Minggu, 18 November 2012

Kisah 25 Nabi dan Rasul - Nabi Daud AS -

baiklah kali ini kita akan membahas
kisah Nabi Daud AS pada zaman
rasul, nah ni kisah nabi dan rasul kita
selanjutnya, semoga bermanfaat
untujk kita semua..
Daud bin Yisya adalah salah seorang
dari tiga belas bersaudara turunan
ketiga belas dari Nabi Ibrahim a.s. Ia
tinggal bermukim di kota Baitlehem,
kota kelahiran Nabi Isa a.s. bersama
ayah dan tiga belas saudaranya.
Daud Dan Raja Thalout
Ketika raja Thalout raja Bani Isra'il
mengerahkan orang supaya
memasuki tentera dan menyusun
tentera rakyat untuk berperang
melawan bangsa Palestin, Daud
bersama dua orang kakaknya
diperintahkan oleh ayahnya untuk
turut berjuang dan menggabungkan
diri ke dalam barisan askar Thalout.
Khusus kepada Daud sebagai anak
yang termuda di antara tiga
bersaudara, ayahnya berpesan agar
ia berada di barisan belakang dan
tidak boleh turut bertempur. Ia
ditugaskan hanya untuk melayani
kedua kakaknya yang harus berada
dibarisan depan, membawakan
makanan dan minuman serta
keperluan-2 lainnya bagi mereka, di
samping ia harus dari waktu ke
waktu memberi lapuran kepada
ayahnya tentang jalannya
pertempuran dan keadaan kedua
kakaknya di dalam medan perang. Ia
sesekali tidak diizinkan maju ke garis
depan dan turut bertempur,
mengingatkan usianya yang masih
muda dan belum ada pengalaman
berperang sejak ia dilahirkan.
Akan tetapi ketika pasukan Thalout
dari Bani Isra'il berhadapan muka
dengan pasukan Jalout dari bangsa
Palestin, Daud lupa akan pesan
ayahnya tatkala mendengar suara
Jalout yang nyaring dengan penuh
kesombongan menentang mengajak
berperang, sementara jaguh-jaguh
perang Bani Isra'il berdiam diri
sehinggapi rasa takut dan kecil hati.
Ia secara spontan menawarkan diri
untuk maju menghadapi Jalout dan
terjadilah pertempuran antara
mereka berdua yang berakhir
dengan terbunuhnya Jalout
sebagaimana telah diceritakan dalam
kisah sebelum ini.
Sebagai imbalan bagi jasa Daud
mengalahkan Jalout maka dijadikan
menantu oleh Thalout dan
dikahwinkannya dengan puterinya
yang bernama Mikyal, sesuai dengan
janji yang telah diumumkan kepada
pasukannya bahwa puterinya akan
dikahwinkan dengan orang yang
dapat bertempur melawan Jalout dan
mengalahkannya.
Di samping ia dipungut sebagai
menantu, Daud diangkat pula oleh
raja Thalout sebagai penasihatnya
dan orang kepercayaannya. Ia
disayang, disanjung dan dihormati
serta disegani bukan sahaja oleh
mertuanya bahkan oleh seluruh
rakyat Bani Isra'il yang melihatnya
sebagai pahlawan bangsa yang telah
berhasil mengangkat keturunan serta
darjat Bani Isra'il di mata bangsa-2
sekelilingnya.
Suasana keakraban, saling sayang
dan saling cinta yang meliputi
hubungan sang menantu Daud
dengan sang mertua Thalout tidak
dapat bertahan lama. Pada akhir
waktunya Daud merasa bahwa ada
perubahan dalam sikap mertuanya
terhadap dirinya. Muka manis yang
biasa ia dapat dari mertuanya
berbalik menjadi muram dan kaku,
kata-katanya yang biasa didengar
lemah-lembut berubah menjadi kata-
kata yang kasar dan keras. Bertanya
ia kepada diri sendiri gerangan
apakah kiranya yang menyebabkan
perubahan sikap yang mendadak itu?
Adakah hal-hal yang dilakukan yang
dianggap oleh mertuanya kurang
layak, sehingga menjadikan ia marah
dan benci kepadanya? Ataukah
mungkin hati mertuanya termakan
oleh hasutan dan fitnahan orang
yang sengaja ingin merusakkan
suasana harmoni dan damai di dalam
rumah tangganya? Bukankah ia
seorang menantu yang setia dan taat
kepada mertuanta yang telah
memenuhi tugasnya dalam perang
sebaik yang oa harapkan? dan
bukankah ia selalu tetap bersedia
mengorbankan jiwa raganya untuk
membela dan mempertahankan
kekekalan kerajaan mertuanya?
Daud tidak mendapat jawapan yang
memuaskan atas pertanyaan-2 yang
melintasi fikirannya itu. IA kemudian
kembali kepada dirinya sendiri dan
berkata dalam hatinya mungkin apa
yang ia lihat sebagai perubahan sikap
dan perlakuan dari mertuannya itu
hanya suatu dugaan dan prasangka
belaka dari pihaknya dan kalau pun
memang ada maka mungkin
disebabkan oleh urusan-2 dan
masalah-2 peribadi dari mertua yang
tidak ada sangkut-pautnya dengan
dirinya sebagai menantu.
demikianlah dia mencuba
menenangkan hati dan fikirannya
yang masyangul yang berfikir
selanjutnya tidak akan
mempedulikan dan mengambil kisah
tentang sikap dan tindak-tanduk
mertuanya lebih jauh.
Pada suatu malam gelap yang sunyi
senyap, ketika ia berada di tempat
tidur bersam isterinya Mikyal. Daud
berkata kepada isterinya: "Wahai
Mikyal, entah benarkah aku atau
salah dalam tanggapanku dan apakah
khayal dan dugaan hatiku belaka
atau sesuatu kenyataan apa yang aku
lihat dalam sikap ayahmu terhadap
diriku? Aku melihat akhir-2 ini ada
perubahan sikap dari ayahmu
terhadap diriku. Ia selalu
menghadapi aku dengan muka
muram dan kaku tidak seperti
biasanya. Kata-katanya kepadaku
tidak selamah lembut seperti dulu.
Dari pancaran pandangannya
kepadaku aku melihat tanda-2
antipati dan benci kepadaku. Ia
selalu menggelakkan diri dari duduk
bersama aku bercakap-cakap dan
berbincang-bincang sebagaimana
dahulu ia lakukan bila ia melihatku
berada di sekitarnya."
Mikyal menjawab seraya menghela
nafas panjang dan mengusap air
mata yang terjatuh di atas pipinya:
"Wahai Daud aku tidak akan
menyembunyikan sesuatu
daripadamu dan sesekali tidak akan
merahsiakan hal-hal yang sepatutnya
engkau ketahui. Sesungguhnya sejak
ayahku melihat bahawa
keturunanmu makin naik di mata
rakyat dan namamu menjadi buah
mulut yang disanjung-sanjung
sebagai pahlawan dan penyelamat
bangsa, ia merasa iri hati dan khuatir
bila pengaruhmu di kalangan rakyat
makin meluas dan kecintaan mereka
kepadamu makin bertambah, hal itu
akan dapat melemahkan
kekuasaannya dan bahkan mungkin
mengganggu kewibawaan
kerajaannya. Ayahku walau ia
seorang mukmin berilmu dan bukan
dari keturunan raja menikmati
kehidupan yang mewah, menduduki
yang empuk dan merasakan
manisnya berkuasa. Orang
mengiakan kata-katanya,
melaksanakan segala perintahnya
dan membungkukkan diri jika
menghadapinya. Ia khuatir akan
kehilangan itu semua dan kembali ke
tanah ladangnya dan usaha
ternaknya di desa. Kerananya ia
tidak menyukai orang menonjol yang
dihormati dan disegani rakyat
apalagi dipuja-puja dan dianggapnya
pahlawan bangsa seperti engkau. Ia
khuatir bahawa engkau kadang-2
dapat merenggut kedudukan dan
mahkotanya dan menjadikan dia
terpaksa kembali ke cara hidupnya
yang lama sebagaimana tiap raja
meragukan kesetiaan tiap orang dan
berpurba sangka terhadap
tindakan-2 orang-2nya bila ia belum
mengerti apa yang dituju dengan
tindakan-2 itu."
"Wahai Daud", Mikyal meneruskan
ceritanya, "Aku mendapat tahu
bahawa ayahku sedang memikirkan
suatu rencana untuk menyingkirkan
engkau dan mengikis habis
pengaruhmu di kalangan rakyat dan
walaupun aku masih merayukan
kebenaran berita itu, aku rasa tidak
ada salahnya jika engkau dari
sekarang berlaku waspada dan hati-
hati terhadap kemungkinan terjadi
hal-hal yang malang bagi dirimu."
Daud merasa hairan kata-kata
isterinya itu lalu ia bertanya kepada
dirinya sendiri dan kepada isterinya:
"Mengapa terjadi hal yang
sedemikian itu? Mengapa kesetiaku
diragukan oleh ayah mu, padahal aku
dengan jujur dan ikhlas hati
berjuang di bawah benderanya,
menegakkan kebenaran dan
memerangi kebathilan serta
mengusir musuh ayahmu, Thalout
telah kemasukan godaan Iblis yang
telah menghilangkan akal sihatnya
serta mengaburkan jalan
fikirannya?" Kemudian tertidurlah
Daud selesai mengucapkan kata-kata
itu.
Pada esok harinya Daud terbangun
oelh suara seorang pesurh Raja yang
menyampaikan panggilan dan
perintah kepadanya untuk segera
datang menghadap.
Berkata sang raja kepada Daud yang
berdiri tegak di hadapannya: "Hai
Daud fikiranku kebelakang ini sgt
terganggu oleh sebuah berita yang
menrungsingkan. Aku mendengar
bahwa bangsa Kan'aan sedang
menyusun kekuatannya dan
mengerahkan rakyatnya untuk
datang menyerang dan menyerbu
daerah kita. Engkaulah harapan ku
satu-satunya, hai Daud yang akan
dapat menanganu urusan ini maka
ambillah pedangmu dan siapkanlah
peralatan perangmu pilihlah orang-
orang yang engkau percayai di
antara tenteramu dan pergilah serbu
mereka di rumahnya sebelum
sebelum mereka sempat datang
kemari. Janganlah engkau kembali
dari medan perang kecuali dengan
membawa bendera kemenangan
atau dengan jenazahmu dibawa di
atas bahu orang-orangmu."
Thalout hendak mencapi dua tujuan
sekaligus dengan siasatnya ini, ia
handak menghancurkan musuh yang
selalu mengancam negerinya dan
bersamaan dengan itu mengusirkan
Daud dari atas buminya karena
hampir dapat memastikan kepada
dirinya bahwa Daud tidak akan
kembali selamat dan pulang hidup
dari medan perang kali ini.
Siasat yang mengandungi niat jahat
dan tipu daya Thalout itu bukan
tidak diketahui oleh Daud. Ia merasa
ada udang disebalik batu dalam
perintah Thalout itu kepadanya,
namun ia sebagai rakyat yang setia
dan anggota tentera yang berdisiplin
ia menerima dan melaksanakan
perintah itu dengan sebaik-baiknya
tanpa mempedulikan atau
memperhitungkan akibat yang akan
menimpa dirinya.
Dengan bertawakkal kepada Allah
berpasrah diri kepada takdir-Nya
dan berbekal iman dan talwa di
dalam hatinya berangkatlah Daud
berserta pasukannya menuju daerah
bangsa Kan'aan. Ia tidak luput dari
lindungan Allah yang memang telah
menyuratkan dalam takdir-Nya
mengutuskan Daud sebagai Nabi dan
Rasul. Maka kembalilah Daud ke
kampung halamannya berserta
pasukannya dengan membawa
kemenangan gilang-gemilang.
Kedatangan Daud kembali dengan
membawa kemenangan diterima
oleh Thalout dengan senyum dan
tanda gembira yang dipaksakan oleh
dirinya. Ia berpura-pura menyambut
Daud dengan penghormatan yang
besar dan puji-pujian yang berlebih-
lebihan namun dalam dadanya
makin menyala-nyala api dendam
dan kebenciannya, apalagi
disadarinya bahwa dengan
berhasilnya Daud menggondol
kemenangan, pengaruhnya di mata
rakyat makin naik dan makin
dicintainyalah ia oleh Bani Isra'il
sehingga di mana saja orang
berkumpul tidak lain yang
dipercakapkan hanyalah tentang diri
Daud, keberaniannya, kecekapannya
memimpin pasukan dan
kemahirannya menyusun strategi
dengan sifat-sifat mana ia dapat
mengalahkan bangsa Kan'aan dan
membawa kembali ke rumah
kemenangan yang menjadi
kebanggaan seluruh bangsa.
Gagallah siasat Thalout
menyingkirkan Daud dengan
meminjam tangan orang-orang
Kan'aan. Ia kecewa tidak melihat
jenazah Daud diusung oleh orang-
orang nya yang kembali dari medan
perang sebagaimana yang ia
harapkan dan ramalkan, tetapi ia
melihat Daud dalam keadaan segar-
bugar gagah perkasa berada di
hadapan pasukannya menerima alu-
aluan rakyat dan sorak-sorainya
tanda cinta kasih sayang mereka
kepadanya sebagai pahlawan bangsa
yang tidak terkalahkan.
Thalout yang dibayang rasa takut
akan kehilangan kekuasaan melihat
makin meluasnya pengaruh Daud,
terutama sejak kembalinya dari
perang dengan bangsa Kan'aan,
berfikir jalan satu-satunya yang akan
menyelamatkan dia dari ancaman
Daud ialah membunuhnya secara
langsung. Lalu diaturlah rencana
pembunuhannya sedemikian
cermatnya sehingga tidak akan
menyeret namanya terbawa-bawa ke
dalamnya. Mikyal, isteri Daud yang
dapat mencium rancangan jahat
ayahnya itu, segera memberitahu
kepada suaminya, agar ia segera
menjauhkan diri dan meninggalkan
kota secepat mungkin sebelum
rancangan jahat itu sempat
dilaksanakan . Maka keluarlah Daud
memenuhi anjuran isterinya yang
setia itu meninggalkan kota diwaktu
malam gelap dengan tiada membawa
bekal kecuali iman di dada dan
kepercayaan yang teguh yang akan
inayahnya Allah dan rahmat-Nya.
Setelah berita menghilangnya Daud
dari istana Raja diketahui oleh
umum, berbondong-bondonglah
menyusul saudara-2nya, murid-2nya
dari para pengikutnya mencari
jejaknya untuk menyampaukan
kepadanya rasa setiakawan mereka
serta menawarkan bantuan dan
pertolongan yang mungkin
diperlukannya.
Mereka menemui Daud sudah agak
jauh dari kota, ia lagi istirahat seraya
merenungkan nasib yang ia alami
sebgai akibat dari perbuatan seorang
hamba Allah yang tidak mengenal
budi baik sesamanya dan yang selalu
memperturutkan hawa nafsunya
sekadar untuk mempertahankan
kekuasaan duniawinya. Hamba Allah
itu tidak sedar, fikir Daud bahwa
kenikmatan dan kekuasaan duniawi
yang ia miliki adalah pemberian
Allah yang sewaktu-waktu dapat
dicabut-Nya kembali daripadanya.
Daud Dinobatkan Sebagai Raja
Raja Thalout makin lama makin
berkurang pengaruhnya dan merosot
kewibawaannya sejak ia ditingglkan
oleh Daud dan diketahui oleh rakyat
rancangan jahatnya terhadap orang
yang telah berjasa membawa
kemenangan demi kemenangan bagi
negara dan bangsanya. Dan sejauh
perhargaan rakyat terhadap Thalout
merosot, sejauh itu pula cinta kasih
mereka kepada Daud makin
meningkat, sehingga banyak diantara
mereka yang lari mengikuti Daud
dan menggabungkan diri ke dalam
barisannya, hal mana menjaadikan
Thalout kehilangan akal dan tidak
dapat menguasai dirinya. IA lalu
menjalankan siasat tangan besi,
menghunus pedang dan membunuh
siapa saja yang ia ragukan
kesetiaannya, tidak terkecuali di
antara korban-2nya terdapat para
ulama dan para pemuka rakyat.
Thalout yang mengetahui bahawa
Daud yang merupakan satu-satunya
saingan baginya masih hidup yang
mungkin sekali akan menuntut balas
atas pengkhianatan dan rancangan
jahatnya, merasakan tidak dapat
tidur nyenyak dan hidup tebteram di
istananya sebelum ia melihatnya
mati terbunuh. Kerananya ia
mengambil keputusan untuk
mengejar Daud di mana pun ia
berada, dengan sisa pasukan
tenteranya yang sudah goyah
disiplinnya dan kesetiaannya kepada
Istana. Ia fikir harus cepat-2
membinasakan Daud dan para
pengikutnya sebelum mereka
menjadi kuat dan bertambah banyak
pengikutnya.
Daud bersert para pengikutnya pergi
bersembunyi di sebuah tempat
persembunyian tatkala mendengar
bahwa Thalout dengan askarnya
sedang mengejarnya dan sedang
berada Tidak jauh dari tempat
persembunyiannya. Ia menyuruh
beberapa orang drp para
pengikutnya untuk melihat dan
mengamat-amati kedudukan Thalout
yang sudah berada dekat dari tempat
mereka bersembunyi. Mereka
kembali memberitahukan kepada
Daud bahawa Thalout dan askarnya
sudah berada di sebuah lembah
dekat dengan tempat mereka dan
sedang tertidur semuanya dengan
nyenyak. Mereka berseru kepada
Daud jangan menyia-nyiakan
kesempatan yang baik ini untuk
memberi pukulan yang memastikan
kepada Thalout dan askarnya.
Anjuran mereka ditolak oleh Daud
dan ia buat sementara merasa cukup
sebagai peringatan pertama bagi
Thalout menggunting saja sudut
bajunya selagi ia nyenyak dalam
tidurnya.
Setelah Thalout terbangun dari
tidurnya, dihampirilah ia oleh Daud
yang seraya menunjukkan potongan
yang digunting dari sudut bajunya
berkatalah ia kepadanya: "Lihatlah
pakaian bajumu yang telah aku
gunting sewaktu engkau tidur
nyenyak. Sekiranya aku mahu
nescaya aku dengan mudah telah
membunuhmu dan menceraikan
kepalamu dari tubuhmu, namun aku
masih ingin memberi kesempatan
kepadamu untuk bertaubat dan ingat
kepada Tuhan serta membersihkan
hati dan fikiranmu dari sifat-sifat
dengki, hasut dan buruk sangka yang
engkau jadikan dalih untuk
membunuh orang sesuka hatimu."
Thalout tidak dapat
menyembunyikan rasa terkejutnya
bercampur malu yang nampak jelas
pada wajahnya yang pucat. Ia
berkata menjawab Daud: "Sungguh
engkau adalah lebih adil dan lebih
baik hati daripadaku. Engkau benar-
benar telah menunjukkan jiwa besar
dan perangai yang luhur. Aku harus
mengakui hal itu."
Peringatan yang diberikan oleh Daud
belum dapat menyedarkan Thalout.
Hasratnya yang keras untuk
mempertahankan kedudukannya
yang sudah lapuk itu menjadikan ia
lupa peringatan yang ia terima dari
Daud tatkala digunting sudut
bajunya. Ia tetap melihat Daud
sebagai musuh yang akan
menghancurkan kerajaannya dan
mengambil alih mahkotanya. Ia
merasa belum aman selama masih
hidup dikelilingi oleh para
pengikutnya yang makin lama makin
membesar bilangannya. Ia enggan
menarik pengajaran dan peristiwa
perguntingan bajunya dan mencuba
sekali lagi membawa askarnya
mengejar dan mencari Daud untuk
menangkapnya hidup atau mati.
Sampailah berita pengejaran Thalout
ke telinga Daud buat kali keduanya,
maka dikirimlah pengintai oleh Daud
untuk mengetahui dimana tempat
askar Thalout berkhemah. Di
ketemukan sekali lagi mereka sedang
berada disebuah bukit tertidur
dengan nyenyaknya karena payah
kecapaian. Dengan melangkah
beberapa anggota pasukan yang lagi
tidur, sampailah Daud di tempat
Thalout yang lagi mendengkur dalam
tidurnya, diambilnyalah anak panah
yang tertancap di sebelah kanan
kepala Thalout berserta sebuah
kendi air yang terletak disebelah
kirinya. Kemudian dari atas bukit
berserulah Daud sekeras suaranya
kepada anggota pasukan Thalout
agar mereka bangun ari tidurnya
dan menjaga baik-baik keselamatan
rajanya yang nyaris terbunuh karena
kecuaian mereka. Ia mengundang
salah seorang dari anggota pasukan
untuk datang mengambil kembali
anak panah dan kendi air kepunyaan
raja yang telah dicuri dari sisinya
tanpa seorang pun dari mereka yang
mengetahuinya.
Tindakan Daud itu yang
dimaksudkan sebagai peringatan kali
kedua kepada Thalout bahwa
pasukan pengawal yang besar yang
mengelilinginya tidak akan dapat
menyelamatkan nyawanya bila Allah
menghendaki merenggutnya. Daud
memberi dua kali peringatan kepada
Thalout bukan dengan kata-kata
tetapi dengan perbuatan yang nyata
yang menjadikan ia merasa ngeri
membayangkan kesudahan hayatnya
andaikan Daud menuntut balas atas
apa yang ia telah lakukan dan
rancangkan untuk pembunuhannya.
Jiwa bsar yang telah ditunjukkan
oleh daud dalam kedua peristiwa itu
telah sangat berkesan dalam lubuk
hati Thalout.
Ia terbangun dari lamunannya dan
sedar bahawa ia telah jauh tersesat
dalam sikapnya terhadap Daud. Ia
sedar bahawa nafsu angkara murka
dan bisikan iblislah yang
mendorongkan dia merancangkan
pembunuhan atas diri Daud yang
tidak berdosa, yang setia kepada
kerajaannya, yang berkali-kali
mempertaruhkan jiwanya untuk
kepentingan bangsa dan negerinya,
tidak pernah berbuat kianat atau
melalaikan tugas dan kewajibannya.
Ia sedar bahawa ia telah berbuat
dosa besar dengan pembunuhan
yang telah dilakukan atas beberapa
pemuka agama hanya kerana purba
sangka yang tidak berdasar.
Thalout duduk seorang diri
termenung membalik-balik lembaran
sejarah hidupnya, sejak berada di
desa bersama ayahnya, kemudian
tanpa diduga dan disangka, berkat
rahmat dan kurnia Allah diangkatlah
ia menjadi raja Bani Isra'il dan
bagaimana Tuhan telah mengutskan
Daud untuk mendampinginya dan
menjadi pembantunya yang setia dan
komandan pasukannya yang gagah
perkasa yang sepatutnya atas jasa-
jasanya itu ia mendapat penghargaan
yang setinggi-tingginya dan bukan
sebagaimana ia telah lakukan yang
telah merancangkan
pembunuhannya dan mengejar-
gejarnya setelah ia melarikan diri
dari istana. Dan walaupun ia telah
mengkhianati Daud dengan
rancangan jahatnya, Daud masih
berkenan memberi ampun
kepadanya dalam dua kesempatan di
mana ia dengan mudah
membunuhnya andaikan dia mahu.
Membayangkan peristiwa-2 itu
semunya menjadi sesaklah dada
Thalout menyesalkan diri yang telah
terjerumus oleh hawa nafsu dan
godaan Iblis sehingga ia menyia-
nyiakan kurnia dan rahmat Allah
dengan tindakan-tindakan yang
bahkan membawa dosa dan murka
Allah. Maka untuk menebuskan dosa-
dosanya dan bertaubat kepada Allah,
Thalout akhirnya mengambil
keputusan keluar dari kota
melepaskan mahkotanya dan
meninggalkan istananya berserta
segala kebesaran dan kemegahannya
lalu pergilah ia berkelana dan
mengembara di atas bumi Allah
sampai tiba saatnya ia mendapat
panggilan meninggalkan dunia yang
fana ini menuju alam yang baka.
Syahdan, setelah istana kerajaan
Bani Isra'il ditinggalkan oleh Thalout
yang pergi tanpa meninggalkan
bekas, beramai-ramailah rakyat
mengangkat dan menobatkan Daud
sebagai raja yang berkuasa.
Nabi Daud mendapat Godaan
Daud dapat menangani urusan
pemerintahan dan kerajaan,
mengadakan peraturan dan
menentukan bagi dirinya hari-hari
khusus untuk melakukan ibadah dan
bermunajat kepada Allah, hari-hari
untuk peradilan, hari-hari untuk
berdakwah dan memberi
penerangan kepada rakyat dan hari-
hari menyelesaikan urusan-urusan
peribadinya.
Pada hari-hari yang ditentukan
untuk beribadah dan menguruskan
urusan-2 peribada, ia tidak
diperkenankan seorang pun
menemuinya dan mengganggu dalam
khalawatnya, sedang pada hari-hari
yang ditentukan untuk peradilan
maka ia menyiapkan diri untuk
menerima segala lapuran dan
keluhan yang dikemukan oleh
rakyatnya serta menyelesaikan
segala pertikaian dan perkelahian
yang terjadi diantara sesama
mereka. Peraturan itu diikuti secara
teliti dan diterapkan secara ketat
oleh para pengawal dan petugas
keamanan istana.
Pada suatu hari di mana ia harus
menutup diri untuk beribadah dan
berkhalwat datanglah dua orang
lelaki meminta izin dari para
pengawal untuk masuk bagi
menemui raja. Izin tidak diberikan
oleh para pengawal sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, namun
lelaki itu memaksa kehendaknya dan
melalui pagar yang dipanjat
sampailah mereka ke dalam istana
dan bertemu muka dengan Daud.
Daud yang sedang melakukan
ibadahnya terperanjat melihat kedua
lelaki itu sudah berada di depannya,
padahal ia yakin para penjaga pintu
istana tidak akan dapat melepaskan
siapa pun masuk istana menemuinya.
Berkatalah kedua tamu yang tidak
diundang itu ketika melihat wajah
Daud menjadi pucat tanda takut dan
terkejut: "Janganlah terkejut dan
janganlah takut. Kami berdua datang
kemari untuk meminta keputusan
yang adil dan benar mengenai
perkara sengketa yang terjadi antara
kami berdua."
Nabi Daud tidak dapat berbuat selain
daripada menerima mereka yang
sudah berada didepannya,
kendatipun tidak melalui prosedur
dan protokol yang sepatutnya.
Berkatalah ia kepada mereka setelah
pulih kembali ketenangannya dan
hilang rasa paniknya: "Cubalah
bentangkan kepadaku persoalanmu
dalam keadaan yang sebenarnya."
Berkata seorh daripada kedua lelaki
itu: "Saudaraku ini memilki sembilan
puluh sembilan ekor domba betina
dan aku hanya memilki seekor
sahaja. Ia menuntut dan
mendesakkan kepadaku agar aku
serahkan kepadanya dombaku yang
seekor itu bagi melengkapi
perternakannya menjadi genap
seratus ekor. Ia membawa macam-
macam alasan dan berbagai dalil
yang sangat sukar bagiku untuk
menolaknya, mengingatkan bahawa
ia memang lebih cekap berdebat dan
lebih pandai bertikam lidah
daripadaku."
Nabi Daud berpaling muka kepada
lelaki yang lain yang sedang seraya
bertanya: "Benarkah apa yang telah
diuraikan oleh saudara kamu ini?"
"Benar" ,jawab lelaki itu.
"Jika memang demikian halnya", kata
Daud, dengan marah "maka engkau
telah berbuat zalim kepada
saudaramu ini dan memperkosakan
hak miliknya dengan tuntutanmu itu.
Aku tidak akan membiarkan engkau
melanjutkan tindakanmu yang zalim
itu atau engkau akan menghadapi
hukuman pukulan pada wajah dan
hidungmu. Dan memang banyak di
antara orang-orang yang berserikat
itu yang berbuat zalim satu terhadap
yang lain kecuali mereka yang benar
beriman dan beramal soleh."
"Wahai Daud", berkata lelaki itu
menjawab, "sebenarnya engkaulah
yang sepatut menerima hukuman
yang engkau ancamkan kepadaku itu.
Bukankah engkau sudah mempunyai
sembilan puluh sembilan perempuan
mengapa engkau masih menyunting
lagi seorang gadis yang sudah lama
bertunang dengan seorang pemuda
anggota tenteramu sendiri yang setia
dan bakti dan sudah lama mereka
berdua saling cinta dan mengikat
janji."
Nabi Daud tercengang mendengar
jawapan lelaki yang berani, tegas dan
pedas itu dan sekali lagi ia
memikirkan ke mana sasaran dan
tujuan kata-kata itu, sekonyong-
konyong lenyaplah menghilang dari
pandangannya kedua susuk tubuh
kedua lelaki itu. Nabi Daud berdiam
diri tidak mengubah sikap duduknya
dan seraya termenung sedarlah ia
bahawa kedua lelaki itu adalah
malaikat yang diutuskan oleh Allah
untuk memberi peringatan dan
teguran kepadanya. Ia seraya
bersujud memohon ampun dan
maghfirah dari Tuhan atas segala
tindakan dan perbuatan yang tidak
diredhai oleh-Nya. Allah menyatakan
menerima taubat Daud, mengampuni
dosanya serta mengangkatnya ke
tingkat para nabi dan rasul-Nya.
Adapun gadis yang dimaksudkan
dalam percakapan Daud dengan
kedua malaikat yang menyerupai
sebagai manusia itu ialah "Sabigh
binti Sya'igh seorang gadis yang
berparas elok dan cantik, sedang
calon suaminya adalah "Uria bin
Hannan" seorang pemuda jejaka yang
sudah lama menaruh cinta dan
mengikat janji dengan gadis tersebut
bahwa sekembalinya dari medan
perang mereka berdua akan
melangsungkan perkhawinan dan
hidup sebagai suami isteri yang
bahagia. Pemuda itu telah secara
rasmi meminang Sabigh dari kedua
orang tuanya, yang dengan senang
hati telah menerima baik uluran
tangan pemuda itu.
Akan tetapi apa yang hendak
dikatakan sewaktu Uria bin Hannan
berada di negeri orang
melaksanakan perintah Daud
berjihad untuk menegakkan kalimah
Allah, terjadilah sesuatu yang
menghancurkan rancangan
syahdunya itu dn menjadilah cita-
citanya untuk beristerikan Sabigh
gadis yang diidam-idamkan itu,
seakan-akan impian atau
fatamorangana belaka.
Pada suatu hari di mana Uria masih
berada jauh di negeri orang
melaksanakan perintah Allah untuk
berjihad, tertangkaplah paras Sabigh
yang ayu itu oleh kedua belah mata
Daud dan dari pandangan pertama
itu timbullah rasa cinta di dalam hati
Daud kepada sang gadis itu, yang
secara sah adalah tunangan dari
salah seorang anggota tenteranya
yang setia dan cekap. Daud tidak
perlu berfikir lama untuk
menyatakan rasa hatinya terhadap
gadis yang cantik itu dan segera
mendatangi kedua orang tuanya
meminang gadis tersebut.
Gerangan orang tua siapakah yang
akan berfikir akan menolak uluran
tangan seorang seperti Daud untuk
menjadi anak menantunya.
Bukankah merupakan suatu
kemuliaan yang besar baginya untuk
menjadi ayah mertua dari Daud
seorang pesuruh Allah dan raja Bani
Isra'il itu. Dan walaupun Sabigh
telah diminta oleh Uria namin Uria
sudah lama meninggalkan
tunangannya dan tidak dapat
dipastikan bahwa ia akan cepat
kembali atau berada dalam keadaan
hidup. Tidak bijaksanalah fikir kedua
orang tua Sabigh untuk menolak
uluran tangan Daud hanya semata-
mata karena menantikan kedatangan
Uria kembali dari medan perang.
Maka diterimalah permintaan Daud
dan kepadanya diserahkanlah Sabigh
untuk menjadi isterinya yang sah.
Demikianlah kisah perkhawinan
Daud dan Sabigh yang menurut para
ahli tafsir menjadi sasaran kritik dan
teguran Allah melalui kedua malaikat
yang merupai sebagai dua lelaki
yang datang kepada Nabi Daud
memohon penyelesaian tentang
sengketa mereka perihal domba
betina mereka.
Hari Sabtunya Bani Isra'il
Di antara ajaran-2 Nabi Musa a.s.
kepada Bani Isra'il ialah bahawa
mereka mewajibkan untuk
mengkhususkan satu hari pada tiap
minggu bagi melakukan ibadah
kepada Allah mensucikan hati dan
fikiran mereka dengan berzikir,
bertahmid dan bersyukur atas segala
kurnia dan nikmat Tuhan, bersolat
dan melakukan perbuatan-2 yang
baik serta amal-2 soleh. Diharamkan
bagi mereka pada hari yang
ditentukan itu untuk berdagang dan
melaksanakan hal-hal yang bersifat
duniawi.
Pada mulanya hari Jumaatlah yang
ditunjuk sebagai hari keramat dan
hari ibadah itu, alan tetapi mereka
meminta dari Nabi Musa agar hari
ibadah itu dijatuhkan pada setiap
hari Sabtu, mengingatkan bahwa
pada hari itu Allah selesai
menciptakan makhluk-Nya. Usul
perubahan yang mereka ajukan itu
diterima oleh Nabi Musa, maka sejak
itu, hari Sabtu pada setiap minggu
daijadikan hari mulia dan suci, di
mana mereka tidak melakukan
perdagangan dan mengusahakan
urusan-2 duniawi. Mereka hanya
tekun beribadah dan ebrbuat amal-
amal kebajikan yang diperintahkan
oleh agama. Demikianlah hari
berganti hari, bulan berganti bulan
dan tahun berganti tahun namun
adat kebiasaan mensucikan hari
Sabtu tetap dipertahankan turun
temurun dan generasi demi
generasi.
Pada masa Nabi Daud berkuasa di
suatu desa bernama "Ailat" satu
diantara beberapa desa yang terletak
di tepi Laut Merah bermukim
sekelompok kaum dari keturunan
Bani Isra'il yang sumber
percariannya adalah dari
penangkapan ikan, perdagangan dan
pertukangan yang dilakukannya
setiap hari kecuali hari Sabtu.
Sebagai akibat dari perintah
mensucikan hari Sabtu di mana tiada
seorang malakukan urusan dagangan
atau penangkapan ikan, maka pasar-
pasar dan tempat-2 perniagaan di
desa itu menjadi sunyi senyap pada
tiap hari dan malam sabtu, sehingga
ikan-2 di laut tampak terapung-
apung di atas permukaan air, bebas
berpesta ria mengelilingi dua buah
batu besar berwarna putih terletak
ditepi laut dekat desa Ailat.Ikan-ikan
itu seolah-olah sudah terbiasa bahwa
pada tiap malam dan hari Sabtu
terasa aman bermunculan di atas
permukaan air tanpa mendapat
gangguan dari para nelayan tetapi
begitu matahari terbenam pada
Sabtu senja menghilanglah ikan-ikan
itu kembali ke perut dan dasar laut
sesuai dengan naluri yang dimiliki
oleh tiap binatang makhluk Allah.
Para nelayan desa Ailat yang pd hari-
hari biasa tidak pernah melihat ikan
begitu banyak terapung-apung di
atas permukaan air, bahkan sukar
mendapat menangkap ikan sebanyak
yang diharapkan, menganggap
adalah kesempatan yang baik dan
menguntungkan sekali bila mereka
melakukan penangkapan ikan pada
tiap malam dan hari Sabtu. Fikiran
itu tidak disia-siakan dan tanpa
menghiraukan perintah agama dan
adat kebiasaan yang sudah berlaku
sejak Nabi Musa memerintahkannya,
pergilah mereka ramai-ramai ke
pantai menangkap ikan di malam dan
hari yang terlarang itu, sehingga
berhasillah mereka menangkap ikan
sepuas hati mereka dan sebanyak
yang mereka harapkan, Berbeda
jauh dengan hasil mereka di hari-
hari biasa.
Para penganut yang setia dan para
mukmin yang soleh datang menegur
para orang fasiq yang telah berani
melanggar kesucian hari Sabtu.
Mereka diberi nasihat dan
peringatan agar menghentikan
perbuatan mungkar mereka dan
kembali mentaati perintah agama
serta menjauhkan diri dari semua
larangannya, supay menghindari
murka Allah yang dapat mencabut
kurnia dan nikmat yang telah
diberikan kepada mereka.
Nasihat dan peringatan para mukmin
itu tidak dihiraukan oleh para
nelayan yang membangkang itu
bahkan mereka makin giat
melakukan pelanggaran secara
demonstratif karena sayang akan
kehilangan keuntungan material
yang besar yang mereka perolrh dan
penangkapan ikan di hari-hari yang
suci. Akhirnya pemuka-pemuka
agama terpaksa mengasingkan
mereka dari pergaulan dan
melarangnya masuk ke dalam kota
dengan menggunakan senjata kalau
perlu.
Berkata para nelayan pembangkang
itu memprotes: "sesungguhnya kota
Ailat adalah kota dan tempat tinggal
kami bersama kami mempunyai hak
yang sama seperti kamu untuk
tinggal menetap di sini dan sesekali
kamu tidak berhak melarang kami
memasuki kota kami ini serta
melarang kami menggali sumber-2
kekayaan yang terdapat di sini bagi
kepentingan hidup kami. Kami tidak
akan meninggalkan kota kami ini dan
pergi pindah ke tempat lain. Dan jika
engkau enggan bergaul dengan kami
maka sebaiknya kota Ailat ini di bagi
menjadi dua bahagian dipisah oleh
sebuah tembok pemisah, sehingga
masing-2 pihak bebas berbuat dan
melaksanakan usahanya tanpa
diganggu oleh mana-mana pihak
lain."
Dengan adanya garis pemisah antara
para nelayan pembangkang yang
fasiq dan pemeluk-pemeluk agama
yang taat bebaslah mereka
melaksanakan usaha penangkapan
ikan semahu hatinya secara besar-
besaran pada tiap-tiap hari tanpa
berkecuali.
Mereka membina saluran-2 air bagi
mengalirkan air laut ke dekat
rumah-2 mereka dengan
mengadakan bendungan-2 yang
mencegahkan kembalinya ikan-2 le
laut bila matahari terbenam pada
setiap petang Sabtu pada waktu
mana biasanya ikan-2 yang terapung-
apung itu meluncur kembali ke dasar
laut.
Para nelayan yang makin manjadi
kaya karena keuntungan besar yang
meeka peroleh dari hasil
penangkapan ikan yang bebas
menjadi makin berani melakukan
maksiat dan pelanggaran perintah-2
agama yang menjurus kepada
kerusakkan akhlak dan moral
mereka.
Sementara para pemuka agama yang
melihat para nelayan itu makin
berani melanggar perintah Allah dan
melakukan kemungkaran dan
kemaksiatan di daerah mereka
sendiri masih rajin mendatangi
mereka dari masa ke semasa
memperingatkan mereka dan
memberi nasihat , kalau-2 masih
dapat ditarik ke jalan yang benar
dan bertaubat dari perbuatan
maksiat mereka. Akan tetapi
kekayaan yang mereka peroleh dari
hasil penangkapan yang berganda
menjadikan mata mereka buta untuk
melihta cahaya kebenaran, telinga
mereka pekak untuk mendengar
nasihat-2 para pemuka agama dan
lubuk hati mereka tersumbat oleh
nafsu kemaksiatan dan kefasiqan,
sehingga menjadikan sebahagian dari
pemuka dan penganjur agaam itu
berputus asa dan berkata kepada
sebahagian yang masih menaruh
harapan: "Mengapa kamu masih
menasihati orang-orang yang akan
dibinasakan oleh Allah dan akan
ditimpahi hati orang-orang yang
akan dibinasakan oleh Allah dan
akan ditimpahi azab yang sangat
keras."
Demikianlah pula Nabi Daud setelah
melihat bahawa segala nasihat dan
peringatan kepada kaumnya hanya
dianggap sebagai angin lalu atau
seakan suara di padang pasir belaka
dan melihat tiada harapan lagi
bahwa mereka akan sedar dan insaf
kembali maka berdoalah beliau
memohon kepada Allah agar
menggajar mereka dengan seksaan
dan azab yang setimpal.
doa Nabi Daud dikabulkan oleh Allah
dan terjadilah suatu gempa bumi
yang dahsyat yang membinasakan
orang-orang yang telah
membangkang dan berlaku zalim
terhadap diri mereka sendiri dengan
mengabaikan perintah Allah dan
perintah para hamba-Nya yang
soleh. Sementara mereka yang
mukmin dan soleh mendapat
perlindungan Allah dan terhindarlah
dari malapetaka yang melanda itu.
Beberapa Kurniaan Allah Kepada
Nabi Daud
Allah mengutusnya sebagai nabi dan
rasul mengurniainya nikmah,
kesempurnaan ilmu, ketelitian amal
perbuatan serta kebijaksanaan dalam
menyelesaikan perselisihan.
Kepadanya diturunkan kitab "Zabur",
kitab suci yang menghimpunkan
qasidah-2 da sajak-2 serta lagu-2
yang mengandungi tasbih dan pujian-
pujian kepada Allah, kisah umat-2
yang dahulu dan berita nabi-nabi
yang akan datang, di antaranya
berita tentang datangnya Nabi
Muhammad s.a.w.
Allah menundukkan gunung-2 dan
memerintahkannya bertasbih
mengikuti tasbih Nabi Daud tiap pagi
dan senja.
Burung-2 pun turut bertasbih
mengikuti tasbih Nabi Daud
berulang-ulang.
Nabi Daud diberi peringatan tentang
maksud suara atau bahasa burung-2.
Allah telah memberinya kekuatan
melunakkan besi, sehingga ia dapat
membuat baju-baju dan lingkaran-2
besi dengan tangannya tanpa
pertolongan api.
Nabi Daud telah diberikannya
kesempatan menjadi raja memimpin
kerajaan yang kuat yang tidak dapat
dikalahkan oleh musuh, bahkan
sebaliknya ia selalu memperolehi
kemenangan di atas semua
musuhnya.
Nabi Daud dikurniakan suara yang
merdu oleh Allah yang enak
didengar sehingga kini ia menjadi
kiasan bila seseorang bersuara
merdu dikatakan bahawa ia
memperolehi suara Nabi Daud.
Kisah Nabi Daud dan kisah Sabtunya
Bani Isra'il terdapat dalam Al-Quran
surah "Saba'" ayat 11, surah "An-
Nisa'" ayat 163, surah "Al-Isra'" ayat
55, surah "Shaad" ayat 17 sehingga
ayat 26 dan surah "Al-'Aaraaf" ayat
163 sehingga ayat 165.
Beberapa Pelajaran Dari Kisah Nabi
Daud A.S
Allah telah memberikan contoh
bahwa seseorang yang bagaimana
pun besar dan perkasanya yang
hanya menyandarkan diri kepada
kekuatan jasmaninya dapat
dikalahkan oleh orang yang lebih
lemah dengan hanya sesuatu benda
yang tidak bererti sebagaimana Daud
yang muda usia dan lemah fizikal
mengalahkan Jalout yang perkasa itu
dengan bersenjatakan batu sahaja.
Seorang yang lemah dan miskin tidak
patut berputus asa mencari hasil dan
memperoleh kejayaan dalam usaha
dan perjuangannya selama ia
bersandarkan kepada takwa dan
iman kepada Allah yang akan
melindunginya.
Kemenangan Daud atas Jalout tidak
menjadikan dia berlaku sombong dan
takabbur, bahkan sebaliknya ia
bersikap rendah hati dan lemah-
lembut terhadap kawan maupun
lawan
demikanlah kisah Nabi Daud AS
semoga bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates