Minggu, 18 November 2012

Kisah 25 Nabi dan Rasul - Nabi Zulkifli AS -

baiklah kali ini kita akan membahas
kisah Nabi Zulkifli AS pada zaman
rasul, nah ni kisah nabi dan rasul kita
selanjutnya, semoga bermanfaat
untujk kita semua..
Zulkifli adalah anak Nabi Ayyub AS.
Dengan demikian ia masih cucu nabi
Ibrahim AS. Zulkifli diangkat
menjadi nabi dan rasul sesudah
ayahnya. Nama kecilnya adalah
Basyar dan ia termasuk orang yang
sabar.
Sejak kecil hingga dewasa tidak
pernah bohong. Semua janji yang
diucapkannya selalu ditepati
sehingga teman-temannya dan
orang-orang sangat senang padanya.
Bagi orang yang belum kenal
dengannya lebih dalam akan senang
melihatnya karena semua tingkah
lakunya mencerminkan kebenaran.
Ketika mendapat cobaan dari Allah
SWT, ia tidak pernah mengeluh
sedikitpun, bahkan ia lebih
mendekatkan dirinya kepada-Nya.
Kesabarannya telah diabadikan Allah
SWT di dalam Al Qur'an Surah Al
Anbiya': 85 - 86. Kesabaran yang ada
pada dirinya kelak akan
membawanya menjadi seorang Raja
seperti yang telah diucapkan nabi
Ibrahim AS dan Nabi Ishaq AS.
Semua keturunannya akan menjadi
pemimpin dan panutan bagi
kaumnya.
Zulkifli Menjadi Raja
Diceritakan bahwa pada masa
kenabian Zulkifli, ada seorang raja
yang sudah tua dan tidak diberi
keturunan sama sekali. Ia sangat
bingung dan gelisah mengenai
penggantinya kelak. Raja itu adalah
pemimpin yang bijaksana. Ia tidak
pernah mementingkan dirinya,
semua pikirannya ditumpahkan pada
negaranya.
Suatu hari raja mengadakan
sayembara kepada suluruh
rakyatnya. Isi sayembara itu ialah
untuk memberi kesempatan kepada
seluruh rakyatnya agar bisa
memimpin negaranya. Persyaratan
yang diminta sangatlah berat bagi
ukuran rakyatnya.
Meskipun demikian raja tetap
mengajukan persyaratan itu sebab ia
fikir jika pada siang hari puasa dan
malam hari menjalankan ibadah
tentu akan dicontoh rakyatnya. Jika
Raja yang akan menggantikannya
tidak pernah menjalankan
persyaratan itu tentulah rakyatnya
akan meniru pula.
Kabar sayembara itu sangatlah cepat
menyebar. Dalam waktu singkat,
rakyat berdatangan menuju istana.
Hampir semua lapisan masyarakat
datang untuk mengikuti sayembara
tersebut. Zulkifli juga hadir dengan
perasaan tidak menentu.
Tibalah saatnya mereka berkumpul
di alun-alun yang luas. Raja sejak
pagi ada di sana. Ia berkata kira-
kira: "Wahai rakyatku, kini usiaku
sudah tua dan tidak memperoleh
seorang keturunanpun. Maka untuk
meneruskan kejayaan kerajaan ini,
aku mengambil salah satu dari
kalian. Aku tidak ingin raja yang
hendak menggantikan kedudukanku
dari insan sembarangan. Ketahuilah
bahwa titah raja selalu dituruti dan
tingkah laku rajanya akan diikuti
oleh rakyatnya. Untuk itulah aku
mengajukan satu persyaratan, yaitu
pada siang hari melakukan puasa
dan malam hari melakukan ibadah."
Raja memberikan kesempatan
kepada rakyatnya untuk mengangkat
tangannya yang sanggup
menjalankan persyaratan itu. Namun
tidak ada seorangpun yang
mengangkat tangannya. Tiba-tiba,
Zulkifli mengangkat tangannya dan
berkata (kira-kira):" Hamba sanggup
menjalankan puasa di siang hari dan
menjalankan ibadah di malam hari."
Para hadirin merasa terkejut denga
ucapan Zulkifli. Begitu pula raja. Ia
tidak yakin padanya karena usianya
masih sangat muda. Bagaimana
mungkin ia sanggup menjalankan
persyaratan tersebut. Raja berkata:
"Hai anak muda, jangan main-main.
Sayembara ini adalah untuk
kepentingan rakyat dan negeri ini."
Dengan tenang Zulkifli melangkah ke
hadapan raja.
"Wahai raja junjungan hamba, saya
tidak main-main dengan ucapanku.
Saya akan berusaha untuk
melakukan persyaratan yang paduka
berikan." Semula raja tidak dapat
menerimanya karena faktor usianya
yang masih sangat muda. Namun
raja juga mempunyai keyakinan
bahwa anak muda itu kelak akan
memerintah rakyatnya dengan
penuh kebajikan sebab dari sekian
banyak rakyatnya yang hadir di alun-
alun itu, hanya anak muda itu yang
sanggup menjalankan persyaratan
yang ia berikan. Akhirnya raja
setuju, dan sejak saat itu, Zulkifli
dinobatkan menjadi raja. Raja
merasa senang sebab Zulkifli tetap
memenuhi janjinya bahwa ia akan
berpuasa di siang hari dan
menjalankan ibadah di malam hari.
Ia sangat yakin kalau rakyatnya akan
mendapatkan kedamaian di bawah
kepemimpinan Zulkifli. Raja yang tua
itupun menghembuskan nafasnya
terakhir dengan tenang.
Namun sebelum ia menghembuskan
bafasnya, ia sempat berpesan kepada
Zulkifli agar tetap menjalankan
persyaratannya sepeninggal dia. Ia
takut kalau ia meninggal, Zulkifli
akan meninggalkan janjinya itu.
Zulkifli meyakinkan raja dan
bersumpah bahwa ia akan tetap
menjalankan persyaratan tersebut.
Iblis Menggoda Zulkifli
Karena Zulkifli sangat menghormati
tamunya, maka iblis mencoba untuk
menggodanya. Ia berpura-pura
menjadi tamu di malam hari, ketika
raja mau tidur.
"Siapa yang ada diluar, silahkan
masuk!" Kata Raja setelah shalat.
Setelah menunggu agak lama,
terdengar pintu diketuk orang.
Setelah dipersilahkan masuk oleh
raja, tamu itu tidak menjawab sama
sekali.
Seusai dzikir, Nabi Zulkifli
mendatangi pintu itu dan
membukanya. Ia sangat heran sebab
tidak ada orang. Begitu pintu ditutup,
pintu kembali diketuk. Akhirnya
Nabi Zulkifli membuka pintu itu dan
tidak menutupnya. Ia yakin bahwa
tamu yang hendak datang ke
rumahnya mempunyai kepentingan
yang harus diselesaikan malam itu
juga. Ia berpikiran seperti itu sebab
tidak pernah ia menerima tamu pada
malam hari.
Tidak lama kemudian, muncullah
tamu yang ditunggu-tunggu itu.
Terlebih dahulu ia mengucapkan
salam dan dibalas dengan ucapan
salam juga oleh Nabi Zulkifli.
"Silahkan masuk tuan," kata Nabi
Zulkifli mempersilahkan tamunya
masuk. Kemudian mereka duduk
berhadapan yang dibatasi oleh meja.
Nabi Zulkifli kemudian menanyakan
maksud kedatangannya. Tamu itu
menundukkan mukanya dan
menjawab:" Ampun tuanku, memang
ada keperluan yang mendesak sekali
sehingga hamba bertamu pada
malam hari begini. Lagi pula rumah
hamba sangatlah jauh dari sini."
jawab tamu itu yang tidak lain adalah
iblis yang menyerupai manusia.
"Ceritakan masalah yang sedang
engkau hadapi, siapa tahu aku dapat
membantunya," kata Nabi Zulkifli.
Kemudian tamu itu menceritakan
semua persoalannya. Pada dasarnya
tamu itu meminta agar masalahnya
dituntaskan pada malam itu juga.
"Begini saja, biar penasehatku yang
akan memecahkan masalah ini," kata
Nabi Zulkifli. Namun tamu itu tetap
ngotot agar Zulkifli langsung yang
menyelesaikan persoalannya. Ia
berkata:" Hamba tidak mau jika
orang lain menyelesaikan
persoalanku. Hamba mau tuan
sendiri yang menyelesaikannya.
Akhirnya Nabi Zulkifli bersedia
menyelesaikan masalah itu sendiri.
Tamunya pun puas. Raja pun pergi
tidur. Namun sebelumnya ia
menyuruh agar tamunya itu pulang
besok pagi saja. Namun, betapa
terkejutnya Nabi Zulkifli ketika pada
pagi hari, tamunya sudah tidak ada
lagi. Ia tahu bahwa tamu semalam
adalah Iblis.
Meskipun jam tidurnya terganggu
dengan adanya tamu itu, Nabi
Zulkifli tidak pernah mengeluh
sebab ia menganggap bahwa tamu
adalah berkah. Menolak tamu
berarti menolak berkah.
demikian kisah Nabi Zulkifli AS
semoga bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates