Respirasi merupakan proses pertukaran
gas yang keluar masuk saluran pernafasan
yang melibatkan sistem kardiovaskuler
dan kondisi hematologis.
Kandungan oksigen di udara bebas
(atmosfir) mengandung konsentrasi
sebesar 21 %, melalui mekanisme
ventilasi akan masuk ke alveoli kemudian
terjadi proses pertukaran gas yang disebut
proses difusi. Difusi adalah suatu
perpindahan/ peralihan O2 dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
dimana konsentrasi O2 yang tinggi di
alveoli akan beralih ke kapiler paru dan
selanjutnya didistribusikan melalui darah
dalam 2 (dua) bentuk yaitu :
1. 1,34 ml O2 terikat dengan 1 gram
Hemoglobin (Hb) dengan persentasi
kejenuhan yang disebut dengan “Saturasi
O 2 ” (SaO 2),
2. 0,003 ml O2 terlarut dalam 100 ml
plasma pada tekanan parsial O 2 di arteri
(PaO 2 ) 1 mmHg.
Kedua bentuk pengangkutan ini disebut
sebagai kandungan O 2 atau “Oxygen
Content” (CaO 2 ) dengan formulasi :
CaO 2 = (1,34 x Hb x SaO2 ) + (0,003 x
PaO 2 )
Sedangkan banyaknya O 2 yang
ditransportasikan dalam darah disebut
dengan “Oxigen Delivery” (DO 2 ) dengan
rumus :
DO 2 = (10 x CaO 2 ) x CO
Yang mana CO adalah “Cardiac
Output” (Curah Jantung). Curah jantung
sangat tergantung kepada besar dan
ukuran tubuh, maka indikator yang lebih
tepat dan akurat adalah
dengan menggunakan parameter “Cardiac
Index” (CI). Oleh karena itu formulasi
DO 2 yang lebih tepat adalah :
DO 2 = (10 x CaO 2 ) x CI
Selanjutnya O 2 didistribusikan ke jaringan
sebagai konsumsi O 2 (VO2 ) Nilai VO2
dapat diperoleh dengan perbedaan
kandungan O2 arteri dan vena serta CI
dengan formulasi sebagai berikut :
VO 2 = (CaO 2 – CvO 2 ) x CI
Selain faktor difusi dan pengangkutan O 2
dalam darah maka faktor masuknya O 2
kedalam alveoli yang disebut sebagai
ventilasi alveolar.
Ventilasi Alveolar
Ventilasi alveolar merupakan salah satu
bagian yang penting karena O2 pada
tingkat alveoli berperan utama dalam
proses difusi. Besarnya ventilasi alveolar
berbanding lurus dengan banyaknya udara
yang masuk keluar paru, laju nafas, udara
dalam jalan nafas serta keadaan
metabolik.
Banyaknya udara keluar masuk paru
dalam setiap kali bernafas disebut sebagai
“Volume Tidal” (VT) yang bervariasi
tergantung pada berat badan. Nilai VT
normal pada orang dewasa berkisar 500 –
700 ml dengan menggunakan “Wright’s
Spirometer”. Volume nafas yang berada di
jalan nafas dan tidak ikut dalam
pertukaran gas disebut sebagai “Dead
Space” (VD) (Ruang Rugi) dengan nilai
normal sekitar 150 – 180 ml yang terbagi
atas tiga yaitu :
1. Anatomic Dead Space,
2. Alveolar Dead Space,
3. Physiologic Dead Space.
Anatomic Dead Space yaitu volume nafas
yang berada di dalam mulut, hidung dan
jalan nafas yang tidak terlibat dalam
pertukaran gas.
Alveolar Dead Space yaitu volume nafas
yang telah berada di alveoli, akan tetapi
tidak terjadi pertukaran gas yang dapat
disebabkan karena di alveoli tersebut
tidak ada suplai darah. Dan atau udara
yang ada di alveoli jauh lebih besar
jumlahnya dari pada aliran darah pada
alveoli tersebut.
Ventilasi alveolar dapat diperoleh dari
selisih volume Tidal dan ruang rugi,
dengan laju nafas dalam 1 menit.
VA = (VT – VD) x RR
Sedangkan tekanan parsial O2 di alveolar
(PaO 2 ) diperoleh dari fraksi O 2 inspirasi
(FiO 2 ) yaitu 20,9 % yang ada di udara,
tekanan udara, tekanan uap air, tekanan
parsial CO2 di arteri (PaCO 2).
PaO 2 = FiO 2 (760 – 47) – (PaCO 2 : 0,8)
Demikian faktor-faktor yang
mempengaruhi proses respirasi dimana
respirasi tidak saja pertukaran gas pada
tingkat paru (respirasi eksternal) tetapi
juga pertukaran gas yang terjadi pada
tingkat sel (respirasi internal).
0 komentar:
Posting Komentar