Minggu, 18 November 2012

Kisah 25 Nabi dan Rasul - Nabi Ya'qub AS -

kisah Nabi ya'qub AS,baiklah kali ini
kita akan membahas kisah Nabi ya'qub
AS pada zaman rasul.
Nabi Ya'qub adalah putera dari Nabi
Ishaq bin Ibrahim sedang ibunya adalah
anak saudara dari Nabi Ibrahim,
bernama Rifqah binti A'zar. Ia adalah
saudara kembar dari putera Ishaq yang
kedua bernama Ishu.
Antara kedua saudara kembar ini tidak
terdapat suasana rukun dan damai serta
tidak ada menaruh kasih-sayang satu
terhadap yang lain bahkan Ishu
mendendam dengki dan iri hati terhadap
Ya'qub saudara kembarnya yang
memang dimanjakan dan lebih disayangi
serta dicintai oleh ibunya. Hubungan
mereka yang renggang dan tidak akrab
itu makin buruk dan tegang setelah
diketahui oleh Ishu bahwa Ya'qublah
yang diajukan oleh ibunya ketika
ayahnya minta kedatangan anak-
anaknya untuk diberkahi dan didoakan,
sedangkan dia tidak diberitahu dan
karenanya tidak mendapat kesempatan
seperti Ya'qub memperoleh berkah dan
doa ayahnya, Nabi Ishaq.
Melihat sikap saudaranya yang bersikap
kaku dan dingin dan mendengar kata-
kata sindirannya yang timbul dari rasa
dengki dan irihati, bahkan ia selalu
diancam maka datanglah Ya'qub kepada
ayahnya mengadukan sikap permusuhan
itu. Ia berkata mengeluh : " Wahai
ayahku! Tolonglah berikan fikiran
kepadaku, bagaimana harus aku
menghadapi saudaraku Ishu yang
membenciku mendendam dengki
kepadaku dan selalu menyindirku
dengan kata-kata yang menyakitkan
hatiku, sehinggakan menjadihubungan
persaudaraan kami ber dua renggang
dan tegang tidak ada saling cinta
mencintai saling sayang-menyayangi. Dia
marah karena ayah memberkahi dan
mendoakan aku agar aku memperolehi
keturunan soleh, rezeki yang mudah dan
kehidupan yang makmur serta
kemewahan . Dia menyombongkan diri
dengan kedua orang isterinya dari suku
Kan'aan dan mengancam bahwa anak-
anaknya dari kedua isteri itu akan
menjadi saingan berat bagi anak-anakku
kelak didalam pencarian dan
penghidupan dan macam-macam
ancaman lain yang mencemas dan
menyesakkan hatiku. Tolonglah ayah
berikan aku fikiran bagaimana aku dapat
mengatasi masalah ini serta
mengatasinya dengan cara
kekeluargaan.
Berkata si ayah, Nabi Ishaq yang
memang sudah merasa kesal hati
melihat hubungan kedua puteranya yang
makin hari makin meruncing:" Wahai
anakku, karena usiaku yang sudah lanjut
aku tidak dapat menengahi kamu berdua
ubanku sudah menutupi seluruh
kepalaku, badanku sudah membongkok
raut mukaku sudah kisut berkerut dan
aku sudak berada di ambang pintu
perpisahan dari kamu dan meninggalkan
dunia yang fana ini. Aku khuatir bila aku
sudah menutup usia, gangguan
saudaramu Ishu kepadamu akan makin
meningkat dan ia secara terbuka akan
memusuhimu, berusaha mencari
kecelakaan mu dan kebinasaanmu. Ia
dalam usahanya memusuhimu akan
mendapat sokongan dan pertolongan
dan saudara-saudara iparnya yang
berpengaruh dan berwibawa di negeri
ini. Maka jalan yang terbaik bagimu,
menurut fikiranku, engkau harus pergi
meninggalkan negeri ini dan berhijrah
engkau ke Fadan A'raam di daerah Irak,
di mana bermukin bapa saudaramu
saudara ibumu Laban bin Batu;il. Engkau
dapat mengharap dikahwinkan kepada
salah seorang puterinya dan dengan
demikian menjadi kuatlah kedudukan
sosialmu disegani dan dihormati orang
karena karena kedudukan mertuamu
yang menonjol di mata masyarkat.
Pergilah engkau ke sana dengan iringan
doa drpku semoga Allah memberkahi
perjalananmu, memberi rezeki murah
dan mudah serta kehidupan yang tenang
dan tenteram.
Nasihat dan anjuran si ayah mendapat
tempat dalam hati si anak. Ya'qub
melihat dalam anjuran ayahnya jalan
keluar yang dikehendaki dari krisis
hubungan persaudaraan antaranya dan
Ishu, apalagi dengan mengikuti saranan
itu ia akan dapat bertemu dengan bapa
saudaranya dan anggota-anggota
keluarganya dari pihak ibunya .Ia segera
berkemas-kemas membungkus barang-
barang yang diperlukan dalam perjalanan
dan dengan hati yang terharu serta air
mata yang tergenang di matanya ia
meminta kepada ayahnya dan ibunya
ketika akan meninggalkan rumah.
Nabi Ya'qub Tiba di Irak
Dengan melalui jalan pasir dan Sahara
yang luas dengan panas mataharinya
yang terik dan angi samumnya {panas}
yang membakar kulit, Ya'qub
meneruskan perjalanan seorang diri,
menuju ke Fadan A'ram dimana bapa
saudaranya Laban tinggal. Dalam
perjalanan yang jauh itu , ia sesekali
berhenti beristirehat bila merasa letih
dan lesu .Dan dalam salah satu tempat
perhentiannya ia berhenti karena sudah
sgt letihnya tertidur dibawah teduhan
sebuah batu karang yang besar .Dalam
tidurnya yang nyenyak, ia mendapat
mimpi bahwa ia dikurniakan rezeki luas,
penghidupan yang aman damai, keluarga
dan anak cucuc yang soleh dan bakti
serta kerajaan yang besar dan makmur.
Terbangunlah Ya'qub dari tidurnya,
mengusapkan matanya menoleh ke
kanan dan ke kiri dan sedarlah ia bahawa
apa yang dilihatnya hanyalah sebuah
mimpi namun ia percaya bahwa
mimpinya itu akan menjadi kenyataan di
kemudian hari sesuia dengan doa
ayahnya yang masih tetap mendengung
di telinganya. Dengan diperoleh mimpi
itu ,ia merasa segala letih yang
ditimbulkan oleh perjalanannya menjadi
hilang seolah-olah ia memperolehi
tanaga baru dan bertambahlah
semangatnya untuk secepat mungkin
tiba di tempat yang di tuju dan
menemui sanak-saudaranya dari pihak
ibunya.
Tiba pada akhirnya Ya'qub di depan
pintu gerbang kota Fadan A'ram setelah
berhari-hari siang dan malam
menempuh perjalanan yang
membosankan tiada yang dilihat selain
dari langit di atas dan pasir di bawah.
Alangkah lega hatinya ketika ia mulai
melihat binatang-binatang peliharaan
berkeliaran di atas ladang-ladang
rumput ,burung-burung berterbangan di
udara yang cerah dan para penduduk
kota berhilir mundir mencari nafkah dan
keperluan hidup masing-masing.
Sesampainya disalah satu persimpangan
jalan ia berhenti sebentar bertanya salah
seorang penduduk di mana letaknya
rumah saudara ibunya Laban barada.
Laban seorang kaya-raya yang kenamaan
pemilik dari suatu perusahaan
perternakan yang terbesar di kota itu
tidak sukar bagi seseorang untuk
menemukan alamatnya. Penduduk yang
ditanyanya itu segera menunjuk ke arah
seorang gadis cantik yang sedang
menggembala kambing seraya berkata
kepada Ya'qub:"Kebetulan sekali, itulah
dia puterinya Laban yang akan dapat
membawamu ke rumah ayahnya, ia
bernama Rahil.
Dengan ahti yang berdebar, pergilah
Ya'qub menghampiri yang ayu itu dan
cantik itu, lalu dengan suara yang
terputus-putus seakan-akan ada sesuatu
yang mengikat lidahnya ,ia mengenalkan
diri, bahwa ia adalah saudara sepupunya
sendiri. Ibunya yang bernama Rifqah
adalah saudara kandung dair ayah si
gadis itu. Selanjutnya ia menerangkan
kepada gadis itu bahwa ia datang ke
Fadam A'raam dari Kan'aan dengan
tujuan hendak menemui Laban ,ayahnya
untuk menyampaikan pesanan Ishaq,
ayah Ya'qub kepada gadis itu. Maka
dengan senang hati sikap yang ramah
muka yang manis disilakan ya'qub
mengikutinya berjalan menuju rumah
Laban bapa saudaranya.
berpeluk-pelukanlah dengan mesranya si
bapa saudara dengan anak saudara,
menandakan kegembiraan masing-
masing dengan pertemuan yang tidak
disangka-sangka itu dan mengalirlah
pada pipi masing-masing air mata yang
dicucurkan oleh rasa terharu dan
sukcita. Maka disapkanlah oleh Laban
bin Batu'il tempat dan bilik khas untuk
anak saudaranya Ya'qub yang tidak
berbeda dengan tempat-tempat anak
kandungnya sendiri di mana ia dapat
tinggal sesuka hatinya seperti di
rumahnya sendiri.
Setelah selang beberapa waktu tinggal di
rumah Laban ,bapa saudaranya sebagai
anggota keluarga disampaikan oleh
Ya'qub kdp bapa saudranya pesanan
Ishaq ayahnya, agar mereka berdua
berbesan dengan mengahwinkannya
kepada salah seorang dari puteri-
puterinya. Pesanan tersebut di terima
oleh Laban dan setuju akan
mengahwinkan Laban dengan salah
seorang puterinya, dengan syarat
sebagai maskahwin, ia harus
memberikan tenaga kerjanya di dalam
perusahaan penternakan bakal
mentuanya selama tujuh tahun. Ya'qub
menyetujuinya syarat-syarat yang
dikemukakan oleh bapa saudaranya dan
bekerjalah ia sebagai seorang pengurus
perusahaan penternakan terbesar di
kota Fadan A'raam itu.
Setelah mas tujuh tahun dilampaui oleh
Ya'qub sebagai pekerja dalam
perusahaan penternakan Laban ,ia
menagih janji bapa saudaranya yang
akan mengambilnya sebagai anak
menantunya. Laban menawarkan kepada
ya'qub agar menyunting puterinya yang
bernama Laiya sebagai isteri, namun
anak saudaranya menghendaki Rahil adik
dari Laiya, kerana lebih cantik dan lebih
ayu dari Laiya yang ditawarkannya
itu.Keinginan mana diutarakannya
secara terus terang oleh Ya'qub kepada
bapa saudaranya, yang juga dari pihak
bapa saudaranya memahami dan
mengerti isi hati anak saudaranya itu.
Akan tetapi adat istiadat yang berlaku
pada waktu itu tidak mengizinkan
seorang adik melangkahi kakaknya
kahwin lebih dahulu. karenanya sebagi
jalan tengah agak tidak mengecewakan
Ya'qub dan tidak pula melanggar
peraturan yang berlaku, Laban
menyarankan agar anak saudaranya
Ya'qub menerima Laiya sebagai isteri
pertama dan Rahil sebagai isteri kedua
yang akan di sunting kelak setelah ia
menjalani mas kerja tujuh tahun di
dalam perusahaan penternakannya.
Ya'qub yang sangat hormat kepada bapa
saudaranya dan merasa berhutang budi
kepadanya yang telah menerimanya di
rumah sebagai keluarga, melayannya
dengan baik dan tidakdibeda-bedakan
seolah-olah anak kandungnya sendiri,
tidak dapat berbuat apa-apa selain
menerima cadangan bapa saudaranya
itu . Perkahwinan dilaksanakan dan
kontrak untuk masa tujuh tahun kedua
ditanda-tangani.
Begitu masa tujuh tahun kedua berakhir
dikahwinkanlah Ya'qub dengan Rahil
gadis yang sangat dicintainya dan selalu
dikenang sejak pertemuan pertamanya
tatkala ia masuk kota Fadan A'raam.
Dengan demikian Nabi Ya'qub
beristerikan dua wanita bersaudara,
kakak dan adik, hal mana menurut
syariat dan peraturan yang berlaku pada
waktu tidak terlarang akan tetapi oleh
syariat Muhammad s.a.w. hal semacam
itu diharamkan.
Laban memberi hadiah kepada kedua
puterinya iaitu kedua isteri ya'qub
seorang hamba sahaya untuk menjadi
pembantu rumahtangga mereka. Dan
dari kedua isterinya serta kedua hamba
sahayanya itu Ya'qub dikurniai dua belas
anak, di antaraya Yusuf dan Binyamin
dari ibu Rahil sedang yang lain dari
Laiya.
Kisah Nabi Ya'qub Di Dalam Al-Quran
Kisah Nabi Ya'qub tidak terdapat dalam
Al-Quran secara tersendiri, namun
disebut-sebut nama Ya'qub dalam
hubungannya dengan Ibrahim, Yusuf dan
lain-lain nabi. Bahn kisah ini adalah
bersumberkan dari kitab-kitab tafsir dan
buku-buku sejarah.
sekian kisah Nabi ya'qub AS semoga
bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates