Selasa, 08 Januari 2013

Sistem Regulasi dan Alat Indra Manusia

A. SISTEM SARAF
Sistem saraf sangat berperan dalam
iritabilitas tubuh. Tahukah
kamu apa yang dimaksud iritabilitas?
Iritabilitas memungkinkan
makhluk hidup dapat menyesuaikan diri
dan menanggapi perubahan-
perubahan yang terjadi di lingkungannya.
Jadi, iritabilitas adalah
kemampuan menanggapi rangsangan.
Sistem saraf mempunyai tiga fungsi
utama, yaitu menerima
informasi dalam bentuk rangsangan atau
stimulus; memproses informasi
yang diterima; serta memberi tanggapan
(respon) terhadap
rangsangan.
1. Sel Saraf (Neuron)
Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah
sel saraf disebut
neuron. Setiap satu sel saraf (neuron)
terdiri atas bagian utama yang
berupa badan sel saraf, dendrit, dan
akson.
Badan sel saraf adalah bagian sel saraf
yang paling besar. Di
dalamnya terdapat nukleus dan
sitoplasma. Di dalam sitoplasma
terdapat mitokondria yang berfungsi
membangkitkan energi untuk
membawa rangsangan.
Dendrit adalah serabut-serabut yang
merupakan tonjolan
sitoplasma dan berfungsi untuk
menjalarkan impuls saraf menuju
ke badan sel saraf. Dendrit merupakan
percabangan dari badan sel
saraf yang biasanya berjumlah lebih dari
satu pada setiap neuron.
Akson atau neurit merupakan tonjolan
sitoplasma yang
panjang (lebih panjang daripada dendrit),
berfungsi untuk
menjalarkan impuls saraf meninggalkan
badan sel saraf ke neuron
atau jaringan lainnya. Jumlah akson
biasanya hanya satu pada setiap
neuron. Di dalamnya terdapat benang-
benang halus yang disebut
neurofibril. Di bagian ujung yang jauh dari
badan sel saraf terdapat
cabang-cabang yang berhubungan dengan
dendrit dari sel saraf
yang lain. Akson terbungkus oleh
beberapa lapis selaput mielin yang
banyak mengandung lemak. Selaput
mielin disusun oleh Sel-sel
Schwann. Lapisan mielin yang paling luar
disebut neurilema.
Lapisan tersebut berfungsi untuk
melindungi akson dari kerusakan.
Sel Schwann membentuk jaringan yang
membantu menyediakan
makanan untuk neurit dan membantu
regenerasi neurit. Selubung
mielin bersegmen-segmen. Lekukan di
antara dua segmen disebut
nodus ranvier. Nodus ranvier berfungsi
mempercepat transmisi
impuls saraf. Adanya nodus ranvier
tersebut memungkinkan saraf
meloncat dari satu nodus ke nodus yang
lain, sehingga impuls lebih
cepat sampai pada tujuan.
Pertemuan antara serabut saraf dari sel
saraf yang satu dengan
serabut saraf dari sel saraf yang lain
disebut sinapsis. Pada
setiap sinapsis terdapat celah sinapsis.
Sinapsis juga sebagai penghubung
antara ujung akson salah satu sel saraf
dengan ujung dendrit
sel saraf yang lain. Pada bagian ujung
akson terdapat kantong yang
disebut bulbus akson. Kantong tersebut
berisi zat kimia yang
disebut neurotransmiter. Neurotransmiter
dapat berupa asetilkolin
dan kolinesterase yang berfungsi dalam
penyampaian impuls saraf
pada sinapsis.
2. Macam-Macam Neuron
Menurut fungsinya, neuron dibedakan
menjadi tiga macam
yaitu neuron sensorik, neuron motorik,
dan neuron asosiasi. Neuron
sensorik juga disebut sel saraf indra,
karena berfungsi meneruskan
rangsang dari peneri-ma (indra) ke saraf
pusat (otak dan sumsum
tulang belakang). Badan sel saraf ini
bergerombol membentuk
ganglia, akson pendek, dan dendritnya
panjang. Neuron motorik
(sel saraf penggerak) berfungsi membawa
impuls dari pusat saraf
(otak) dan sumsum tulang belakang ke
otot. Sel saraf ini mempunyai
dendrit yang pendek dan akson yang
panjang. Neuron
asosiasi atau sel saraf penghubung banyak
terdapat di dalam otak
dan sumsum tulang belakang. Neuron
tersebut berfungsi menghubungkan
atau meneruskan impuls dari sel saraf
sensorik ke sel saraf
motorik.
3. Susunan Saraf Manusia
Sistem saraf manusia bagaikan jaringan
telepon yang berfungsi
sebagai alat komunikasi. Jika kamu
menelepon seseorang suaramu
akan merambat melalui kabel telepon ke
pusat pengontrol telepon.
Di sini suaramu dipindah ke kabel lain
yang menghubungkannya
dengan telepon orang yang kamu tuju.
Dengan cara yang sama
impuls yang merambat melalui saraf
sampai ke pusat susunan saraf
sebagai pengontrol akan
mengoordinasikan kegiatan tubuh.
a. Sistem saraf pusat
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan
sumsum tulang
belakang.
1) Otak
Otak merupakan pusat koordinasi dalam
tubuh manusia.
Otak terdapat di dalam rongga tengkorak,
tepatnya di depan
sumsum tulang belakang, dan diselubungi
oleh selaput. Selaput
yang menyelubungi otak disebut selaput
meninges. Selaput ini
dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu
lapisan terluar yang melekat
pada tulang (duramater), lapisan tengah
yang berbentuk sarang
laba-laba (arachnoid), dan lapisan dalam
yang melekat pada
permukaan otak (piamater). Di antara
arachnoid dan piamater
terdapat ruang berisi cairan yang
merupakan pelindung otak, jika
terjadi benturan. Bagian-bagian otak
meliputi otak besar
(cerebrum), otak kecil (cerebelum), otak
tengah (mesensefalon),
dan sumsum lanjutan (medulla
oblongata).
Otak besar mempunyai permukaan yang
berlipat-lipat dan
memiliki dua lapisan, yaitu lapisan tipis di
bagian luar (korteks)
dan lapisan tebal di bagian dalam
(medulla). Korteks berwarna
kelabu berisi badan sel saraf, sedangkan
medulla berwarna putih
berisi dendrit serta akson. Otak besar
manusia mempunyai
beberapa bagian dengan fungsi masing-
masing. Otak besar
bagian belakang merupakan pusat
penglihatan, sedangkan
bagian samping merupakan pusat
pendengaran. Bagian tengah
otak besar merupakan pusat pengatur
kepekaan kulit dan otot
yang berhubungan dengan rangsang
panas, dingin, sentuhan,
serta tekanan. Di bagian tengah dan
belakang otak besar terdapat
daerah sebagai pusat perkembangan
kecerdasan, sikap,
kepribadian, dan ingatan.
Fungsi otak kecil manusia adalah sebagai
pengatur
keseimbangan tubuh dan sebagai pusat
koordinasi kerja otot
ketika bergerak. Otak kecil terdiri atas
dua bagian, yaitu bagian
kiri dan kanan. Kedua bagian tersebut
dihubungkan oleh
jembatan varol. Jembatan varol berfungsi
untuk menghantarkan
impuls otot-otot bagian kanan dan kiri
tubuh.
b. Sistem saraf tepi
Menurut asal atau hubungannya, sistem
saraf tepi dibedakan
menjadi saraf otak dan saraf sumsum
tulang belakang. Saraf otak
adalah saraf yang keluar dari otak menuju
alat-alat indra, misalnya
mata, telinga, hidung, atau menuju otot-
otot dan kelenjar tertentu.
Saraf otak terdiri atas 12 pasang. Saraf
sumsum tulang belakang
adalah saraf yang keluar dari sumsum
tulang belakang menuju alatalat
gerak tubuh, seperti lengan dan kaki, serta
otot tubuh lain
seperti otot dada dan leher. Saraf
tersebut terdiri atas 31 pasang.
Saraf ini merupakan gabungan dari neuron
sensorik dan motorik.
Selain kedua saraf tersebut, pada sistem
saraf tepi juga
terdapat saraf tak sadar. Saraf tak sadar
adalah saraf yang berfungsi
mengatur kegiatan organ tubuh yang
bekerja di luar kesadaran.
Saraf tak sadar sering disebut saraf
otonom. Saraf tak sadar terdiri
atas sistem saraf simpatik dan sistem
saraf parasimpatik. Kedua
sistem saraf tersebut bekerja saling
berlawanan.
Sistem saraf simpatik mempunyai simpul
saraf atau ganglion
di sepanjang tulang belakang sebelah
depan, mulai ruas leher
terbawah sampai dengan tulang ekor. Tiap
simpul saraf saling
berhubungan, sehingga menjadi dua
deretan, yaitu deretan kiri dan
kanan. Tiap simpul dihubungkan oleh
sumsum tulang belakang.
Dari tiap simpul terdapat saraf yang
menuju ginjal, paru-paru,
jantung, dan organ-organ lainnya. Fungsi
saraf simpatik, antara lain
mengerutkan kulit rambut, mempercepat
denyut jantung,
memperlebar pembuluh darah, dan
mempertinggi tekanan darah.
Sistem saraf parasimpatik berupa jaring-
jaring yang saling
berhubungan dengan ganglion yang
tersebar di seluruh tubuh.
Fungsi saraf parasimpatik berlawanan
dengan fungsi saraf
simpatik. Fungsi saraf parasimpatik,
antara lain mengembangkan
kulit rambut, memperlambat denyut
jantung, mempersempit
pembuluh darah, dan menurunkan
tekanan darah.
4. Gerak Biasa dan Gerak Refleks
Suatu gerakan terjadi biasanya diawali
dengan adanya rangsangan.
Gerakan yang terjadi ada yang kita sadari
sebelumnya dan
ada yang kita sadari setelah terjadinya
gerakan. Berdasarkan hal
tersebut, gerak dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu gerak biasa dan
gerak refleks.
a. Gerak biasa
Di musim hujan, kamu sering kehujanan
dan merasa
kedinginan. Agar tidak kehujanan, kamu
sering membawa payung
sebelum bepergian.
Bagaimana proses terbukanya payung
pada saat hujan?
Proses dimulai dari adanya titik-titik hujan
yang mengenai reseptor
pada kulit. Reseptor selanjutnya
mengirimkan impuls titik-titik air
hujan sepanjang neuron sensorik menuju
ke neuron asosiasi di dalam
sumsum spinal, kemudian dilanjutkan ke
otak. Otak mengolah
impuls “titik-titik air hujan” dan
selanjutnya memutuskan untuk
membuka payung. Dari otak impuls
“membuka payung” dikirim
melalui neuron asosiasi ke sumsum spinal
selanjutnya ke neuron
motorik di tanganmu. Akhirnya tanganmu
segera bergerak
membuka payung.
Gerakan membuka payung, seperti yang
dicontohkan pada
uraian di atas merupakan gerakan yang
kamu sadari sebelumnya.
Dengan kata lain gerak terjadi karena
adanya perintah dari otak.
Gerak yang demikian itu dinamakan gerak
biasa. Jalannya rangsang
gerak biasa dapat diikhtisarkan sebagai
berikut.
Rangsang —— Reseptor —— Saraf
sensorik —— Otak ——
Saraf motorik —— Efektor —— Gerakan
b. Gerak refleks
Ketika berjalan, secara tidak sengaja
kakimu tertusuk paku
yang tajam. Apa yang kamu lakukan ketika
kaki kamu tertusuk paku
yang tajam pada saat sedang berjalan?
Paku yang mengenai kakimu
merupakan rangsangan (impuls) yang
diterima oleh kulit kaki.
Impuls tersebut diteruskan oleh neuron
sensorik menuju ke
sumsum tulang belakang yang segera
meneruskannya ke neuron
asosiasi. Dari neuron asosiasi, impuls
bergerak ke neuron motorik
yang kemudian meneruskannya ke otot
kakimu. Akhirnya kamu
menarik kakimu ke atas dengan cepat.
Gerakan kaki yang kamu
lakukan tersebut hanya dikendalikan oleh
sumsum tulang belakang,
sedangkan otak kamu tidak terlibat. Jadi,
kamu tidak menyadari
ketika mengangkat kaki yang tertusuk
paku tadi. Gerakan seperti ini
disebut gerak refleks. Gerak refleks
terjadi dengan cepat sebagai
reaksi otomatis terhadap rangsangan dari
lingkungan. Jalan yang
dilalui rangsang pada gerak refleks adalah
sebagai berikut.
Rangsang —— Reseptor —— Saraf
sensorik —— Sumsum
tulang belakang —— Saraf motorik ——
Efektor ——
Gerakan
Pada umumnya, gerak refleks merupakan
upaya tubuh kita
untuk menghindari bahaya. Suatu saat
tatkala impuls telah mencapai
sumsum tulang belakang, neuron asosiasi
mengirim impuls lain ke
otak. Ketika impuls tersebut sampai ke
otak, kamu baru menyadari
bahwa kamu telah mengangkat kaki
karena merasa sakit terkena
paku.
Menurut pusat terjadinya refleks, gerak
refleks dibedakan
menjadi dua, yaitu refleks otak dan
refleks sumsum tulang
belakang. Refleks otak, misalnya kejap
mata. Jalur refleks mata
tidak melalui sumsum tulang belakang,
tetapi langsung ke otak.
Adapun, otak memberikan tanggapan di
luar kendali kemauan sadar
manusia. Refleks sumsum tulang
belakang, misalnya refleks lutut.
Gerak refleks tersebut berpusat pada
sumsum tulang belakang.
B. ALAT INDRA Tujuan Pembelajaran
Manusia sebagai salah satu anggota kelas
mamalia
mempunyai lima macam indra, yaitu indra
penglihat, pendengar,
peraba, pembau, dan pengecap. Dengan
memiliki indra tersebut,
manusia mampu mengenal lingkungannya
dan memberikan respons
terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi.
Indra merupakan “jendela” bagi tubuh
untuk mengenal dunia
luar. Selain itu, dengan reseptor-reseptor
yang ada pada masingmasing
alat indra, manusia mampu mengadakan
respons yang dapat
dipergunakan sebagai upaya proteksi
terhadap gangguan-gangguan
dari luar tubuh.
1. Indra Penglihat
Indra penglihat manusia berupa mata.
Pada saat pembelajaran
IPA kelas VIII, kamu sudah mempelajari
mata sebagai alat
optik. Adapun, mata sebagai indra
penglihat memiliki bagian-bagian
tertentu yang membentuk sistem
penglihatan.
a. Bagian-bagian mata
Mata berbentuk bola, sedikit pipih dari
arah depan ke
belakang. Bola mata atau biji mata
terletak di dalam rongga mata dan
dilin-dungi oleh tulang-tulang tengkorak.
Bagian luar bola mata
dilindungi oleh kelopak mata. Tepat di
atas sudut luar mata terdapat
kelenjar air mata yang berfungsi
membasahi dan membersihkan
permukaan mata.
Bola mata melekat pada dinding rongga
mata melalui tiga
pasang otot. Ketiga pasang otot tersebut
berfungsi untuk menggerakkan
bola mata. Jika kerja otot mata kanan dan
otot mata kiri
tidak serasi akan terjadi kelainan yang
disebut juling.
Bagian-bagian pokok mata secara singkat
diuraikan seperti
berikut.
1) Kornea
Sklera merupakan dinding yang terluar,
keras dan putih,
biasanya disebut bagian putih. Bagian
depannya menonjol dan
tembus cahaya (transparan) dinamakan
kornea. Kornea berfungsi
membantu memfokuskan bayangan benda
pada retina. Kornea
mempunyai selaput tipis yang disebut
konjungtiva.
2) Pupil
Lapisan kedua dari bola mata adalah
koroid. Lapisan tersebut
merupakan lapisan tengah disebut selaput
darah karena
banyak terdapat pembuluh-pembuluh
darah kecuali pada bagian
depan. Pada bagian depan lapisan
tersebut sedikit terbuka disebut
pupil. Pupil terletak tepat di belakang
kornea bagian tengah. Pupil
dapat mengalami perubahan ukuran,
bergantung dari intensitas
cahaya yang masuk ke mata. Perubahan
ini terjadi secara refleks.
Apabila cahaya sangat terang atau kuat,
pupil akan menyempit atau
mengalami konstraksi, sebaliknya apabila
cahaya redup, pupil akan
melebar atau mengalami dilatasi.
Di sekitar pupil terdapat daerah yang
mengandung pigmen
dan disebut iris. Pigmen inilah yang
menyebabkan perbedaan warna
mata, hingga ada orang yang bermata biru,
hitam, cokelat, hijau,
dan sebagainya.
3) Lensa mata
Di bagian belakang pupil terdapat bagian
yang cembung,
yaitu lensa. Lensa didukung oleh otot
disebut muskulus siliaris (otot
daging melingkar). Apabila otot ini
mengalami kontraksi akan terjadi
perubahan ukuran lensa. Hal itu terjadi
apabila kamu melakukan
pengamatan cermat yang tertuju pada
suatu objek tertentu baik pada
jarak yang dekat maupun jauh.
Kemampuan
lensa mata tersebut dinamakan daya
akomodasi mata. Tentu
kamu masih ingat istilah ini sewaktu
belajar IPA di kelas VIII.
Ruangan di antara lensa dan kornea berisi
cairan encer yang
disebut aqueous humor. Di bagian dalam
bola mata berisi cairan
kental dan transparan. Substansi (bahan)
inilah yang menyebabkan
bola mata menjadi kukuh. Cairan ini
disebut vitreous humor. Cairan
yang terdapat di antara kornea dan lensa
biasanya lebih encer,
sedangkan di antara lensa dan retina
menyerupai agar-agar. Jika
terlalu banyak cairan di dalam mata akan
terjadi gangguan yang
disebut glaukoma. Penyakit ini dapat
menimbulkan kebutaan
apabila tidak diobati.
4) Retina
Retina merupakan lapisan mata yang
terdalam, sangat
kompleks, dan lunak. Pada bagian
terdalam retina terdapat beberapa
lapis sel, yaitu reseptor, ganglia, dan
serabut saraf.
Retina berisi reseptor untuk menerima
rangsang cahaya,
sehingga reseptor ini disebut
fotoreseptor. Pada retina ada satu titik
atau bintik yang tidak mempunyai sel-sel
batang maupun konus
disebut bintik buta.
b. Mekanisme melihat
Jika suatu benda terkena cahaya, benda
akan memantulkan
berkas-berkas cahaya tersebut. Pantulan
cahaya tersebut masuk
melalui lensa mata serta bagian-bagian
lainnya menuju ke retina.
Pada mata yang normal, bayangan benda
akan jatuh tepat di bintik
kuning pada retina. Rangsangan cahaya
yang diterima oleh retina
tersebut selanjutnya akan diteruskan oleh
urat saraf penglihatan ke
pusat penglihatan di otak untuk
diinterpretasikan atau diterjemahkan.
Akhirnya, kita dapat melihat benda
tersebut.
Mata normal (emetrop) merupakan mata
yang dapat memfokuskan
cahaya yang masuk tepat pada bintik
kuning. Mata normal
dapat melihat benda yang jauh maupun
yang dekat. Jarak benda
terjauh yang masih dapat dilihat dengan
jelas oleh mata disebut titik
jauh. Jarak benda terdekat yang masih
dapat dilihat dengan jelas
oleh mata disebut titik dekat. Titik dekat
pada anak-anak umumnya
masih dekat. Makin tua titik dekatnya
umumnya makin jauh.
c. Kelainan dan penyakit pada indra
penglihatan
Mata sebagai indra penglihatan dapat
mengalami gangguan
akibat kelainan ataupun penyakit. Salah
satu penyakit mata yang
sudah disebutkan yaitu glaukoma.
Adapun, kelainan penglihatan
sudah kamu pelajari di kelas VIII. Kelainan
penglihatan itu antara
lain sebagai berikut.
1) Mata miop (miopi)
Miopi atau mata dekat adalah cacat mata
yang disebab-kan
lensa mata terlalu cembung sehingga
bayangan jatuh di depan bintik
kuning (retina). Miopi disebut pula rabun
jauh, karena tidak dapat
melihat jauh. Penderita miopi hanya
mampu melihat jelas pada jarak
yang dekat. Untuk membantu penderita
miopi, sebaiknya memakai
kaca mata berlensa cekung (negatif).
2) Mata hipermetrop (hipermetropi)
Hipermetropi atau mata jauh adalah cacat
mata yang
disebabkan lensa mata terlalu pipih
sehingga bayangan jatuh di
belakang bintik kuning. Hipermetropi
disebut pula rabun dekat,
karena tidak dapat melihat dekat.
Penderita hipermetropi hanya
mampu melihat jelas pada jarak yang
jauh. Untuk membantu
penderita hipermetropi, dipakai kacamata
lensa cembung (lensa
positif).
3) Mata presbiop (presbiopi)
Presbiopi umumnya terjadi pada orang
berusia lanjut.
Keadaan ini disebabkan lensa mata terlalu
pipih dan daya akomodasi
mata sudah lemah sehingga tidak dapat
memfokuskan bayangan
benda yang berada dekat dengan mata.
Gangguan mata seperti itu
dapat dibantu dengan memakai kacamata
berlensa rangkap.
Di bagian atas kacamata dipasang lensa
cekung untuk
melihat benda yang jauh, sedangkan di
bagian bawahnya dipasang
lensa cembung untuk melihat benda
dekat.
4) Mata astigmatisma
Mata astigmatisma adalah cacat mata
yang disebabkan
kecembungan kornea tidak rata, sehingga
sinar sejajar yang datang
tidak dapat difokuskan ke satu titik. Untuk
membantu penderita
astigmatisma dipakai kacamata silindris.
5) Hemeralopi (rabun senja)
Hemeralopi adalah gangguan mata yang
disebabkan kekurangan
vitamin A. Penderita rabun senja tidak
dapat melihat dengan
jelas pada waktu senja hari. Keadaan
seperti itu apabila dibiarkan
berlanjut terus mengakibatkan kornea
mata bisa rusak dan dapat
menyebabkan kebutaan. Oleh karena itu,
pemberian vitamin A yang
cukup sangat perlu dilakukan.
6) Katarak
Katarak adalah cacat mata yang
disebabkan pengapuran pada
lensa mata sehingga penglihatan menjadi
kabur dan daya akomodasi
berkurang. Umumnya katarak terjadi pada
orang yang telah lanjut
usia.
7) Buta warna
Buta warna merupakan gangguan
penglihatan mata yang
bersifat menurun. Penderita buta warna
tidak mampu membedakan
warna-warna tertentu, misalnya warna
merah, hijau, atau
biru. Buta warna tidak dapat diperbaiki
atau disembuhkan.
2. Indra Pendengar dan Alat
Keseimbangan
Telinga manusia merupakan organ yang
sangat kompleks.
Telinga manusia merupakan saluran yang
terbuka di bagian luar dan
bersatu dengan tulang tengkorak.
Telinga merupakan organ tubuh yang
berfungsi untuk mendengar
suara atau bunyi. Suara yang dapat kita
dengar adalah suara-
suara yang memiliki frekuensi antara 20
Hz –20.000 Hz.
a. Bagian-bagian telinga
Telinga manusia terdiri atas tiga bagian
yaitu telinga luar,
telinga tengah, dan telinga dalam.
Telinga luar terdiri atas daun telinga,
saluran telinga luar, dan
gendang telinga (membran timpani).
Daun telinga tersusun dari
tulang rawan. Saluran telinga luar
dindingnya dapat menghasilkan
minyak serumen. Fungsi telinga luar
adalah menangkap getaran
bunyi.
Telinga bagian tengah mempunyai ti-ga
macam tulang, yaitu
tulang martil, tulang landasan, dan tulang
sanggurdi. Ketiga tulang
ini membentuk rangkaian yang melintang
dalam telinga tengah
tersebut dan bersatu dengan membran
timpani. Pada bagian akhir
telinga tengah, tulang sanggurdi bersatu
dengan membran, disebut
tingkap bundar. Tingkap bundar ini yang
menutupi telinga bagian
dalam.
Telinga bagian dalam tersusun atas dua
bagian penting, yaitu:
rumah siput dan saluran gelung. Rumah
siput merupakan saluran
spiral yang menyerupai rumah siput.
Saluran ini berisi cairan dan
permukaan dalamnya merupakan tempat
bermuara saraf. Ujungujung
saraf ini sangat peka oleh getaran yang
ditimbulkan oleh
cairan tersebut. Semua ujung saraf ini
menyatu membentuk saraf
pendengar yang menghubungkan rumah
siput dengan otak. Saluran
gelung terdiri atas tiga saluran yang saling
terkait, dan mempunyai
peranan dalam menjaga keseimbangan.
b. Mekanisme mendengar
Apabila sampai pada telinga kita,
gelombang suara akan
masuk ke telinga bagian luar melalui
saluran pendengaran dan
akhirnya sampai pada membran timpani.
Gelombang suara ini
menggetarkan membran dan tulang
martil. Selanjutnya tulang
landasan dan tulang sanggurdi ikut
bergetar. Akhirnya tingkap
bundar ikut bergetar juga. Getaran ini
akan menggetarkan cairan di
dalam rumah siput. Cairan yang bergetar
menstimulasi ujung-ujung
saraf. Impuls dari ujung saraf ini
diteruskan ke saraf pendengar di
otak besar. Kekhususan pola impuls
ditentukan oleh pola gelombang
suara yang diterima. Otak besar
menerima impuls ini, kemudian
menerjemahkannya dan kita
mempersepsikannya sebagai suara.
c. Kelainan dan penyakit pada indra
pendengaran
Telinga sebagai indra pendengar dapat
mengalami gangguan
karena kelainan atau penyakit.
Gangguan pada indra pendengaran dapat
menyebabkan
pendengaran menjadi kurang peka.
Keadaan tersebut antara lain
disebabkan terjadinya penebalan
membran timpani akibat infeksi
berulang pada telinga tengah, pecahnya
membran timpani,
pengapuran pada tulang-tulang
pendengaran, dan kerusakan saraf
auditori (saraf pendengaran).
3. Indra Peraba
Indra peraba pada tubuh manusia adalah
kulit. Di kulit terdapat
beberapa organ pengindraan khusus
disebut reseptor.
Reseptor merupakan percabangan akhir
dendrit dari neuron
sensorik. Beberapa reseptor tersusun
atas beberapa dendrit dan ada
yang mempunyai sel khusus. Tiap
reseptor hanya cocok untuk jenis
rangsang tertentu saja. Jika reseptor
dirangsang, terjadi impuls
sepanjang dendrit yang diteruskan ke
sistem saraf pusat. Ada lima
macam reseptor pada kulit, yaitu reseptor
yang khusus untuk
menanggapi rangsang yang berupa
sentuhan, tekanan, sakit, panas,
atau dingin.
Sebagai contoh, reseptor rasa sakit
merupakan reseptor
dengan dendrit yang gundul, terdapat di
seluruh permukaan kulit.
Jika rangsang cukup kuat, misalnya
rangsang mekanik, temperatur,
listrik atau kimiawi, maka reseptor ini
akan bereaksi.
Sensasi rasa sakit yang timbul merupakan
suatu upaya untuk
proteksi (melindungi diri). Hal ini
merupakan sinyal-sinyal (pertanda)
bahwa ada ancaman bagi tubuh yang
dapat menyebabkan
luka-luka.
4. Indra Pembau (Pencium)
Indra pembau pada tubuh kita berupa
hidung. Di dalam rongga
hidung bagian atas terdapat serabut-
serabut saraf pembau dengan
sel-sel pembau di ujungnya. Serabut-
serabut saraf itu bergabung
menjadi urat saraf pembau yang menuju
pusat pembau di
otak. Sel-sel pembau mempunyai rambut-
rambut halus di ujungnya
dan diliputi oleh selaput lendir yang
berfungsi sebagai pelembap.
Sel-sel pembau peka terhadap zat-zat
kimia dalam udara (berupa
gas atau uap).
Pada saat tubuh terserang flu biasanya
disertai dengan pilek.
Pilek menyebabkan saluran pernapasan
tersumbat, terutama pada
bagian hidung. Saat pilek, hidung tidak
peka terhadap bau (aroma)
tertentu dan nafsu makan berkurang
karena lidah tidak peka
terhadap rasa. Adakah hubungan antara
indra pembau (penciuman)
dan indra pengecap.
Pada saat kita menarik napas, udara
masuk ke dalam rongga
hidung. Gas memasuki rongga hidung
bercampur dengan lendir,
kemudian menstimulasi ujung-ujung saraf.
Impuls ini diteruskan ke
saraf pembau di pusat saraf, dan akhirnya
diinterpretasikan sebagai
bau. Indra pembau (pencium) ini
bersangkut paut dengan indra
pengecap. Jika terjadi gangguan pada
indra pembau, kita tidak dapat
mengecap dengan baik.
5. Indra Pengecap
Manusia kadang-kadang lebih menyenangi
beberapa makanan
tertentu daripada jenis makanan yang
lain. Hal itu disebabkan
mereka dapat merasakan perbedaan
substansi kimiawi pada
makanan tersebut. Seperti halnya indra
yang lain, pengecapan
merupakan hasil stimulasi ujung saraf
tertentu.
Pada manusia, ujung saraf pengecap
berlokasi di kuncupkuncup
pengecap pada lidah. Kuncup-kuncup
pengecap mempunyai
bentuk seperti labu, terletak pada lidah di
bagian depan hingga
belakang. Makanan yang dikunyah
bersama air liur memasuki
kuncup pengecap melalui pori-pori bagian
atas. Di dalam mulut,
makanan akan merangsang ujung saraf
yang mempunyai rambut.
Dari ujung tersebut pesan akan dibawa ke
otak, kemudian diinterpretasikan
dan sebagai hasilnya kita dapat mengecap
makanan yang
masuk ke dalam mulut kita.
Manusia hanya mampu mengecap empat
macam cita rasa,
yaitu rasa asam, asin, manis, dan pahit.
Kuncup pengecap pada
lidah untuk masing-masing rasa tersebut
terletak di daerah yang
berbeda. Untuk cita rasa manis berada di
bagian ujung lidah sedangkan
depan lidah untuk rasa asin. Kuncup
pengecap untuk rasa asam
ada di sisi lidah. Adapun, kuncup
pengecap untuk cita rasa pahit
berada di bagian belakang lidah. Inilah
sebabnya apabila kamu
makan makanan yang mempunyai rasa
manis dan pahit sekaligus,
maka yang terasa lebih awal adalah rasa
manis barulah kemudian
rasa pahit.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates