Selasa, 23 Oktober 2012

Kerajaan Bali

Pada umumnya sejarah Bali kuno, sampai
sekarang kurang dikenal, meskipun
sejarah Bali kuno sebenarnya telah di teliti
oleh beberapa sarjana. keadaan yang
demikian ini disebabkan antara lain,
karena banyak lontar-lontar dan prasasti
yang sampai sekarang masih disimpan dan
dihormati. Penyelidikan lontar-lontar dan
prasasti di bali sering kali mengalami
kesulitan karena adat. krtinya’penduduk
atau desa yang menyimpan tidak
mengijinkan prasasti untuk dibaca, orang
lain, karena mereka percaya bahwa
pembacaan itu akan mengakibatkan
malapetaka atau kematian. Sering kali
terjadi, prasasti boleh atau dapat dibaca
setelah diadakan banten atau saji-sajian.
Namun, hal ini bukan suatu garansi bahwa
sajiesajian tadi membebaskan segala
hambatan.
Beberapa di antara lontar-lontar itu ada
yang berupa kidung-kidung, bab, dan lain-
lain. Kidung-kidung ini dikarang karang
oleh orang Bali pada masa sesudah jaman
Majapahit atau pada waktu
berkembangnya kerajaan Gelgel dan
Klungkung. Di samping itu ada beberapa
lontar seperti Kidung Harsawijoyo, Kidung
Ranggalawe, kidung Sunda Usana Jawa dan
Bali. Kebanyakan dari kitab-kitab tersebut
isinya tentang keadaan raga-raja
Majapahit mulai tahun 1293. Pulau Bali
sendiri tahun 1343M telah ditaklukkan
oleh N ajapahit.
Sejarah Bali kuno, antara a bad IX samapi
abad. XIV, di dalam kidung -kidung dan.
usana-usana tersebut di atas tak pernah
disinggung, kecuali beberapa raja seperti
UGRASENA dan JAYAPENGUS.
Penelithan sejarah Bali oleh para ahli guru
mi”)aru dimulai tahun 1885 yang di
pelopori oleh DR. hh. Vkh DER TUUK dan
DR. JL,BRANDES mereka umumnya sarjana
berke bangsaan Belanda..Usaha mereka
ini kemudian dilanjutkan oleh para ahli
seperti : DR. PV. VAN STEIN CALLLiiFBLS,
DR. WF STUTTERHEIN’, DR.R. GURIS.
Kemudian setelah Indonesia merdeka pe­
nelitian sejarah Bali dilakukan oleh para
ahli bangsa Indo nesia seperti: Rtut
Ginarsa,’,irs. MAI Sukarta K, Atmadjo.
Meskipun penelitian telah dimulai tahun
1885, tidak berarti penelitian cuaah
sempu.rna atau selesai bahkan seba­
liknya.
Berita yang tertua dari bangsa asing yang
menyambut pulau Bali berasal dari berita
Cina. Yakni dari dinasti Tang (618-908 M)
antara lain menyebutkan bahwa Holing ter
‘letak di kepulauan di lautan sebelaah
selatan. Di timurnya terletak PO-LI dan
disebelah baratnya T0-PO-TEN G, di se­
belah utara Chen-la (Kamboja) . P.
PELLLIOT mengidentifikasikan P0-li
dengan Bali.
Selanjutnya menyebutkan.pula tentang
negeri Dwa-pa tan letaknya di selatan
hamboja, jauhnya dua bulan berlayar.
Negeri itu letaknya di sebelah timur ho-
ling dan se belah utaranya laut Dwa-pa-
tan sama dengan Bali.
Sesudah itu tidak diperoleh lagi berita
apapun mengenai Bali, dari minaDemikian
pula berita asing lainny, boleh dikatakan
tidak ada sama sekali mungkin karena
letak geografis Bali yang jauh dari jalan
perdagangan pada masa, itu.
Berita tertua dari Bali sendiri, berupa
prasasti yang tidak berangka tahun.
Bahasanya Sangskerta, jumlahnya
beberapa buah, keadaannya banyak yang
rusak. Akibatnya tulisannya tak dapat
dibaca. Di samping itu, ditemukan juga
beberapa buah cap kecil dari tanah lihat,
besarnya kira-kira 2,5 cm, yang disimpan
dalam stupa kecil. Cap ini ditulisi dengan
mantra-mantra agama Budha, dalam
bahasa Sangskerta.
Selanjutuya pembicaraan akan difokuskan
pada perkembangan sejarah politik Bali
kuno, dengan menggunakan bahan utama
prasasti. Untuk memudahkan akan
diketengahkan beberapa prasasti yang
terpenting yang disusun secara kronologis.
882 M. Prasasti ini mlerupakan prasasti
yang tertua yang menggunakan bahasa
Bali kuno. Selain itu juga masih ada
prasasti lain yang ditulis dalam bahasa
Sangskerta. Prasasti tahun 882 11 itu tid
ak memuat nama raja, sehingga tak dapat
ditentukan aslinya.
882-914 M. Dalam periode ini terdapat
prasasti yang ditulis dalam bahasa Bali
Kuno. Dari pa6anya dapat diketahui
adanya pusat pemerintahan (istana raja)
yang bernama SINGArvANDAwA. Sayang
dalam prasasti tersebut tidak disebut
namaa rajanya.
917 M. Di desa Sanur dekat Denpasar
pernah ditemukan sebuah prasasti yang
berbentuk sebuah tugu. Prasasti ini tidak
berangka tahun, tetapi menggunakan
angka tahun dalam bentuk Candrasang
kala. Bunyinya: khecara-Wahni-Murti yang
mempunyai nilai angka 339 saka atau 917
M. Isinya antara lain tenting adanya suatu
expedisi dari raja KESARIWARNA DEWA
mempunyai istana di Singhadwala, Prasasti
Sanurr ini juga menunjukkan bukti tenting
suatu dinasti di pulau Bali yakni, bernama:
WARNA DEWA. Suatu keanehan dari
prasasti ini ialah sifatnya bilingual atau me­
nggunakan dun bahasa.
Bagian pertama : buhasa Bali kuno,
dengan hurup Nagari
Bagian ke dua : bahasa sangskerta dengan
hurup Bali kuno
Apa tujuan menggunakan kombinasi yang
aneh ini ? belum dapat diketahui dengan
pasti.
915-942 M. Dalam periode ini ditemukan
9 buah prasasti dari raja yang disebut
dengan gelarnya : Sri Ugrasena. Melihat
dari namanya nampaknya raja Ugrasena
tidak termasuk anggota dinasti
Warnadewa. Nungkin merupakan salah
seorang raja yang berdiri sendiri.
955 M. Didapatkan nama seorang raja
TABANENDRAWARNA
962 M. Di Bali memerintah raja Sri
Candrabhayasimharmadewa. Prasasti yang
berangka tahun 962 M itu meriwayatkan
tentang pembangunan sebuah. Tempat
pemandian di desa hanukaya
(Nanukaraya). Sekarang pemandian ini
disebut TIRTHA EMPUL.
975 M. Yang memerintah waktu itu ialah
raja Sri Janasadhuwarmmadewa.
984 M. Bertahta seorang ratu dengan
gelar Sri Maharaja Sri Wijayamahadewi.
Dinasti Warmadowa terkenal di Bali,
karena merupakan dinasti yang pertama
dikenal. Sesungguhnya raja-raja yang
disebut di atas hanya dikenal karena
namanya saja. Segi-segi lain dari I-
ehidupan mereka tidak dapat diketahui.
Sampai pada tahun 984 r., prasastiprasasti
di .ali umumnya ditulis dalam bahasa Bali
kuno, Keadaan ini kemudian berubah pada
tahun-tahun berikutnya.
989-1010 M. Di Bali memerintah Sri
Dharrnodayanawarmodewa (Udayana)
beserta permaisurinya SriGunapriya­
dharrnapatni. rerrnaisuri ini berasal dari
Jawa puteri dari Makutawangsawardhana,
keturunan raja Sindok dari Jawa Timur.
Pemerintahan kedua suami istri ini
termasuk yang paling terkenal di Bali,
karena merupakan suatu periode’yang
penting baik secara politis maupun
kebudayaan. Balam prasasti yang
dikeluarkan selama 989-1010 Pi. nama
permaisuri Sri Gunapriyadharmmapatni
selalu disebut lebih dahulu. begitu pules
sejak tahun 989 Pi. bahasa Jawa Kuno
sudah dipakai dalam prasasti-prasasti di
Bali. Kedua hal tadi memberi petunjuk
bahwa pulau Bali waktu itu telah berada
mendapat pengaruh) di bawwh kekuasaan
politik Jawa. Mungkin akibat pengaruh
politik raja Dharmawangsa. Kedua suami is
tri.itu terkenal pula karena kemudian
mempunyai’;putera Airlangga yang kelak
akan menjadi salah seorang bestir di pulau
Jawa. rermaisuri Gunapriyadhar.mapatni
mungkin sekali meninggal pada tahun
1010 M Di makamkan dalam arca
perwujudan sebagai Durgamahis-
asuramardini. hrtinya Durga yang sedang
membunuh m usuhnya dalam bentuk
seekor kerbau. Viengapa justru
digambarkan sebagai dewi Durga yang
menakutkan itu?. Hal ini tidak jelas, tetapi
barangkali ada hubungannya.-dengan ang­
gapan di Bali bahwa puteri
Gunapriyadharmapatni itu lama dengan
Calon A.rang. Yaitu seorang janda yang
terkenal menakutkan dalam dongeng
rakyat : Bali. Sejak,tahun 1011 Udayana
memerintah sendiri sedang wafatnya tidak
diketahui dengan jelas kepan. Makamnya
disebutkan di Banu Wka, yang sampai
sekarang belum dapat diketahui dimana
letaknya.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates