lalu. Ia segera bergegas ke bandara
untuk membeli tiket penerbangan.
Sambil melihat alamat Buto Ijo, GP
melihat dari pesawat untuk menelusuri
alamat Buto Ijo. Akhirnya ia sampai di
kompleks Ijo, kompleks dimana Buto Ijo
tinggal. Di kertas alamat tertulis
kompleks Ijo blok X nomor 12,3. Ia
kebingungan mencari rumah Buto Ijo.
Sesekali ia melantunkan lagu alamat
palsunya Ayu Kriting (Ting ting
maksudnya) karena kesana kemari ia
membawa alamat. Namun yang dia
temui bukan dirinya.
Setelah berjalan menelusuri kompleks,
ia menemukan rumah seperti yang
tertulis pada alamat. Namun sayang
seribu sayang, itu bukan rumah Buto Ijo
melainkan rumah Kolor Ijo. Ternyata
rumah Buto Ijo adalah rumah nomor
12,4 tepat di sebelah rumah Kacang Ijo.
Selain itu, yang tinggal di kompleks Ijo
tersebut ada Ijo Lumut, Hulk, Ijo Daun,
Paijo, dan Ijo ko bodo.
Buto Ijo sudah menyambut GP di depan
rumahnya. Gawang Putih segera
mengambil pakaiannya yang tersangkut
di atap rumah Buto Ijo. Setelah 2 menit
lebih 4 tahun, GP berhasil naik ke lantai
puncak dan mengambil pakaiannya.
Gawang Putih langsung kabur dari rumah
Buto Ijo karena ia melihat Koran di atap
yang memberitakan Buto Ijo telah
memakan 3 juta penduduk setempat.
Saat ia telah berlari sejauh 23 m dari
rumah Buto Ijo, Buto Ijo melihat dan
mengejarnya. Setelah berlari 1.000
meter, di depan tampak seorang juri
balap lari mengibarkan bendera hitam
putih pertanda bahwa GP berhasil
meraih juara 1 lari tingkat dunia. Ia
mendapat medali emas dan Buto Ijo
hanya mendapat medali tembaga.
Dengan begitu, GP berhasil menambah
perolehan emas Negara Bawang dengan
perolehan 1 emas, 2,4 perak, 5
perunggu, 2 medali tembaga, 5 medali
kayu, 8 medali plastik, 13 medali kertas,
dan 76 medali khayalan.
Pakaian dan medali emas sudah di
tangan. Ia yakin kalau pulang ia tak akan
dihukum. Ia berjalan santai menuju
rumahnya. Di depan rumah tampak
Gawang Merah dan Janda dengan muka
agak marah. Suasana menjadi berbalik
361 derajat. Gawang Putih memelankan
langkahnya karena ketakutan. Bahkan ia
juga sempat melakukan Moonwalk guna
memperlambat langkahnya. Tiba-tiba
Gawang Putih teringat sesuatu. Ternyata
ia hanya membawa 1 baju saja, padahal
total keseluruhan semuanya ada 601 cos
30.
Ia menjadi lebih ketakutan karena
tangan Janda memegang sebuah golok
dan 4 pedang serta 20 pistol. Tetapi
Tuhan berkata lain. Gawang Merah dan
Janda kemudian membuang senjata di
tangannya dan melakukan
persenyuman. Mereka mendapatkan
tawaran pekerjaan di Amerika dan
menitipkan rumahnya pada Gawang
Putih. Menurut kabar yang diberitakan
Koran setempat, Gawang Merah dan
Janda akan menjadi sesosok manusia
bertenaga dan bekerja sebagai wanita
(TKW) di kediaman Barrack Obama.
Mereka kemudian pergi meninggalkan
rumah dan mengucapkan selamat tinggal
pada Gawang Putih.
Gawang Putih sangat tidak menyangka
kalau dia gak dimarahi. Dengan santai ia
masuk rumah. Tetapi lagi-lagi Tuhan
berkata lain. Ternyata di dapur sudah
terdapat kobaran api yang sangat
dahsyat. Gawang Putih kaget hingga
pingsan. Kobaran api tersebut
membakar seluruh isi rumah, termasuk
Gawang Putih. Tamat.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates