Biasanya para pedagang Belanda
membeli dagangan rempah-rempah dari
Portugis di pusat pasar Lisabon. Namun
setelah Lisabon dikuasai Spanyol,
Belanda mencari jalan menuju daerah
penghasil rempah-rempah. Walaupun
Portugis berusaha merahasiakan jalan ke
pusat penghasil rempah-rempah, tetapi
Belanda berhasil menyusul Portugis dan
Spanyol.
Berikut ini beberapa pelaut Belanda
yang melakukan penjelajahan ke dunia:
1) Barentz
Pada tahun 1594, Barentz mencari
daerah Timur (Asia) melalui jalur lain
yaitu ke Utara. Perjalanan Barentz
terhambat karena air laut membeku
sesampainya di Kutub Utara. Ia berhenti
di sebuah pulau yang dikenal dengan
nama Pulau Novaya Zemlya, kemudian
memutuskan untuk kembali tetapi
meninggal dalam perjalanan.
2) Cornelis de Houtman
Pada tahun 1595, de Houtman dengan
empat buah kapal yang memuat 249
orang awak beserta 64 meriam,
memimpin pelayaran mencari daerah
asal rempah-rempah ke arah Timur
mengambil jalur seperti yang ditempuh
Portugis. Pada tahun 1596 Cornelis de
Houtman bersama rombongan sampai di
Indonesia dan mendarat di Banten.
3) Abel Tasman
Abel Tasman berlayar mencapai perairan
di sebelah Tenggara Australia. Pada
tahun 1642 ia menemukan sebuah pulau
yang kemudian dikenal dengan nama
Pulau Tasmania.
Kesimpulan
Sejak abad ke -13, rempah-rempah
memang merupakan bahan dagang yang
sangat menguntungkan. Hal ini
mendorong orang-orang Eropa berusaha
mencari harta kekayaan ini sekalipun
menjelajah semudera. Keinginan ini
diperkuat dengan adanya jiwa
penjelajah. Bangsa Eropa dikenal sebagai
bangsa penjelajah, terutama untuk
menemukan daerah-daerah baru.
Mereka berlomba-lomba meninggalkan
Eropa. Mereka yakin bahwa jika berlayar
ke satu arah, maka mereka akan
kembali ke tempat semula. Selain itu,
orang-orang Eropa terutama Protugis
dan Spanyol yakin bahwa di luar Eropa
ada Prestor John (kerajaan dan
penduduknya beragama Kristen). Oleh
karena itu, mereka berani berlayar jauh.
Mereka yakin akan bertemu dengan
orang-orang seagama.
Pada awalnya, tujuan kedatangan bangsa
Eropa ke Indonesia hanya untuk
membeli rempah-rempah dari para
petani Indonesia. Namun, dengan
semakin meningkatnya kebutuhan
industri di Eropa akan rempah-rempah,
mereka kemudian mengklaim daerah-
daerah yang mereka kunjungi sebagai
daerah kekuasaannya. Di tempat-
tempat ini, bangsa Eropa memonopoli
perdagangan rempah-rempah dan
mengeruk kekayaan alam sebanyak
mungkin. Dengan memonopoli
perdagangan rempah-rempah, bangsa
Eropa menjadi satu-satunya pembeli
bahan-bahan ini. Akibatnya, harga
bahan-bahan ini pun sangat ditentukan
oleh mereka. Untuk memperoleh hak
monopoli perdagangan ini, bangsa Eropa
tidak jarang melakukan pemaksaan.
Penguasaan sering dilakukan terhadap
para penguasa setempat melalui suatu
perjanjian yang umumnya
menguntungkan bangsa Eropa. Selain
itu, mereka selalu turut campur dalam
urusan politik suatu daerah. Bangsa
Eropa tidak jarang mengadu domba
berbagai kelompok masyarakat dan
kemudian mendukung salah satunya.
Dengan cara seperti ini, mereka dengan
mudah dapat mempengaruhi penguasa
untuk memberikan hak-hak istimewa
dalam berdagang.
2 komentar:
alay banget blog pke musiknya
Thx
Posting Komentar