Minggu, 28 Oktober 2012

Program Kerja SMAN 1 Sampanahan

1. Kepala Sekolah
Tugas Kepala Sekolah terdiri tugas
administrasi dan tugas operatif.
Secara
keseluruhan tugas tersebut
mencakup :
a. Bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pendidikan dan
pengelolaan sekolah menyangkut
kesiswaan, kurikulum, sarana
prasarana, administrasi
ketatausahaan, BP/BK dan lain-lain.
b. Memimpin dan mengkoordinasikan
semua unsure dilingkungan sekolah
dan memberikan bimbingan serta
petunjuk dalam pelaksanaan tugas
personil.
c. Membuat rencana / program sekolah.
d. Mendelegasikan tugas-tugas tertentu
kepada petugas yang ditunjuk.
e. Melaksanakan supervise dan
pengawasan kegiatan PBM dan KBM
yang meliputi penyusunan program
tahunan, program cawu, analisis
materi pelajaran, satuan pelajaran,
rencana pengajaran, buku jurnal,
kegiatan ekstra kurikuler, ko kurikuler
dan lain-lain.
f. Melaksanakan supervisi dan
pengawasan terhadap kegiatan BP/BK
g. Mengadakan pengawasan dan
pengendalian terhadap pelaksanaan
program sekolah.
h. Melaksanakan supervisi dan
pengawasan terhadap kegiatan
perpustakaan.
i. Melaksanakan supervisi dan
pembinaan di bidang kebendaharaan
sekolah.
j. Melaksanakan supervisi dan
pengawasan terhadap kegiatan
penggunaan laboratorium.
2. Kepala Tata Usaha
Kepala Tata Usaha sekolah
mempunyai tugas melaksanakan
ketatausahaan sekolah
    dan bertanggungjawab kepada
kepala sekolah melipui kegiatan-
kegiatan sbb:
a. Penyusunan program tata usaha
sekolah
b.      Pengelolaan keuangan sekolah
c.       Pengurusan administrasi Pegawai,
guru dan siswa
d.      Pembinaan dan pengembangan karir
pegawai tata usaha
e. Penyusunan administrasi
perlengkapan sekolah
f.       Penyusunan dan penyajian data/
statistik sekolah
g. Mengkoordinasikan dan
melaksanakan 8 K
h.      Penyusunan laporan pelaksanaan
kegiatan penyusunan ketatausahaan
secara berkala
3. Staf Tata Usaha
Membantu kepala Tata Usaha dalam
penyelesaian kegiatan ketatausahaan/
adminis-
    Trasi yang meliputi :
a. Yang berhubungan dengan
administrasi umum
1. Mengadakan/mencatat membukukan
surat-surat masuk/keluar
2. Mendistribusikan surat surat yang
masuk kebagian/unit lain sesuai
diposisi kepala sekolah
3. Menghimpun dan mengirimkan
laporean bulanan kepada Kantor
Depdiknas Kabupaten Kotabaru dan
Kanwil Depdiknas Propinsi Kalimantan
Selatan
b.      Yang berhubungan dengan
administrasi perlengkapan
1. Membuat daftar inventaris
perlengkapan sekoah
2. Koordinasi dengan wakasek bidang
sarana dan prasarana dan
bendaharawan yang relevan dalam
rangka pengadaan barang – barang
serta pendistribusiannya
3. Membuat laporan inventaris secara
berkala ( berkoordinasi dengan
wakasek sarana prasarana )
c.       Ynag berhubungan dengan
administrasi kesiswaan :
1. Mengisi Buku InduK Siswa
2. Menyususn absen dengan
rekapitulkasi absent siswa
3. Memonitor jumlah kegiatan siswa
setiap bulan
4. Menyelenggarakan administrasi
mutasi siswa
5. Membuat atau mengisi buku klaper
siswa
6. Menyususn daftar siswa format 8355
d.      Yang berhubungan dengan
administasi kepegawaian
1. Menyiapkan file guru/pegawai
2. Menyusn DUK
3. Memonitor/mengamati masa
kepangkatan/golongan pegawai,
mengusulkan pemberian kenaikan gaji
berkala pegawai
4. Menyiapkan DP 3 Pegawai
5. Menyiapkan buku induk pegawai
6. Meyelenggasrakan daftar hadir
pegawai TU dan Guru
e. Yang berhubungan dengan
administrasi keuangan
1. Membantu Kepala Sekolah dalam
menyusun RAPBS
2. Menyusun daftar gaji pegawai
3. Membantu para bendahara sekolah
dalam hal pembuatan , pengiriman
laporan sekolah dibidang keuangan
jika diperlukan
4. Wakil Kepala Sekolah Urusan
Kesiswaan
    a.  Merencanakan dalam
melaksanakan PSB setiap awal tahun
pelajaran
    b. Melaksanakan pembinaan osis
mencakup pemilihan pengurus osis,
kegiatan
         osis, pembina pengurus osis
c. Membina, melaksanakan dan
mengkoordinasikan pelaksanaan
kegiatan 8K de-
ngan bagian-bagan dalam
lingkungan sekolah dan luar sekolah
d. Penyusunan tata tertib sekolah
dan memonitor pelaksanaan tata
tertib sekolah
e.  Melaksanakan pemilihan siswa/
calon siswa teladan, anggota
paskibraka
    f   Mengarahkan dan memonitor
siswa lulusan
g.  Menyusun laporan pelaksanaan
kegiatan secara berkala
h. Menyelenggarakan kegiatan
kepramukaan, koperasi dan UKS
i. Mengkoordinasikan kegiatan ekstra
kurikuler bersama guru pembinanya
5. Wakil Kepala Sekolah Urusan
Kurikulum
a. Mengkoordinasikan penyesuaian
program pengajaran
b. Mengatur pembagian tugas guru
c.           Menyusun jadwal pelajaran/kegiatan
belajar mengajar
d. Mengatur jadwal ulangan harian,
Ulangan umum, Ebta/Ebtanas serta
mengkoordinir pelaksanaannya
e. Mengelola hasil penilaian
f. Mengkoordinasikan kegiatan ko
kurekuler dan ekstra kurekuler dan
target
Kurikulum dan daya serap siswa
g. Menyusun kreteria kenaikan
kelas dan kelulusan
h.     Mengkoordinir dan
mengadministrasikan penyusunan
Program tahunan,
            Program cawu, AnalisisMmateri
Pelajaran, Satuan Pelajaran, Jurnal
Me-
            Ngajar, Program Pengayaan/
Perbaiakan
6. Wakil Kepala Sekolah Urusan
Sarana Prasarana
    a. Inventaris barang-barang
b.     Inventaris kebutuhan guru
dalam KBM/PBM
c.     Pendayagunaan sarana/
prasarana termasuk mendistribusikan
alat-alat kebu-
            tuhan KBM guru dan siswa
d. Memelihara dan mengamankan
sarana /prasarana termasuk
mendistribusikan
(pengamanan,penghapusannya serta
pengembangannya)
e. Mengelola dan mengadakan
koordinasi dalam hal pengadaan
sarana/prasarana
dengan bagian/bidang yang ada
hubungannya dengan pendanaan/
keuangan
7. Wakil Kepala Sekolah Urusan Humas
a.          Mengatur dan menyelenggarakan
hubungan sekolah dengan orang tua/
wali –
Siswa
b. Membina hubungan antara sekolah
dengan BP3
c.          Membina pengembangan hubungan
antara sekolah dengan masyarakat
sekitar
Lembaga pemerintah, dunia usaha dan
lembaga-lembaga social
d. Membantu BP3 dalam hal pengelolan
sumber daya dana yang dikumpulkan
BP3
e.          Menyelenggarakan/mengkoordinir
pelaksanaan upacara hari Nasional
baik disekolah maupun diluar sekolah
dengan urusan kesiswaan
f. Aktif membantu wali kelas dan guru
BK dalam menangani kasus-kasus
masalah siswa diluar
g.          Melaksanakan tugas pengawasan
harian/piket secara bergiliran
h. Mengadakan koordinasi dalam
pelaksanaan tugas dengan semua
guru, wali kelas
i. Menyusun jadwal giliran guru/
orang yang ditunjuk Pembina upacara
setiap hari senin
8. Wali kelas
a.          Menyusun orgnisasi kelas
b. Membuat denah tempat duduk siswa
c.          Koordinasi dengan guru BP/BK
membuat peta siswa dikelasnya
d. Membuat daftar inventaris kelas
e.          Mengisi buku kelas
f. Mengisi raport siswa pada setiap
akhir cawu
g.          Mengontrol buku absen siswa
h. Mengamati perkembangan
kepribadian siswanya
i. Membuat catatan khusus tentang
siswa terutama bagi siswa yang
mengalami kesulitan dan memerlukan
bantuan/ penanganan
j. Pencatatan mutasi siswa
k.          Koordinasi dengan guru BP/BK yang
berkenaan dengan siswa yang
dianggap terlibat kasus-kasus tertentu
yang dianggap rawan
l. Membagi laporan pendidikan
(raport)
m. Melaporkan setiap permasalahan
siswa dikelasnya kepada wakasek
urusan  kesiswaan untuk ditindak
lanjuti
9. Petugas Keuangan/ Bendahara Rutin
a.            Menerima dan membukukan uang /
dana yang dipertanggungjawabkan
sesuai dengan perusedur yang berlaku
b. Mengeluarkan uang atas perintah
dan membuat SPJ atas pengeluaran /
penggunaan dana tersebut
c. Menerima PPN dan PPH dari
rekanan yang melaksanakan transaksi
penjualan barang kepada kepala
sekolah.Kemudian menyetorkan
kepada kantor pajak
d.           Membuat laporan secara berkala
10. Bendahara OPF
a.          Menerima dan membukukan uang /
dana OPF sesuai prosedur
b. Mengeluarkan atas perintah dan
membuat SPJ penggunaan dana
tersebut
c.          Menerima dan menyetorkan PPn,
PPh, dari rekanan/perusahaan yang
melakukan transaksi penjualan dengan
sekolah kemudian meneruskannya
kekantor pajak
d. Menyusun laporan pelaksanaan
kegiatan
11. Guru/Petugas BP/BK
a.          Menyusun program dan pelaksanaan
bimbingan penyuluhan
b. Koordinasi dengan wali kelas dalam
rangka mengatasi masalah  yang
dihadapi oleh siswa tentang kesulitan
belajar
c.          Memberikan pelayanan bimbingan
penyuluhan kepada siswa agar lebih
berprestasi dalam kegiatan belajar
d. Melaksakan koordinasi dalam urusan
praktek dengan kepala sekolah, wali
kelas dan guru dalam menilai siswa
bila terjadi pelanggaran oleh siswa
e.          Penyusunan dan pemberian saran
serta pertimbangan pemilihan
jurusan/program pendidikan bagi
siswa
f. Memberikan saran dan
pertimbangan kepada siawa dalam
memperoleh gambaran tentang
lanjutan pendidikan dan lapangan
pekerjaan yang sesuai
g.          Mengadakan penilaian pelaksanaan
BP/BK
h. Menyusun statistik hasil penilaian
BP/BK
i. Menyusun laporan pelaksanaan BP/
BK secara berkala
12. Ketua Kelompok Program Pilihan /
Bidang study
a.          Menyusun program dan
pengembangan program pilihan
bidang
b. Koordinasi penggunaan
laboratorium / ruang praktek /sanggar
c.          Meningkatkan prestasi jurusan yang
bersangkutan
d. Mengadakan koordinasi kegiatan
guru praktek dan guru teori
e.          Merevisi dan evaluasi kemajuan
serta kemampuan siswa dalam
program study yang bersangkutan
f. Merencanakan dan menyiapkan
bahan sesuai dengan kebutuhan
praktek
g.          Menyusun laporan pelaksanaan
kegiatan program pilihan /bidang
study
12. Petugas Pengelola Laboratorium
a.          Bertanggung jawab terhadap
pengelolaan laboratorium
b. Menginventarisir ulang terhadap
alat perlengkapan di laboratorium
c.          Menyusun jadual penggunaan alat
oleh kelas/siswa
d. Mengadakan perbaikan /
pemeliharaan ruang laboratorium
e.          Menyusun Program pengadaan /
pembelian bahan
13. Pengawas / Piket Harian
a.          Bertugas selaku piket pada jam
pelajaran berlangsung
b. Mengumpulkan dan menyerahkan
absen guru / pegawai kepada kepala
sekolah jam 08.00 wita
c.          Mencatat dan memberikan tugas
kepada siswa yang terlambat datang
kesekolah
d. Menggantikan/mengamankan/
memberian tugas kepada kelas yang
gurunya tidak ada  atau berhalangan
hadir
e.          Membuat ihktisar laporan tugas
pengawas kedalam buku laporan
pengawas dan menyerahkan kepada
kepala sekolah setiap akhir jam kerja
15. Pembantu / Penjaga Sekolah
a.          Membuka dan menutup jendela,
pintu ruang kelas, ruang guru, ruang
TU, dan ruang kepala sekolah
b. Membersihkan ruang-ruang tersebut
termasuk selasar/ teras kecuali ruang
dan selasar kelas
c.          Memonitor kebersihan WC siswa,
guru dan kepala sekolah
d. Menaikan bendera merah putih pada
waktu pagi jam 06.00 kecuali hari
senin
e.          Melaksanakan tugas pengamanan
sekolah setelah siswa pulang jam 14.00
f. Menurunkan bendera pada jam
18.00
g.          Menerimakan surat-surat yang
datang pada waktu kantor telah tutup
h. Melaporkan secara rutin keadaan
atau kejadian pada saat yang
bersangkutan bertugas jaga ditempat
16. Petugas Keamanan
a.         Membersihkan dan merapikan
taman / halaman sekolah
b.         Mengadakan penanaman/
penghijauan halaman dengan
tanaman yang bermanfaat
( bunga-bunga, buah-buahan, tanaman
pelindung dan lain )
c. Memelihara kesuburan /
kelangsungan hidup tanaman
17. Petugas 8 K
a.          Mengatur/mengkoordinir
pelaksanaan kegiatan yang
berhubungan dengan keamanan,
Kebersihan, keindahan, kekeluargaan
ketertiban, kerindangan, kesehatan
dan ketakwaan
b. Untuk melaksanakan tugas ini 8K
melakukan koordinasi dengan
kesiswaan/Osis, pesuruh dan bagian
sarana/prasarana
c.          Dalam melaksanakan tugasnya
dikoordinir oleh wakasek kesiswaan
dengan program masing-masing
bidang

Program Kerja Kepala Sekolah SMA Negeri 11 Kabupaten Bekasi

Program Kerja
Kepala Sekolah
1. Adalah
2. adalah
Wakil Kepala Sekolah Bidang
Humas
Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kurikulum
add text, images, video, widgets,
etc...
Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kesiswaan
A. Program Umum
A. 1. Menyusun program kerja
urusan kesiswaan
2. Menyusun Rencana
Anggaran Pendapatan
Belanja Kesiswaan
3. Membantu pelaksanaan
tugas-tugas kepala sekolah
dalam urusan kesiswaan
4. Mengikuti rapat-rapat
dinas
5. Mewakili kepala sekolah
bila berhalangan hadir
6. Menyusun rancangan
kebutuhan urusan
pembinaan kesiswaan
7. Mengadakan koordinasi
dengan semua personil
sekolah
8. Menyampaikan laporan-
laporan tentang keadaan
dan perkembangan siswa
B.Program Khusus
B. 1. Kegiatan PSB Tahun
Pelajaran 2008/2009
a.Menyusun rancangan daya
tampung siswa
b.Penyebaran informasi kepada
orang tua, instansi terkait tentang
PSB
c.Pelaksanaan PSB
d.Penyelenggaraan MOS
e.Penyusunan siswa dalam kelas
f.Pelayanan pembuatan kartu
pelajar
g.Pengarsipan dokumen PSB
B. 2. Pengurusan Mutasi Siswa
a.Bekerja sama dengan staf Tata
Usaha (TU) Urusan Kesiswaan
dalam :
1). Mengelola Buku Induk siswa
2). Pengelolaan Buku Klaper siswa
3). Pengelolaan dan pengurusan
mutasi siswa (masuk dan keluar)
4). Pengisian papan data siswa
b.Bekerja sama dengan staf TU
dalam :
1). Penyiapan blanko-blanko surat
tentang siswa
2). Penyiapan surat ijin, panggilan
siswa dsb.
B. 3. Pembinaan Disiplin dan 6K
a.Mengadakan sosialisasi tentang
Tatib (tata Tertib) siswa
b.Membuat buku pengendali
pelanggaran bagi siswa
c.Bersama dengan Guru BP/BK
mengagendakan pelanggaran dan
pemberian sanksi
d.Membantu guru piket tentang
penanganan kasus siswa dan
disiplin waktu datang dan pulang
sekolah
e.Bersama dengan wali kelas dan
personil lainnya menyelesaikan
kasus-kasus siswa
f.Pembinaan dan pengawasan
terhadap pakaian seragam sekolah
g.Pembinaan terhadap pengurus
kelas
h.Pembinaan dan pengawasan
tentang pelaksanaan upacara
bendera
i.Bersama Wali Kelas mengecek
tentang pelaksanaan kebersihan
sekolah
B. 4. Pembinaan OSIS
a.Mengadakan pergantian
pengurus OSIS
b.Membimbing pengurus OSIS
dalam penyusunan program
c.Pengawasan dan monitoring
terhadap pelaksanaan program
OSIS
d.Menyiapkan ATK dan sarana
prasarana untuk kegiatan OSIS
e.Melakukan pembinaan terhadap
staf OSIS
f.Mengadakan pemeriksaan
tentang administrasi OSIS
g.Mengevaluasi dan tindak lanjut
tentang pelaksanaan kegiatan OSIS
h.Menyelenggarakan acara
perpisahan bagi siswa kelas III
i.Mengadakan Milad (HUT) SMA
Negeri Cikarang Selatan yang ke-5
B. 5. Pembinaan Ekstrakurikuler
a.Menyelenggarakan musyawarah
pemilihan pengurus baru setiap
ekstrakurikuler
b.Pembinaan pengurus dan
anggota baru setiap ekstrakurikuler
c.Monitoring dan pemeriksaan
terhadap setiap program
ekstrakurikuler
d.Mengevaluasi dan tindak lanjut
setiap kegiatan ekstrakurikuler
B. 6. Pembinaan LDKS (Latihan
Dasar Kepemimpinan
Siswa)
a.Menyelengarakan kegiatan LDKS
bagi pembina OSIS, pengurus kelas
dan anggota OSIS serta pengurus
OSIS
b.Menyiapkan kader-kader
kepengurusan OSIS dan
Ekstrakurikuler
c.Menumbuhkembangkan dan
memotivasi potensi kepemimpinan
d.Membentuk karakter (watak)
dan mental bertanggung jawab dan
terpercaya
e.Mengevaluasi dan tindak lanjut
terhadap pelaksanaan LDKS VII
B. 7. Pembinaan Wawasan
Wiyata Mandala
a.Mengadakan koordinasi dengan
seluruh personal sekolah
b.Melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan administrasi
kesiswaan
c.Bersama Wakepsek terkait
mengadakan penataan lingkungan
sekolah
d.Pengawasan terhadap
pemakaian fasilitas pendidikan
oleh siswa
e.Pembinaan cinta almamater
f.Pembinaan tentang ketahanan
sekolah
g.Mengadakan kunjungan
kekeluargaan dikalangan para
siswa dan pembina
h.Mengoptimalkan hubungan
sekolah dengan komite sekolah
dan orang tua
i.Mengadakan studi banding atau
studi wisata bagi siswa
j.Pembinaan peningkatan minat
baca dikalangan para siswa
k.Mengevaluasi dan tindak lanjut
terhadap pelaksanaan kegiatan
pembinaan Wawasan Wiyata
Mandala
B. 8. Pembinaan Siswa
Berprestasi
a.Menyelenggarakan pemilihan
siswa berprestasi
b.Mengirimkan siswa berprestasi
tingkat kabupaten
c.Pembinaan siswa berprestasi di
bidang seni, olah raga, dan
ketrampilan hidup lainnya
d.Pembinaan minat dan motivasi
belajar
e.Mengevaluasi dan tindak lanjut
terhadap pelaksanaan pembinaan
siswa berprestasi
B. 9. Pelaksanaan Beasiswa
Bekerja sama dengan TU bagian
kesiswaan dan BP/BK :
a.Melakukan sosialisasi tentang
fasilitas beasiswa bagi siswa
b.Penyebaran angket dan
penjaringan siswa-siswa yang layak
mendapat beasiswa
c.Melakukan pembinaan terhadap
siswa yang menerima beasiswa,
termasuk pengisian biodata.
B. 10. Kegiatan Bimbingan dan
Konseling
a.Membantu penyebarluasan
program BK terhadap guru dan
siswa
b.Membantu penyiapan fasilitas
untuk pelaksanaan program BK
c.Melakukan koordinasi dengan
koordinator dan guru BK/guru
pembimbing
B. 11. Pembinaan dan Kerjasama
Alumni
a.Bekerja sama dengan Wakasek
Humas melakukan pendataan para
alumni
b.Bekerja sama dengan Wakasek
Humas, menjalin kerjasama
dengan alumni
Wakil Kepala Sekolah Bidang
Sarana
A. Latar Belakang
Program Sarana Prasarana adalah
segala kegiatan sarana prasarana
yang behubungan dengan Program
pendidikan di Sekolah yang
meliputi kegiatan inventarisasi,
pengadaan barang, pemeliharaan/
rehab, pembangunan, Laporan.
Semua kegiatan tersebut perlu
adanya program yang jelas dan
akurat agar tujuan yang kita
harapkan dapat tercapai dengam
baik.
B. Maksud dan Tujuan
1.Maksud
Maksud dari Program Kerja PKS
Sarana Prasarana adalah sebagai
pedoman untuk membantu kepala
sekolah dalam fungsimua sebagai
administrator dan supervisor
dalam mengelola sekolah sekolah
dalam upaya mencapai tujuan
sekolah
2.Tujuan
Agar kegiatan penyelenggaraan
mengajar terarah dan terlaksana
secara efektif dan efesien dalam
rangka meningkatkan mutu
pendidikan.
C. Ruang Lingkup
1.Inventarisasi sarana prasarana
2.Pemeliharaan/rehab sarana
prasarana
3.Pembangunan gedung/sarana
4.Pengadaan barang
5.Laporan

Selasa, 23 Oktober 2012

Kerajaan Samudra Pasai

Kerajaan Samudera Pasai terletak di Aceh,
dan merupakan kerajaan Islam pertama di
Indonesia. Kerajaan ini didirikan oleh
Meurah Silu pada tahun 1267 M. Bukti-
bukti arkeologis keberadaan kerajaan ini
adalah ditemukannya makam raja-raja
Pasai di kampung Geudong, Aceh Utara.
Makam ini terletak di dekat reruntuhan
bangunan pusat kerajaan Samudera di
desa Beuringin, kecamatan Samudera,
sekitar 17 km sebelah timur
Lhokseumawe. Di antara makam raja-raja
tersebut, terdapat nama Sultan Malik al-
Saleh, Raja Pasai pertama. Malik al-Saleh
adalah nama baru Meurah Silu setelah ia
masuk Islam, dan merupakan sultan Islam
pertama di Indonesia. Berkuasa lebih
kurang 29 tahun (1297-1326 M). Kerajaan
Samudera Pasai merupakan gabungan dari
Kerajaan Pase dan Peurlak, dengan raja
pertama Malik al-Saleh.
Seorang pengembara Muslim dari
Maghribi, Ibnu Bathutah sempat
mengunjungi Pasai tahun 1346 M. ia juga
menceritakan bahwa, ketika ia di Cina, ia
melihat adanya kapal Sultan Pasai di
negeri Cina. Memang, sumber-sumber
Cina ada menyebutkan bahwa utusan
Pasai secara rutin datang ke Cina untuk
menyerahkan upeti. Informasi lain juga
menyebutkan bahwa, Sultan Pasai
mengirimkan utusan ke Quilon, India
Barat pada tahun 1282 M. Ini
membuktikan bahwa Pasai memiliki relasi
yang cukup luas dengan kerajaan luar
Pada masa jayanya, Samudera Pasai
merupakan pusat perniagaan penting di
kawasan itu, dikunjungi oleh para
saudagar dari berbagai negeri, seperti
Cina, India, Siam, Arab dan Persia.
Komoditas utama adalah lada. Sebagai
bandar perdagangan yang besar,
Samudera Pasai mengeluarkan mata uang
emas yang disebut dirham. Uang ini
digunakan secara resmi di kerajaan
tersebut. Di samping sebagai pusat
perdagangan, Samudera Pasai juga
merupakan pusat perkembangan agama
Islam.
Seiring perkembangan zaman, Samudera
mengalami kemunduran, hingga
ditaklukkan oleh Majapahit sekitar tahun
1360 M. Pada tahun 1524 M ditaklukkan
oleh kerajaan Aceh.
Silsilah
1. Sultan Malik al-Saleh (1267-1297 M)
2. Sultan Muhammad Malikul Zahir
(1297-1326 M)
3. Sultan Ahmad Laidkudzahi
4. Sultan Zainal Abidin Malik al-Zahir
(1383-1405 M)
5. Sultan Shalahuddin (1405-1412 M)
Periode Pemerintahan
Rentang masa kekuasan Samudera Pasai
berlangsung sekitar 3 abad, dari abad
ke-13 hingga 16 M.
Wilayah Kekuasaan
Wilayah kekuasaan Pasai mencakup
wilayah Aceh ketika itu.
Kehidupan Sosial-Budaya
Telah disebutkan di muka bahwa, Pasai
merupakan kerajaan besar, pusat
perdagangan dan perkembangan agama
Islam. Sebagai kerajaan besar, di kerajaan
ini juga berkembang suatu kehidupan
yang menghasilkan karya tulis yang baik.
Sekelompok minoritas kreatif berhasil
memanfaatkan huruf Arab yang dibawa
oleh agama Islam, untuk menulis karya
mereka dalam bahasa Melayu. Inilah yang
kemudian disebut sebagai bahasa Jawi,
dan hurufnya disebut Arab Jawi. Di antara
karya tulis tersebut adalah Hikayat Raja
Pasai (HRP). Bagian awal teks ini
diperkirakan ditulis sekitar tahun 1360 M.
HRP menandai dimulainya perkembangan
sastra Melayu klasik di bumi nusantara.
Bahasa Melayu tersebut kemudian juga
digunakan oleh Syaikh Abdurrauf al-
Singkili untuk menuliskan buku-bukunya.
Sejalan dengan itu, juga berkembang ilmu
tasawuf. Di antara buku tasawuf yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu
adalah Durru al-Manzum, karya Maulana
Abu Ishak. Kitab ini kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu
oleh Makhdum Patakan, atas permintaan
dari Sultan Malaka. Informasi di atas
menceritakan sekelumit peran yang telah
dimainkan oleh Samudera Pasai dalam
posisinya sebagai pusat tamadun Islam di
Asia Tenggara pada masa itu.

Kerajaan Majapahit

Letak Geografis
Secara geografis letak kerajaan Majapahit
sangat strategis karena adanya di daerah
lembah sungai yang luas, yaitu Sungai
Brantas dan Bengawan Solo, serta anak
sungainya yang dapat dilayari sampai ke
hulu.
Sejarah Terbentuknya Kerajaan Majapahit
Pada saat terjadi serangan Jayakatwang,
Raden Wijaya bertugas menghadang
bagian utara, ternyata serangan yang lebih
besar justru dilancarkan dari selatan.
Maka ketika Raden Wijaya kembali ke
Istana, ia melihat Istana Kerajaan
Singasari hampir habis dilalap api dan
mendengar Kertanegara telah terbunuh
bersama pembesar-pembesar lainnya.
Akhirnya ia melarikan diri bersama sisa-
sisa tentaranya yang masih setia dan
dibantu penduduk desa Kugagu. Setelah
merasa aman ia pergi ke Madura meminta
perlindungan dari Aryawiraraja. Berkat
bantuannya ia berhasil menduduki tahta,
dengan menghadiahkan daerah tarik
kepada Raden Wijaya sebagai daerah
kekuasaannya. Ketika tentara Mongol
datang ke Jawa dengan dipimpin Shih-Pi,
Ike-Mise, dan Kau Hsing dengan tujuan
menghukum Kertanegara, maka Raden
Wijaya memanfaatkan situasi itu untuk
bekerja sama menyerang Jayakatwang.
Setelah Jayakatwang terbunuh, tentara
Mongol berpesta pora merayakan
kemenanganya. Kesempatan itu pula
dimanfaatkan oleh Raden Wijaya untuk
berbalik melawan tentara Mongol,
sehingga tentara Mongol terusir dari Jawa
dan pulang ke negrinya. Maka tahun 1293
Raden Wijaya naik tahta dan bergelar Sri
Kertajasa Jayawardhana.

Raja-raja Majapahit
Kertajasa Jawardhana (1293 – 1309)
Merupakan pendiri kerajaan Majapahit,
pada masa pemerintahannya, Raden
Wijaya dibantu oleh mereka yang turut
berjasa dalam merintis berdirinya
Kerajaan Majapahit, Aryawiraraja yang
sangat besar jasanya diberi kekuasaan
atas sebelah Timur meliputi daerah
Lumajang, Blambangan. Raden Wijaya
memerintah dengan sangat baik dan
bijaksana. Susunan pemerintahannya
tidak berbeda dengan susunan
pemerintahan Kerajaan Singasari.
Raja Jayanegara (1309-1328)
Kala Gemet naik tahta menggantikan
ayahnya dengan gelar Sri Jayanegara. Pada
Masa pemerintahannnya ditandai dengan
pemberontakan-pemberontakan.
Misalnya pemberontakan Ranggalawe
1231 saka, pemberontakan Lembu Sora
1233 saka, pemberontakan Juru Demung
1235 saka, pemberontakan Gajah Biru
1236 saka, Pemberontakan Nambi, Lasem,
Semi, Kuti dengan peristiwa Bandaderga.
Pemberontakan Kuti adalah
pemberontakan yang berbahaya, hampir
meruntuhkan Kerajaan Majapahit. Namun
semua itu dapat diatasi. Raja Jayanegara
dibunuh oleh tabibnya sendiri yang
bernama Tanca. Tanca akhirnya dibunuh
pula oleh Gajah Mada.
Tribuwana Tunggadewi (1328 – 1350)
Raja Jayanegara meninggal tanpa
meninggalkan seorang putrapun, oleh
karena itu yang seharusnya menjadi raja
adalah Gayatri, tetapi karena ia telah
menjadi seorang Bhiksu maka digantikan
oleh putrinya Bhre Kahuripan dengan
gelar Tribuwana Tunggadewi, yang dibantu
oleh suaminya yang bernama
Kartawardhana. Pada tahun 1331 timbul
pemberontakan yang dilakukan oleh
daerah Sadeng dan Keta (Besuki).
Pemberontakan ini berhasil ditumpas oleh
Gajah Mada yang pada saat itu menjabat
Patih Daha. Atas jasanya ini Gajah Mada
diangkat sebagai Mahapatih Kerajaan
Majapahit menggantikan Pu Naga. Gajah
Mada kemudian berusaha menunjukkan
kesetiaannya, ia bercita-cita menyatukan
wilayah Nusantara yang dibantu oleh Mpu
Nala dan Adityawarman. Pada tahun
1339, Gajah Mada bersumpah tidak
makan Palapa sebelum wilayah Nusantara
bersatu. Sumpahnya itu dikenal dengan
Sumpah Palapa, adapun isi dari amukti
palapa adalah sebagai berikut :”Lamun
luwas kalah nusantara isum amakti palapa,
lamun kalah ring Gurun, ring Seram, ring
Sunda, ring Palembang, ring Tumasik,
samana sun amukti palapa”. Kemudian
Gajah Mada melakukan penaklukan-
penaklukan.
Hayam Wuruk
Hayam Wuruk naik tahta pada usia yang
sangat muda yaitu 16 tahun dan bergelar
Rajasanegara. Di masa pemerintahan
Hayam Wuruk yang didampingi oleh
Mahapatih Gajah Mada, Majapahit
mencapai keemasannya. Dari Kitab
Negerakertagama dapat diketahui bahwa
daerah kekuasaan pada masa
pemerintahan Hayam Wuruk, hampir
sama luasnya dengan wilayah Indonesia
yang sekarang, bahkan pengaruh kerajaan
Majapahit sampai ke negara-negara
tettangga. Satu-satunya daerah yang tidak
tunduk kepada kekuasaaan Majapahit
adalah kerajaan Sunda yang saat itu
dibawah kekuasaan Sri baduga Maharaja.
Hayam Wuruk bermaksud mengambil
putri Sunda untuk dijadikan
permaisurinya. Setelah putri Sunda (Diah
Pitaloka) serta ayahnya Sri Baduga
Maharaja bersama para pembesar Sunda
berada di Bubat, Gajah Mada melakukan
tipu muslihat, Gajah Mada tidak mau
perkawinan Hayam Wuruk dengan putri
Sunda dilangsungkan begitu saja. Ia
menghendaki agar putri Sunda
dipersembahkan kepada Majapahit
(sebagai upeti). Maka terjadilah
perselisihan paham dan akhirnya
terjadinya perang Bubat. Banyak korban
dikedua belah pihak, Sri Baduga gugur,
putri Sunda bunuh diri.
Tahun 1364 Gajah Mada meninggal,
Kerajaan Majapahit kehilangan seorang
mahapatih yang tak ada duanya. Untuk
memilih penggantinya bukan suatu
pekerjaan yang mudah. Dewan
Saptaprabu yang sudah beberapa kali
mengadakan sidang untuk memilih
pengganti Gajah Mada akhirnya
memutuskan bahwa Patih
Hamungkubhumi Gajah Mada tidak akan
diganti “untuk mengisi kekosongan dalam
pelaksanaan pemerintahan diangkat Mpu
Tandi sebagais Wridhamantri, Mpu Nala
sebagai menteri Amancanegara dan patih
dami sebagai Yuamentri. Raja Hayam
Wuruk meninggal pada tahun 1389.
Wikramawardhana
Putri mahkota Kusumawardhani yang naik
tahta menggantikan ayahnya bersuamikan
Wikramawardhana. Dalam prakteknya
Wikramawardhanalah yang menjalankan
roda pemerintahan. Sedangkan Bhre
Wirabhumi anak Hayam Wuruk dari selir,
karena Bhre Wirabhumi (Putri Hayam
Wuruk) dari selir maka ia tidak berhak
menduduki tahta kerajaan walaupun
demikian ia masih diberi kekuasaan untuk
memerintah di Bagian Timur Majapahit ,
yaitu daerah Blambangan. Perebutan
kekuasaan antara Wikramawardhana
dengan Bhre Wirabhumi disebut perang
Paregreg.
Wikramawardhana meninggal tahun 1429,
pemerintahan raja-raja berikutnya
berturut-turut adalah Suhita, Kertawijaya,
Rajasa Wardhana, Purwawisesa dan
Brawijaya V, yang tidak luput ditandai
perebutan kekuasaan.
Sumber Sejarah
Sumber sejarah mengenai berdiri dan
berkembangnya kerajaan Majapahit
berasal dari berbagai sumber yakni :
Prasasti Butok (1244 tahun). Prasasti ini
dikeluarkan oleh Raden Wijaya setelah ia
berhasil naik tahta kerajaan. Prasasti ini
memuat peristiwa keruntuhan kerajaan
Singasari dan perjuangan Raden Wijaya
untuk mendirikan kerajaan
Kidung Harsawijaya dan Kidung Panji
Wijayakrama, kedua kidung ini
menceritakan Raden Wijaya ketika
menghadapi musuh dari kediri dan tahun-
tahun awal perkembangan Majapahit
Kitab Pararaton, menceritakan tentang
pemerintahan raja-raja Singasari dan
Majapahit
Kitab Negarakertagama, menceritakan
tentang perjalanan Rajam Hayam Wuruk
ke Jawa Timur.
Kehidupan Politk
Majapahit selalu menjalankan politik
bertetangga yang baik dengan kerajaan
asing, seperti Kerajaan Cina, Ayodya
(Siam), Champa dan Kamboja. Hal itu
terbukti sekitar tahun 1370 – 1381,
Majapahit telah beberapa kali mengirim
utusan persahabatan ke Cina. Hal itu
diketahui dari berita kronik Cina dari
Dinasti Ming.
Raja kerajaan Majapahit sebagai
negarawan ulung juga sebagai politikus-
politikus yang handal. Hal ini dibuktikan
oleh Raden Wiajaya, Hayam Wuruk, dan
Maha Patih Gajahmada dalam usahanya
mewujudkan kerajaan besar, tangguh dan
berwibawa. Struktur pemerintahan di
pusat pemerintahan Majapahit :
1. Raja
2. Yuaraja atau Kumaraja (Raja Muda)
3. Rakryan Mahamantri Katrini
a. Mahamantri i-hino
b. Mahamantri i –hulu
c. Mahamantri i-sirikan
4. Rakryan Mahamantri ri Pakirakiran
a. Rakryan Mahapatih (Panglima/
Hamangkubhumi)
b. Rakryan Tumenggung (panglima
Kerajaan)
c. Rakryan Demung (Pengatur Rumah
Tangga Kerajaan)
d. Rakryan Kemuruhan (Penghubung dan
tugas-tugas protokoler) dan
e. Rakryan Rangga (Pembantu Panglima)
5. Dharmadyaka yang diduduki oleh 2
orang, masing-masing dharmadyaka
dibantu oleh sejumlah pejabat keagamaan
yang disebut Upapat. Pada masa hayam
Wuruk ada 7 Upapati.
Selain pejabat-pejabat yang telah
disebutkan dibawah raja ada sejumlah raja
daerah (paduka bharata) yang masing-
masing memerintah suatu daerah.
Disamping raja-raja daerah adapula
pejabat-pejabat sipil maupun militer. Dari
susunan pemerintahannya kita dapat
melihat bahwa sistem pemerintahan dan
kehidupan politik kerjaan Majapahit sudah
sangat teratur.
Kehidupan Sosial Ekonomi dan
Kebudayaan
Hubungan persahabatan yang dijalin
dengan negara tentangga itu sangat
mendukung dalam bidang perekonomian
(pelayaran dan perdagangan). Wilayah
kerajaan Majapahit terdiri atas pulau dan
daerah kepulauan yang menghasilkan
berbagai sumber barang dagangan.
Barang dagangan yang dipasarkan antara
lain beras, lada, gading, timah, besi, intan,
ikan, cengkeh, pala, kapas dan kayu
cendana.
Dalam dunia perdagangan, kerajaan
Majapahit memegang dua peranan yang
sangat penting.
Sebagai kerajaan Produsen – Majapahit
mempunyai wilayah yang sangat luas
dengan kondisi tanah yang sangat subur.
Dengan daerah subur itu maka kerajaan
Majapahit merupakan produsen barang
dagangan.
Sebagai Kerajaan Perantara – Kerajaan
Majapahit membawa hasil bumi dari
daerah yang satu ke daerah yang lainnya.
Keadaan masyarakat yang teratur
mendukung terciptanya karya-karya
budaya yang bermutu. bukti-bukti
perkembangan kebudayaan di kerajaan
Majapahit dapat diketahui melalui
peninggalan-peninggalan berikut ini :
Candi : Antara lain candi Penataran
(Blitar), Candi Tegalwangi dan candi Tikus
(Trowulan).
Sastra : Hasil sastra zaman Majapahit
dapat kita bedakan menjadi
Sastra Zaman Majapahit Awal
Kitab Negarakertagama, karangan Mpu
Prapanca
Kitab Sutasoma, karangan Mpu Tantular
Kitab Arjunawiwaha, karangan Mpu
Tantular
Kitab Kunjarakarna
Kitab Parhayajna
Sastra Zaman Majapahit Akhir
Hasil sastra zaman Majapahit akhir ditulis
dalam bahasa Jawa Tengah, diantaranya
ada yang ditulis dalam bentuk tembang
(kidung) dan yang ditulis dalam bentuk
gancaran (prosa). Hasil sastra terpenting
antara lain :
Kitab Prapanca, isinya menceritakan raja-
raja Singasari dan Majapahit
Kitab Sundayana, isinya tentang peristiwa
Bubat
Kitab Sarandaka, isinya tentang
pemberontakan sora
Kitab Ranggalawe, isinya tentang
pemberontakan Ranggalawe
Panjiwijayakrama, isinya menguraikan
riwayat Raden Wijaya sampai menjadi raja
Kitab Usana Jawa, isinya tentang
penaklukan Pulau Bali oleh Gajah Mada
dan Aryadamar, pemindahan Keraton
Majapahit ke Gelgel dan penumpasan raja
raksasa bernama Maya Denawa.
Kitab Usana Bali, isinya tentanng
kekacauan di Pulau Bali.
Selain kitab-kitab tersebut masih ada lagi
kitab sastra yang penting pada zaman
Majapahit akhir seperti Kitab Paman
Cangah, Tantu Pagelaran, Calon Arang,
Korawasrama, Babhulisah, Tantri
Kamandaka dan Pancatantra.

Kerajaan Pajajaran

Kerajaan Pajajaran adalah sebuah kerajaan
Hindu yang diperkirakan beribukotanya di
Pakuan (Bogor) di Jawa Barat. Dalam
naskah-naskah kuno nusantara, kerajaan
ini sering pula disebut dengan nama
Negeri Sunda, Pasundan, atau
berdasarkan nama ibukotanya yaitu
Pakuan Pajajaran. Beberapa catatan
menyebutkan bahwa kerajaan ini didirikan
tahun 923 oleh Sri Jayabhupati, seperti
yang disebutkan dalam prasasti Sanghyang
Tapak.

Sejarah
Sejarah kerajaan ini tidak dapat terlepas
dari kerajaan-kerajaan pendahulunya di
daerah Jawa Barat, yaitu Kerajaan
Tarumanagara, Kerajaan Sunda dan
Kerajaan Galuh, dan Kawali. Hal ini karena
pemerintahan Kerajaan Pajajaran
merupakan kelanjutan dari kerajaan-
kerajaan tersebut. Dari catatan-catatan
sejarah yang ada, dapatlah ditelusuri jejak
kerajaan ini; antara lain mengenai ibukota
Pajajaran yaitu Pakuan. Mengenai raja-raja
Kerajaan Pajajaran, terdapat perbedaan
urutan antara naskah-naskah Babad
Pajajaran, Carita Parahiangan, dan Carita
Waruga Guru.
Selain naskah-naskah babad, Kerajaan
Pajajaran juga meninggalkan sejumlah
jejak peninggalan dari masa lalu, seperti:
* Prasasti Batu Tulis, Bogor
* Prasasti Sanghyang Tapak, Sukabumi
* Prasasti Kawali, Ciamis
* Tugu Perjanjian Portugis (padraõ),
Kampung Tugu, Jakarta
* Taman perburuan, yang sekarang
menjadi Kebun Raya Bogor.

Daftar raja Pajajaran
1. Sri Baduga Maharaja (1482 – 1521)
2. Surawisesa (1521 – 1535)
3. Ratu Dewata (1535 – 1543)
4. Ratu Sakti (1543 – 1551)
5. Raga Mulya (1567 – 1579)
Keruntuhan
Kerajaan Pajajaran runtuh pada tahun
1579 akibat serangan kerajaan Sunda
lainnya, yaitu Kesultanan Banten.
Berakhirnya jaman Pajajaran ditandai
dengan diboyongnya Palangka Sriman
Sriwacana (singgahsana raja), dari Pakuan
ke Surasowan di Banten oleh pasukan
Maulana Yusuf.
Batu berukuran 200x160x20 cm itu
diboyong ke Banten karena tradisi politik
agar di Pakuan tidak mungkin lagi
dinobatkan raja baru, dan menandakan
Maulana Yusuf adalah penerus kekuasaan
Pajajaran yang sah karena buyut
perempuannya adalah puteri Sri Baduga
Maharaja. Palangka Sriman Sriwacana
tersebut saat ini bisa ditemukan di depan
bekas Keraton Surasowan di Banten.
Orang Banten menyebutnya Watu
Gigilang, berarti mengkilap atau berseri,
sama artinya dengan kata Sriman.
Saat itu diperkirakan terdapat sejumlah
punggawa istana yang meninggalkan
kraton lalu menetap di daerah Lebak.
Mereka menerapkan tata cara kehidupan
lama yang ketat, dan sekarang mereka
dikenal sebagai orang Baduy.

Kerajaan Bali

Pada umumnya sejarah Bali kuno, sampai
sekarang kurang dikenal, meskipun
sejarah Bali kuno sebenarnya telah di teliti
oleh beberapa sarjana. keadaan yang
demikian ini disebabkan antara lain,
karena banyak lontar-lontar dan prasasti
yang sampai sekarang masih disimpan dan
dihormati. Penyelidikan lontar-lontar dan
prasasti di bali sering kali mengalami
kesulitan karena adat. krtinya’penduduk
atau desa yang menyimpan tidak
mengijinkan prasasti untuk dibaca, orang
lain, karena mereka percaya bahwa
pembacaan itu akan mengakibatkan
malapetaka atau kematian. Sering kali
terjadi, prasasti boleh atau dapat dibaca
setelah diadakan banten atau saji-sajian.
Namun, hal ini bukan suatu garansi bahwa
sajiesajian tadi membebaskan segala
hambatan.
Beberapa di antara lontar-lontar itu ada
yang berupa kidung-kidung, bab, dan lain-
lain. Kidung-kidung ini dikarang karang
oleh orang Bali pada masa sesudah jaman
Majapahit atau pada waktu
berkembangnya kerajaan Gelgel dan
Klungkung. Di samping itu ada beberapa
lontar seperti Kidung Harsawijoyo, Kidung
Ranggalawe, kidung Sunda Usana Jawa dan
Bali. Kebanyakan dari kitab-kitab tersebut
isinya tentang keadaan raga-raja
Majapahit mulai tahun 1293. Pulau Bali
sendiri tahun 1343M telah ditaklukkan
oleh N ajapahit.
Sejarah Bali kuno, antara a bad IX samapi
abad. XIV, di dalam kidung -kidung dan.
usana-usana tersebut di atas tak pernah
disinggung, kecuali beberapa raja seperti
UGRASENA dan JAYAPENGUS.
Penelithan sejarah Bali oleh para ahli guru
mi”)aru dimulai tahun 1885 yang di
pelopori oleh DR. hh. Vkh DER TUUK dan
DR. JL,BRANDES mereka umumnya sarjana
berke bangsaan Belanda..Usaha mereka
ini kemudian dilanjutkan oleh para ahli
seperti : DR. PV. VAN STEIN CALLLiiFBLS,
DR. WF STUTTERHEIN’, DR.R. GURIS.
Kemudian setelah Indonesia merdeka pe­
nelitian sejarah Bali dilakukan oleh para
ahli bangsa Indo nesia seperti: Rtut
Ginarsa,’,irs. MAI Sukarta K, Atmadjo.
Meskipun penelitian telah dimulai tahun
1885, tidak berarti penelitian cuaah
sempu.rna atau selesai bahkan seba­
liknya.
Berita yang tertua dari bangsa asing yang
menyambut pulau Bali berasal dari berita
Cina. Yakni dari dinasti Tang (618-908 M)
antara lain menyebutkan bahwa Holing ter
‘letak di kepulauan di lautan sebelaah
selatan. Di timurnya terletak PO-LI dan
disebelah baratnya T0-PO-TEN G, di se­
belah utara Chen-la (Kamboja) . P.
PELLLIOT mengidentifikasikan P0-li
dengan Bali.
Selanjutnya menyebutkan.pula tentang
negeri Dwa-pa tan letaknya di selatan
hamboja, jauhnya dua bulan berlayar.
Negeri itu letaknya di sebelah timur ho-
ling dan se belah utaranya laut Dwa-pa-
tan sama dengan Bali.
Sesudah itu tidak diperoleh lagi berita
apapun mengenai Bali, dari minaDemikian
pula berita asing lainny, boleh dikatakan
tidak ada sama sekali mungkin karena
letak geografis Bali yang jauh dari jalan
perdagangan pada masa, itu.
Berita tertua dari Bali sendiri, berupa
prasasti yang tidak berangka tahun.
Bahasanya Sangskerta, jumlahnya
beberapa buah, keadaannya banyak yang
rusak. Akibatnya tulisannya tak dapat
dibaca. Di samping itu, ditemukan juga
beberapa buah cap kecil dari tanah lihat,
besarnya kira-kira 2,5 cm, yang disimpan
dalam stupa kecil. Cap ini ditulisi dengan
mantra-mantra agama Budha, dalam
bahasa Sangskerta.
Selanjutuya pembicaraan akan difokuskan
pada perkembangan sejarah politik Bali
kuno, dengan menggunakan bahan utama
prasasti. Untuk memudahkan akan
diketengahkan beberapa prasasti yang
terpenting yang disusun secara kronologis.
882 M. Prasasti ini mlerupakan prasasti
yang tertua yang menggunakan bahasa
Bali kuno. Selain itu juga masih ada
prasasti lain yang ditulis dalam bahasa
Sangskerta. Prasasti tahun 882 11 itu tid
ak memuat nama raja, sehingga tak dapat
ditentukan aslinya.
882-914 M. Dalam periode ini terdapat
prasasti yang ditulis dalam bahasa Bali
Kuno. Dari pa6anya dapat diketahui
adanya pusat pemerintahan (istana raja)
yang bernama SINGArvANDAwA. Sayang
dalam prasasti tersebut tidak disebut
namaa rajanya.
917 M. Di desa Sanur dekat Denpasar
pernah ditemukan sebuah prasasti yang
berbentuk sebuah tugu. Prasasti ini tidak
berangka tahun, tetapi menggunakan
angka tahun dalam bentuk Candrasang
kala. Bunyinya: khecara-Wahni-Murti yang
mempunyai nilai angka 339 saka atau 917
M. Isinya antara lain tenting adanya suatu
expedisi dari raja KESARIWARNA DEWA
mempunyai istana di Singhadwala, Prasasti
Sanurr ini juga menunjukkan bukti tenting
suatu dinasti di pulau Bali yakni, bernama:
WARNA DEWA. Suatu keanehan dari
prasasti ini ialah sifatnya bilingual atau me­
nggunakan dun bahasa.
Bagian pertama : buhasa Bali kuno,
dengan hurup Nagari
Bagian ke dua : bahasa sangskerta dengan
hurup Bali kuno
Apa tujuan menggunakan kombinasi yang
aneh ini ? belum dapat diketahui dengan
pasti.
915-942 M. Dalam periode ini ditemukan
9 buah prasasti dari raja yang disebut
dengan gelarnya : Sri Ugrasena. Melihat
dari namanya nampaknya raja Ugrasena
tidak termasuk anggota dinasti
Warnadewa. Nungkin merupakan salah
seorang raja yang berdiri sendiri.
955 M. Didapatkan nama seorang raja
TABANENDRAWARNA
962 M. Di Bali memerintah raja Sri
Candrabhayasimharmadewa. Prasasti yang
berangka tahun 962 M itu meriwayatkan
tentang pembangunan sebuah. Tempat
pemandian di desa hanukaya
(Nanukaraya). Sekarang pemandian ini
disebut TIRTHA EMPUL.
975 M. Yang memerintah waktu itu ialah
raja Sri Janasadhuwarmmadewa.
984 M. Bertahta seorang ratu dengan
gelar Sri Maharaja Sri Wijayamahadewi.
Dinasti Warmadowa terkenal di Bali,
karena merupakan dinasti yang pertama
dikenal. Sesungguhnya raja-raja yang
disebut di atas hanya dikenal karena
namanya saja. Segi-segi lain dari I-
ehidupan mereka tidak dapat diketahui.
Sampai pada tahun 984 r., prasastiprasasti
di .ali umumnya ditulis dalam bahasa Bali
kuno, Keadaan ini kemudian berubah pada
tahun-tahun berikutnya.
989-1010 M. Di Bali memerintah Sri
Dharrnodayanawarmodewa (Udayana)
beserta permaisurinya SriGunapriya­
dharrnapatni. rerrnaisuri ini berasal dari
Jawa puteri dari Makutawangsawardhana,
keturunan raja Sindok dari Jawa Timur.
Pemerintahan kedua suami istri ini
termasuk yang paling terkenal di Bali,
karena merupakan suatu periode’yang
penting baik secara politis maupun
kebudayaan. Balam prasasti yang
dikeluarkan selama 989-1010 Pi. nama
permaisuri Sri Gunapriyadharmmapatni
selalu disebut lebih dahulu. begitu pules
sejak tahun 989 Pi. bahasa Jawa Kuno
sudah dipakai dalam prasasti-prasasti di
Bali. Kedua hal tadi memberi petunjuk
bahwa pulau Bali waktu itu telah berada
mendapat pengaruh) di bawwh kekuasaan
politik Jawa. Mungkin akibat pengaruh
politik raja Dharmawangsa. Kedua suami is
tri.itu terkenal pula karena kemudian
mempunyai’;putera Airlangga yang kelak
akan menjadi salah seorang bestir di pulau
Jawa. rermaisuri Gunapriyadhar.mapatni
mungkin sekali meninggal pada tahun
1010 M Di makamkan dalam arca
perwujudan sebagai Durgamahis-
asuramardini. hrtinya Durga yang sedang
membunuh m usuhnya dalam bentuk
seekor kerbau. Viengapa justru
digambarkan sebagai dewi Durga yang
menakutkan itu?. Hal ini tidak jelas, tetapi
barangkali ada hubungannya.-dengan ang­
gapan di Bali bahwa puteri
Gunapriyadharmapatni itu lama dengan
Calon A.rang. Yaitu seorang janda yang
terkenal menakutkan dalam dongeng
rakyat : Bali. Sejak,tahun 1011 Udayana
memerintah sendiri sedang wafatnya tidak
diketahui dengan jelas kepan. Makamnya
disebutkan di Banu Wka, yang sampai
sekarang belum dapat diketahui dimana
letaknya.

Kerajaan Singasari

Sejarah Kerajaan Singasari berawal
dari Kerajaan Tumapel, yang dikuasai
oleh seorang akuwu (bupati).
Letaknya di daerah pegunungan
yang subur di wilayah Malang
dengan pelabuhannya bernama
Pasuruan. Dari daerah inilah
Kerajaan Singasari berkembang dan
bahkan menjadi sebuah kerajaan
besar di Jawa Timur, terutama
setelah berhasil mengalahkan
Kerajaan Kediri dalam pertempuran
di dekat Ganter tahun 1222 M.
a. Sumber Sejarah
Sumber-sumber sejarah Kerajaan
Singasari berasal dari:
• Kitab Pararaton, menceritakan
tentang raja-raja Singasari.
• Kitab Negarakertagama, berisi
silsilah raja-raja Majapahit yang
memiliki hubungan erat dengan raja-
raja Singasari.
• Prasasti-prasasti sesudah tahun
1248 M.
b. Kehidupan Politik
Kerajaan Singasari yang pemah
mengalami kejayaan dalam perkem-
bangan sejarah Hindu di Indonesia
pernah diperintah oleh raja-raja
sebagai berikut.
Raja Ken Arok Setelah
kemenangannya dalam pertempuran
melawan Kerajaan Kediri, Ken Arok
memutuskan untuk membuat
dinasti Bhattara serta membangun
kerajaan baru dengan nama Kerajaan
Singasari.
Ken Arok sebagai raja pertama
Kerajaan Singasari bergelar Sri
Ranggah Rajasa Bhatara Sang
Amurwabhumi dan dinastinya
bernama Dinasti Girindrawangsa
(Dinasti Keturunan Siwa). Pendirian
dinasti ini bertujuan menghilangkan
jejak tentang siapa sebenarnya Ken
Arok dan mengapa ia berhasil
mendirikan kerajaan. Di samping itu,
agar keturunan-keturunan Ken Arok
(bila suatu saat menjadi raja besar)
tidak ternoda oleh perilaku dan
tindakan kejahatan yang pemah
dilakukan oleh Ken Arok. Raja Ken
Arok memerintah pada tahun
1222-1227 M. Masa pemerintahan
Ken Arok diakhiri secara tragis, saat
ia dibunuh oleh kaki tangan
Anusapati, yang merupakan anak
tirinya (anak Ken Dedes dengan
suami pertamanya Tunggul
Ametung).
Raja Anusapati Dengan meninggalnya
Ken Arok, tahta Kerajaan Singasari
langsung dipegang oleh Anusapati.
Dalam jangka waktu pemerintahan
yang cukup lama itu (1227-1248 M),
Anusapati tidak melakukan
pembaruan-pembaruan, karena
Anusapati larut dengan
kegemarannya sendiri, yaitu
menyabung ayam.
Peristiwa kematian Ken Arok
akhirnya terbongkar dan sampai
kepada putra Ken Arok dengan Ken
Umang yang bernama Tohjaya.
Tohjaya mengetahui bahwa
Anusapati suka menyabung ayam,
karena itu Anusapati diundang untuk
menyabung ayam di Gedong Jiwa
(tempat kediaman Tohjaya). Saat
Anusapati sedang asyik melihat
aduan ayamnya, secara tiba-tiba
Tohjaya mencabut keris Empu
Gandring yang dibawa Anusapati dan
langsung menusukkan ke punggung
Anusapati hingga ia meninggal.
Raja Tohjaya Dengan meninggalnya
Anusapati, tahta kerajaan dipegang
oleh Tohjaya. Tohjaya memerintah
Kerajaan Singasari hanya beberapa
bulan saja (1248 M), karena putra
Anusapati yang bernama Ranggawuni
mengetahui perihal kematian
Anusapati. Ranggawuni yang dibantu
oleh Mahesa Cempaka menuntut
hak atas tahta kerajaan kepada
Tohjaya. Tetapi Tohjaya mengirim
pasukannya untuk menangkap
Ranggawuni dan Mahesa Cempaka.
Rencana Tohjaya telah diketahui
oleh Ranggawuni dan Mahesa
Cempaka, sehingga keduanya
melarikan diri sebelum pasukan
Tohjaya menangkap mereka.
Untuk menyelidiki persembunyian
Ranggawuni dan Mahesa Cempaka,
Tohjaya mengirim pasukan di bawah
pimpinan Lembu Ampal. Namun,
Lembu Ampal akhirnya menyadari
bahwa yang berhak atas tahta
kerajaan ternyata Ranggawuni, maka
ia berbalik memihak Ranggawuni dan
Mahesa Cempaka. Ranggawuni yang
dibantu Mahesa Cempaka dan
Lembu Ampal berhasil merebut
tahta kerajaan dari tangan Tohjaya.
Selanjutnya Ranggawuni menduduki
tahta Kerajaan Singasari.
Raja Wisnuwardhana Ranggawuni
naik tahta atas Kerajaan Singasari
dengan gelar Sri JayaWisnuwardhana
dibantu oleh Mahesa Cempaka
dengan gelar Narasinghamurti.
Mereka memerintah bersama
Kerajaan Singasari (1248-1268 M).
Wisnuwardhana sebagai raja,
Narasinghamurti sebagai Ratu
Angabhaya. Pemerintahan kedua
penguasa tersebut membawa
keamanan dan kesejahteraan. Pada
tahun 1254 M, Wisnuwardhana
mengangkat putranya sebagai
Yuvaraja (raja muda) dengan maksud
untuk mempersiapkan putranya
yang bernama Kertanegara menjadi
seorang raja besar di Kerajaan
Singasari. Setelah Wisnuwardhana
meninggal dunia (dialah satu-
satunya raja yang meninggal tidak
terbunuh di Kerajaan Singasari),
tahta Kerajaan Singasari beralih
kepada Kertanegara.
Raja Kertanegara Raja Kertanegara
(1268-1292 M) merupakan raja
terkemuka dan raja terakhir dari
Kerajaan Singasari. Di bawah
pemerintahannya, Kerajaan Singasari
mencapai masa kejayaannya.
Stabilitas kerajaan yang diwujudkan
pada masa pemerintahan Raja
Wisnuwardhana disempurnakan lagi
dengan tindakan-tindakan yang
tegas dan berani. Setelah keadaaan
Jawa Timur dianggap baik, Raja
Kertanegara melangkah ke luar Jawa
Timur untuk mewujudkan cita-cita
persatuan seluruh Nusantara di
bawah panji Kerajaan Singasari.
Upaya yang ditempuh Raja
Kertanegara dapat dilihat dari
pelaksanaan politik dalam dan luar
negeri.
Dalam rangka mewujudkan Stabilitas
politik Kerajaan Singasari, Raja
Kertanegara menempuh jalan
sebagai berikut.
•Mengadakan pergeseran
pembantu-pembantunya seperti
Mahapatih Raganata digantikan oleh
Aragani. Raganata diangkat menjadi
Adhiyaksa di Tumapel. Juga banyak
Wide yang berasal dari rakyat biasa
diangkat menjadi pegawai tinggi
dengan gelar Aryawiraraja dan
diangkat menjadi bupati Sumenep
(Madura).
•Berbuat baik terhadap lawan-lawan
politiknya, yaitu dengan mengangkat
putra Jayakatwang raja Kadiri yang
bernama Ardharaja diambil jadi
manantu. Serta Raden Wijaya selaku
cucu Mahesa Campaka dijadikan
menantu pula.
•Memperkuat angkatan perang
untuk menciptkan keamanan dan
ketertiban didalam negeri dan
mewujudkan persatuan nusantara

Kerajaan Kediri

Pada tahun 1041 atau
963, Raja Airlangga memerintahkan
membagi kerajaan menjadi dua bagian.
Pembagian kerajaan tersebut dilakukan
oleh seorang Brahmana yang terkenal
akan kesaktiannya yaitu Mpu Bharada.
Kedua kerajaan tersebut dikenal dengan
sebutan Jenggala dan Panjalu, yang
dibatasi oleh gunung Kawi dan sungai
Brantas. Tujuan pembagian kerajaan
menjadi dua agar tidak terjadi
pertikaian.
Kerajaan Jenggala meliputi daerah
Malang dan delta sungai Brantas dengan
pelabuhannya Surabaya, Rembang, dan
Pasuruhan, ibukotanya Kahuripan,
sedangkan Panjalu kemudian dikenal
dengan nama Kediri meliputi Kediri,
Madiun, dan ibukotanya Daha.
Berdasarkan prasasti-prasasti yang
ditemukan masing-masing kerajaan
saling merasa berhak atas seluruh tahta
Airlangga sehingga terjadilah
peperangan.
Pada awalnya perang saudara tersebut,
dimenangkan oleh Jenggala tetapi pada
perkembangan selanjutnya Panjalu/
Kediri yang memenangkan peperangan
dan menguasai seluruh tahta Airlangga.
Dengan demikian di Jawa Timur
berdirilah kerajaan Kediri dimana bukti-
bukti yang menjelaskan kerajaan
tersebut, selain ditemukannya prasasti-
prasasti juga melalui kitabkitab sastra.
Sumber-sumber Prasasti
Prasasti-prasasti menjelaskan kerajaan
Kediri antara lain yaitu:
1. Prasasti Banjaran berangka tahun
1052 M menjelaskan kemenangan
Panjalu atas Jenggala.
2. Prasasti Hantang berangka tahun
1052 M menjelaskan Panjalu pada masa
Jayabaya.
Selain dari prasasti-prasasti tersebut di
atas, sebenarnya ada lagi prasasti-
prasasti yang lain tetapi tidak begitu
jelas. Dan yang banyak menjelaskan
tentang kerajaan Kediri adalah hasil
karya berupa kitab sastra. Hasil karya
sastra tersebut adalah kitab Kakawin
Bharatayudha yang ditulis Mpu Sedah
dan Mpu Panuluh yang menceritakan
tentang kemenangan Kediri/Panjalu atas
Jenggala.
Di samping kitab sastra maupun prasasti
tersebut di atas, juga ditemukan berita
Cina yang banyak memberikan
gambaran tentang kehidupan
masyarakat dan pemerintahan Kediri
yang tidak ditemukan dari sumber yang
lain.
Berita Cina tersebut disusun melalui
kitab yang berjudul Ling-mai-tai-ta yang
ditulis oleh Cho-ku-Fei tahun 1178 M
dan kitab Chu-Fan-Chi yang ditulis oleh
Chau-Ju-Kua tahun 1225 M
Dengan demikian melalui prasasti, kitab
sastra maupun kitab yang ditulis orang-
orang Cina tersebut perkembangan
Kediri dalam berbagai aspek kehidupan
dapat diketahui.
Dalam perkembangan politiknya wilayah
kekuasaan Kediri masih sama seperti
kekuasaan raja Airlangga, dan raja-
rajanya banyak yang dikenal dalam
sejarah karena memiliki lencana atau
lambang sendiri.
Raja-raja yang terkenal dari kerajaan
Kediri antara lain Raja Kameswara (1115
- 1130 M) mempergunakan lancana
Candrakapale yaitu tengkorak yang
bertaring pada masa pemerintahannya
banyak dihasilkan karya-karya sastra,
bahkan kiasan hidupnya dikenal dalam
Cerita Panji.
Raja selanjutnya adalah Jayabaya
memerintah tahun 1130 - 1160
mempergunakan lancana Narasingha
yaitu setengah manusia setengah singa
pada masa pemerintahannya Kediri
mencapai puncak kebesarannya dan juga
banyak dihasilkan karya sastra terutama
ramalannya tentang Indonesia antara
lain akan datangnya Ratu Adil. Tahun
1181 pemerintahan raja Sri Gandra
terdapat sesuatu yang menarik pada
masa, yaitu untuk pertama kalinya
didapatkan orang-orang terkemuka
mempergunakan nama-nama binatang
sebagai namanya yaitu seperti Kebo
Salawah, Manjangan Puguh, Macan Putih,
Gajah Kuning, dsb. Selanjutnya tahun
1200 - 1222 yang menjadi raja Kediri
adalah Kertajaya. Ia memakai lancana
Garudamuka seperti Ria Airlangga,
sayangnya raja ini kurang bijaksana,
sehingga tidak disukai oleh rakyat
terutama kaum Brahmana. Hal inilah
yang akhirnya menjadi penyebab
berakhirnya kerajaan Kediri, karena
kaum Brahmana meminta perlindungan
kepada Ken Arok di Singosari sehingga
tahun 1222 Ken Arok berhasil
menghancurkan Kediri.
Demikianlah uraian materi tentang
kehidupan politik raja Kediri. Dari
penjelasan tersebut apakah Anda sudah
memahami? Kalau Anda sudah paham
simak kembali uraian materi
selanjutnya. Perekonomian Kediri
bersumber atas usaha perdagangan,
peternakan, dan pertanian. Kediri
terkenal sebagai penghasil beras, kapas
dan ulat sutra. Dengan demikian
dipandang dari aspek ekonomi, kerajaan
Kediri cukup makmur. Hal ini terlihat
dari kemampuan kerajaan memberikan
penghasilan tetap kepada para
pegawainya walaupun hanya dibayar
dengan hasil bumi. Demikian keterangan
yang diperoleh berdasarkan kitab Chi-
Fan-Chi dan kitab Ling-wai-tai-ta.
Kehidupan sosial masyarakat Kediri
cukup baik karena kesejahteraan rakyat
meningkat masyarakat hidup tenang, hal
ini terlihat dari rumah-rumah rakyatnya
yang baik, bersih, dan rapi, dan berlantai
ubin yang berwarna kuning, dan hijau
serta orang-orang Kediri telah memakai
kain sampai di bawah lutut. Dengan
kehidupan masyarakatnya yang aman
dan damai maka seni dapat berkembang
antara lain kesusastraan yang paling
maju adalah seni sastra. Hal ini terlihat
dari banyaknya hasil sastra yang dapat
Anda ketahui sampai sekarang.
Hasil sastra tersebut, selain seperti yang
telah dijelaskan pada uraian materi
sebelumnya juga masih banyak kitab
sastra yang lain yaitu seperti kitab
Hariwangsa dan Gatotkacasraya yang
ditulis Mpu Panuluh pada masa
Jayabaya, kitab Simaradahana karya Mpu
Darmaja, kitab Lubdaka dan
Wertasancaya karya Mpu Tan Akung,
kitab Kresnayana karya Mpu Triguna dan
kitab Sumanasantaka karya Mpu
Monaguna. Semuanya itu dihasilkan
pada masa pemerintahan Kameswara.
Sumber:http://www.e-dukasi.net/mol/
mo_full.php?
moid=118&fname=sej106_10.htm

Kerajaan Medang Kamulan

Berdasarkan penemuan beberapa
prasasti, dapat diketahui bahwa
Kerajaan Medang Kamulan terletak
di muara Sungai Brantas. Ibukotanya
bernama Watan Mas. Kerajaan itu
didirikan oleh Mpu Sindok, setelah ia
memindahkan pusat
pemerintahannya dari Jawa Tengah
ke Jawa Timur. Wilayah kekuasaan
Kerajaan Medang Kamulan pada
masa pemerintahan Mpu Sindok
mencakup Nganjuk di sebelah barat,
Pasuruan di sebelah timur, Surabaya
di sebelah utara, dan Malang di
sebelah selatan. Dalam
perkembang-an selanjutnya, wilayah
kekuasaan Kerajaan Medang
Kamulan mencakup hampir seluruh
wilayah Jawa Timur.
a. Sumber Sejarah
Sumber sejarah Kerajaan Medang
Kamulan berasal dari berita asing
dan prasasti-prasasti.
3 Berita Asing
Berita asing tentang keberadaan
Kerajaan Medang Kamulan di Jawa
Timur dapat diketahui melalui berita
dari India dan Cina. Berita dari India
mengatakan bahwa Kerajaan
Sriwijaya menjalin hubungan
persahabatan dengan Kerajaan Chola
untuk membendung dan
menghalangi kemajuan Kerajaan
Medang Kamulan pada masa
pemerintahan Raja Dharmawangsa.
Berita Cina berasal dari catatan-
catatan yang ditulis pada zaman
Dinasti Sung. Catatan-catatan
Kerajaan Sung itu menyatakan
bahwa antara kerajaan yang berada
di Jawa dan Kerajaan Sriwijaya
sedang terjadi permusuhan,
sehingga ketika Duta Sriwijaya
pulang dari Cina (tahun 990 M),
terpaksa harus tinggal dulu di Campa
sampai peperangan itu reda. Pada
tahun 992 M, pasukan dari Jawa
telah meninggalkan Sriwijaya dan
Kerajaan Medang Kamulan dapat
memajukan pelayaran dan
perdagangan. Di samping itu, tahun
992 M tercatat pada catatan-catatan
negeri Cina tentang datangnya duta
persahabatan dari Jawa.
Berita Prasasti
Beberapa prasasti yang
mengungkapkan Kerajaan Medang
Kamulan antara lain:
• Prasasti dari Mpu Sindok, dari Desa
Tangeran (daerah Jombang) tahun
933 M menyatakan bahwa Raja Mpu
Sindok memerintah bersama
permaisurinya Sri Wardhani Pu Kbin.
• Prasasti Mpu Sindok dari daerah
Bangil menyatakan bahwa Raja Mpu
Sindok memerintah pembuatan satu
candi sebagai tempat pendharmaan
ayahnya dari permaisurinya yang
bernama Rakryan Bawang.
• Prasasti Mpu Sindok dari Lor
(dekat Nganjuk) tahun 939 M
menyatakan bahwa Raja Mpu Sindok
memerintah pembuatan candi yang
bernama Jayamrata dan Jayastambho
(tugu kemenangan) di Desa Anyok
Lodang.
• Prasasti Calcuta, prasasti dari Raja
Airlangga yang menyebutkan silsilah
keturunan dari Raja Mpu Sindok.
b. Kehidupan Politik
Sejak berdiri dan berkembangnya
Kerajaan Medang Kamulan, terdapat
beberapa raja yang diketahui
memerintah kerajaan ini. Raja-raja
tersebut adalah sebagai berikut.
Raja Mpu Sindok Raja Mpu Sindok
memerintah Kerajaan Medang
Kamulan dengan gelar Mpu Sindok
Sri Isyanatunggadewa. Dari gelar
Mpu Sindok itulah diambil nama
Dinasti Isyana.
Raja Mpu Sindok termasuk
keturunan Raja Dinasti Sanjaya
(Mataram) di Jawa Tengah. Oleh
karena kondisi Jawa Tengah tidak
memungkinkan bertahtanya Dinasti
Sanjaya akibat desakan Kerajaan
Sriwijaya, maka Mpu Sindok
memindahkan pusat
pemerintahannya dari Jawa Tengah
ke Jawa Timur. Bahkan dalam
prasasti terakhir, Mpu Sindok adalah
peletak dasar Kerajaan Medang
Kamulan di Jawa Timur. Namun,
setelah Mpu Sindok turun tahta,
keadaan Jawa Timur dapat dikatakan
suram, karena tidak adanya prasasti-
prasasti yang menceritakan kondisi
Jawa Timur. Baru setelah Airlangga
naik tahta muncul prasasti-prasasti
yang dijadikan sumber untuk
mengetahui keberadaan Kerajaan
Medang Kamulan di Jawa Timur.
Dharmawangsa Raja Dharmawangsa
dikenal sebagai salah seorang raja
yang memiliki pandangan politik
yang tajam. Kebesaran
Dharmawangsa tampak jelas pada
politik luar negerinya. Raja
Dharmawangsa percaya bahwa
kedudukan ekonomi Kerajaan
Sriwijaya yang kuat merupakan
ancaman bagi perkembangan
Kerajaan Medang Kamulan. Oleh
karena itu. Raja Dharmawangsa
mengerahkan seluruh angkatan
lautnya untuk menduduki dan
menguasai Kerajaan Sriwijaya. Akan
tetapi, selang beberapa tahun
kemudian, Sriwijaya bangkit dan
mengadakan pembalasan terhadap
Kerajaan Medang Kamulan yang
masih diperintah oleh
Dharmawangsa.
Dalam usaha menundukkan Kerajaan
Medang Kamulan, Kerajaan Sriwijaya
mengadakan hubungan dengan
kerajaan kecil yang ada di Jawa, yaitu
dengan Kerajaan Wurawari.
Serangan dari Kerajaan Wurawari
itulah yang mengakibatkan
hancurnya Kerajaan Medang
Kamulan (1016 M). Serangan itu
terjadi ketika Raja Dharmawangsa
melaksanakan upacara pernikahan
putrinya dengan Airlangga (dari
Bali). Dalam serangan itu. Raja
Dharmawangsa beserta kerabat
istana tewas. Namun Airlangga dapat
melarikan diri bersama pengikutnya
yang setia, yaitu Narottama.
Airlangga Dalam prasasti Calcuta
disebutkan bahwa Raja Airlangga
masih termasuk keturunan Raja Mpu
Sindok dari pihak ibunya yang
bernama Mahendradata (Gunapria
Dharmapatni) yang menikah dengan
Raja Udayana.
Ketika Airlangga berusia 16 tahun ia
dinikahkan dengan putri
Dharmawangsa. Pada saat upacara
pernikahan itulah terjadi serangan
dari Kerajaan Wurawari, yang
mengakibatkan hancurnya Kerajaan
Medang Kamulan. Seperti sudah
disebut, Airlangga berhasil melarikan
diri bersama pengikutnya yang setia,
yaitu Narottama ke dalam hutan. Di
tengah hutan Airlangga hidup seperti
seorang pertapa dengan
menanggalkan pakaian
kebesarannya.
Selama tiga tahun (1016-1019 M),
Airlangga digembleng baik lahir
maupun batin di hutan Wonogiri.
Kemudian, atas tuntutan dari
rakyatnya, pada tahun 1019 M
Airlangga bersedia dinobatkan
menjadi raja untuk meneruskan
tradisi Dinasti Isyana, dengan gelar
Rakai Halu Sri Lakeswara
Dharmawangsa Airlangga Teguh
Ananta Wirakramatunggadewa.
Antara tahun 1019-1028 M,
Airlangga berusaha mempersiapkan
diri agar dapat menghadapi lawan-
lawan kerajaannya. Dengan
persiapan yang cukup, antara tahun
1028-1035 M, Airlangga berjuang
untuk mengembalikan kewibawaan
kerajaan. Airlangga menghadapi
lawan-lawan yang cukup kuat seperti
Kerajaan Wurawari, Kerajaan
Wengker, dan Raja Futri dari selatan
yang bernama Rangda Indirah.
Peperangan menghadapi Rangda
Indirah ini diceritakan melalui cerita
yang berjudul Calon Arang.
Setelah Airlangga berhasil
mengalahkan musuh-musuhnya, ia
mulai membangun kerajaan di segala
bidang kehidupan untuk
kemakmuran rakyatnya. Dalam
waktu singkat Kerajaan Medang
Kamulan berhasil meningkatkan
kesejahteraannya, keadaan
masyarakatnya stabil. Setelah
tercapai kestabilan dan
kesejahteraan kerajaan, pada tahun
1042 M Raja Airlangga memasuki
masa kependetaan. Tahta kerajaan
diserahkan kepada seorang putrinya
yang terlahir dari permaisuri, tetapi
putrinya telah memilih menjadi
seorang pertapa dengan gelar Ratu
Giri Putri, maka tahta kerajaan
diserahkan kepada kedua orang
putra yang terlahir dari selir
Airlangga. Selanjutnya, Kerajaan
Medang Kamulan terbagi dua, untuk
menghindari perang saudara, yaitu
Kerajaan Jenggala dan Kerajaan
Kediri (Panjalu).

KERAJAAN MEDANG ( KERAJAAN MATARAM KUNO )

Kerajaan Medang (atau sering juga
disebut Kerajaan Mataram Kuno atau
Kerajaan Mataram Hindu) adalah nama
sebuah kerajaan yang berdiri di Jawa
Tengah pada abad ke-8, kemudian
berpindah ke Jawa Timur pada abad
ke-10. Para raja kerajaan ini banyak
meninggalkan bukti sejarah berupa
prasasti-prasasti yang tersebar di Jawa
Tengah dan Jawa Timur , serta
membangun banyak candi baik yang
bercorak Hindu maupun Buddha .
Kerajaan Medang akhirnya runtuh pada
awal abad ke-11.

NAMA
Pada umumnya, istilah Kerajaan Medang
hanya lazim dipakai untuk menyebut
periode Jawa Timur saja, padahal
berdasarkan prasasti-prasasti yang telah
ditemukan, nama Medang sudah dikenal
sejak periode sebelumnya, yaitu periode
Jawa Tengah.
Sementara itu, nama yang lazim dipakai
untuk menyebut Kerajaan Medang
periode Jawa Tengah adalah Kerajaan
Mataram, yaitu merujuk kepada salah
daerah ibu kota kerajaan ini. Kadang
untuk membedakannya dengan Kerajaan
Mataram Islam yang berdiri pada abad
ke-16, Kerajaan Medang periode Jawa
Tengah biasa pula disebut dengan nama
Kerajaan Mataram Kuno atau
Kerajaan Mataram Hindu.

PUSAT KERAJAAN MATARAM KUNO
Pada umumnya para sejarawan
menyebut ada tiga dinasti yang pernah
berkuasa di Kerajaan Medang, yaitu
Wangsa Sanjaya dan Wangsa Sailendra
pada periode Jawa Tengah, serta Wangsa
Isyana pada periode Jawa Timur.
Istilah Wangsa Sanjaya merujuk pada
nama raja pertama Medang, yaitu
Sanjaya. Dinasti ini menganut agama
Hindu aliran Siwa. Menurut teori van
Naerssen, pada masa pemerintahan
Rakai Panangkaran (pengganti Sanjaya
sekitar tahun 770 -an), kekuasaan atas
Medang direbut oleh Wangsa Sailendra
yang beragama Buddha Mahayana .
Mulai saat itu Wangsa Sailendra
berkuasa di Pulau Jawa, bahkan berhasil
pula menguasai Kerajaan Sriwijaya di
Pulau Sumatra . Sampai akhirnya, sekitar
tahun 840 -an, seorang keturunan
Sanjaya bernama Rakai Pikatan berhasil
menikahi Pramodawardhani putri
mahkota Wangsa Sailendra. Berkat
perkawinan itu ia bisa menjadi raja
Medang, dan memindahkan istananya ke
Mamrati. Peristiwa tersebut dianggap
sebagai awal kebangkitan kembali
Wangsa Sanjaya.
Menurut teori Bosch, nama raja-raja
Medang dalam Prasasti Mantyasih
dianggap sebagai anggota Wangsa
Sanjaya secara keseluruhan. Sementara
itu Slamet Muljana berpendapat bahwa
daftar tersebut adalah daftar raja-raja
yang pernah berkuasa di Medang, dan
bukan daftar silsilah keturunan Sanjaya.
Contoh yang diajukan Slamet Muljana
adalah Rakai Panangkaran yang
diyakininya bukan putra Sanjaya.
Alasannya ialah, prasasti Kalasan tahun
778 memuji Rakai Panangkaran sebagai
“permata wangsa
Sailendra” (Sailendrawangsatilaka).
Dengan demikian pendapat ini menolak
teori van Naerssen tentang kekalahan
Rakai Panangkaran oleh seorang raja
Sailendra.
Menurut teori Slamet Muljana, raja-raja
Medang versi Prasasti Mantyasih mulai
dari Rakai Panangkaran sampai dengan
Rakai Garung adalah anggota Wangsa
Sailendra. Sedangkan kebangkitan
Wangsa Sanjaya baru dimulai sejak Rakai
Pikatan naik takhta menggantikan Rakai
Garung.
Istilah Rakai pada zaman Medang identik
dengan Bhre pada zaman Majapahit,
yang bermakna “penguasa di”. Jadi, gelar
Rakai Panangkaran sama artinya dengan
“Penguasa di Panangkaran”. Nama
aslinya ditemukan dalam prasasti
Kalasan, yaitu Dyah Pancapana.
Slamet Muljana kemudian
mengidentifikasi Rakai Panunggalan
sampai Rakai Garung dengan nama-
nama raja Wangsa Sailendra yang telah
diketahui, misalnya Dharanindra
ataupun Samaratungga. yang selama ini
cenderung dianggap bukan bagian dari
daftar para raja versi Prasasti Mantyasih.
Sementara itu, dinasti ketiga yang
berkuasa di Medang adalah Wangsa
Isana yang baru muncul pada ‘’periode
Jawa Timur’’. Dinasti ini didirikan oleh
Mpu Sindok yang membangun istana
baru di Tamwlang sekitar tahun 929 .
Dalam prasasti-prasastinya, Mpu Sindok
menyebut dengan tegas bahwa
kerajaannya adalah kelanjutan dari
Kadatwan Rahyangta i Medang i Bhumi
Mataram.

DAFTAR KERAJAAN MATARAM KUNO
1. Sanjaya, pendiri Kerajaan Mataram
Kuno
2. Rakai Panangkaran , awal
berkuasanya Wangsa Sailendra
3. Rakai Panunggalan alias Dharanindra
4. Rakai Warak alias Samaragrawira
5. Rakai Garung alias Samaratungga
6. Rakai Pikatan suami
Pramodawardhani, awal kebangkitan
Wangsa Sanjaya
7. Rakai Kayuwangi alias Dyah Lokapala
8. Rakai Watuhumalang
9. Rakai Watukura Dyah Balitung
10. Mpu Daksa
11. Rakai Layang Dyah Tulodong
12. Rakai Sumba Dyah Wawa
13. Mpu Sindok , awal periode Jawa
Timur
14. Sri Lokapala suami Sri
Isanatunggawijaya
15. Makuthawangsawardhana
16. Dharmawangsa Teguh, Kerajaan
Mataram Kuno berakhir

Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya merupakan
kerajaan maritim yang terkuat di
pulau Sumatera dan termasuk salah
satu kerajaan yang berpengaruh di
Nusantara karna luas nya daerah
kekuasaan Kerajaan Sriwijaya mulai
dari Kamboja, Thailand Selatan,
Semenanjung Malaya, Sumatera,
Jawa juga Pesisir Kalimantan. Nama
Sriwijaya sendiri di ambil dari
Bahasa sangsekerta Sri berarti
Gemilang dan Wijaya Berarti
Kejayaan, maka makna dari nama
Sriwijaya adalah Kejayaan yang
Gemilang. tidak ada yang tahu
dengan pasti kapan awal
berkembangnya dan kapan pula
berakhirnya kerajaan Sriwijaya
namun diperkirakan pada abad ke-7
M Kerajaan Sriwijaya telah berdiri.
Urutan Sejarah Kerajaan Sriwijaya
Tahun 671 M - I Ching singgah di
Sriwijaya
tahun 671 adalah tahun awal yang
membutikan adanya Kerajaan
Sriwijaya . bukti ini di dapat dari
seorang Bhiksu Buddha Tiongkok
yang bernama I Ching yang sedang
berkelana lewat laut menuju india
untuk mendapatkan teks agama
buddha dalam bahasa sangsekerta
melalui Jalur Sutra atau jalur
perdagangan untuk kemudian di
bawa ke tiongkok dan di
terjemahkan ke dalam bahasa
Tionghoa. semasa perjalanan nya ini
lah I Ching singgah di Sriwijaya pada
Tahun 671 dan menetap selama 6
bulan di sriwijaya kemudian
melanjutkan perjalanan nya ke
Malayu yang sekarang disebut
dengan jambi menetap pula di jambi
selama 2 bulan
Gambaran I Tsing
tentang Sriwijaya
".... banyak raja dan
pemimpin yang berada
di pulau-pulau pada
Lautan Selatan percaya
dan mengagumi
Buddha, dihati mereka
telah tertanam
perbuatan baik. Di
dalam benteng kota
Sriwijaya dipenuhi lebih
dari 1000 biksu Budha,
yang belajar dengan
tekun dan
mengamalkannya
dengan baik.... Jika
seorang biarawan Cina
ingin pergi ke India
untuk belajar Sabda,
lebih baik ia tinggal dulu
di sini selama satu atau
dua tahun untuk
mendalami ilmunya
sebelum dilanjutkan di
India".
Tahun 683 M - Prasasti Kedukan
Bukit
Prasasti kedukan bukit yang
ditemukan oleh M. Batunburg pada
tanggal 29 November 1920 di kebun
Pak H. Jahri tepi sungai Tatang, desa
Kedukan Bukit di kaki Bukit
Siguntang sebelah barat
daya Palembang. Prasasti yang
berbentuk batu kecil berukuran 45 ×
80 cm ini ditulis dalam aksara
Pallawa, menggunakan bahasa
Melayu Kuno adalah sebuah Prasasti
yang memperjelas adanya Kerajaan
Sriwijaya. Prasasti ini Sangat Jelas
Menggambarkan Kejadian yang
terjadi pada saat itu.
Isi prasasti kedukan
bukit yang telah di
terjemahkan:
tanggal 23 April 683
dapunta hiyang naik ke
perahu untuk
melakukan penyerangan
dan sukses dalam
Penyerangannya. 19
Mei 683 Dapunta
Hiyang berlepas dari
minanga membawa
20.000 bala tentara
dengan perbekalan 200
peti di perahunya.
Rombongan pun tiba di
Mukha Upang dengan
suka cita. 17 Juni 683
Dapunta Hyang datang
membuat wanua
Tahun 684 M - Prasasti Talang
Tuo
Prasasti ini ditemukanpada tanggal
17 November 1920 di kaki bukit
siguntang oleh Louis Constant
Westenenk. Prasasti yang memiliki
bidang datar berukuran 50cmX80cm
ini juga dipahat menggunakan
Aksara Palawa dalam bahasa melayu
kuno. Dalam prasasti Talang Tuo
yang bertarikh 684 M, disebutkan
mengenai pembangunan taman
oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa
untuk semua makhluk berisi pohon
pohon yang buahnya dapat dimakan,
Taman tersebut diberi nama
Sriksetra.
Tahun 686 M - Prasasti kota
kapur
Prasasti yang ditulis dalam aksara
Pallawa dan bahasa Melayu Kuno
dipahatkan pada sebuah batu yang
berbentuk tugu bersegi-segi dengan
ukuran tinggi 177 cm, lebar 32 cm
pada bagian dasar, dan 19 cm pada
bagian puncak ditemukan di pesisir
Barat Pulau Bangka, dinamakan
Prasasti Kota Kapur karna sesuai
dengan Tempat di temukan nya
yaitu di dusun kecil di Pesisir barat
Pulau Bangka yang bernama kota
Kapur. Prasasti yang ditemukan
oleh J.K Van Der Meulen pada bulan
Desember 1892 dan di terjemahkan
oleh George Coedes orang yang
sama yang telah menerjemahkan
Prasasti Kedukan Bukit ini berisi
tentang Kutukan bagi siapapun yang
memberontak kepada Sriwijaya
serta berisi Hal hal baik untuk yang
setia kepada Sriwijaya, dalam
Prasasti Kota Kapur ini juga jelas di
ucapkan tanggal 28 Februari 686
Bala tentara Sriwijaya berangkat
untuk Menyerang Bumi jawa yang
tidak takluk kepada Sriwijaya
Tahun 718 M - Sri Indrawarman
Raja Sriwijaya masuk islam
Hal ini di dasari oleh Surat yang
dikirimkan Sri Indrawarman yang
saat itu berstatus sebagai Maharaja
Sriwijaya kepada Khalifah Umar bin
Abdul Aziz dari bani Umayyah.
dalam surat itu disebutkan dari
seorang Maharaja, yang memiliki
ribuan gajah, memiliki rempah-
rempah dan wewangian serta kapur
barus, dengan kotanya yang dilalui
oleh dua sungai sekaligus untuk
mengairi lahan pertanian mereka.
Bersamaan dengan surat itu juga
dikirimkan Hadiah untuk Khalifah
Tahun 717-720 M - Surat kedua
Ke Suriah meminta Da'i ke
Sriwijaya
Surat kedua yang dikirimkan Raja
Sriwijaya ini di dokumentasikan oleh
Adb Rabbih dalam karya Al-Iqdul
farid. isi potongan surat tersebut
berbunyi :
Dari Raja di raja... yang
adalah keturunan seribu
raja.. kepada Raja Arab
yang tidak
menyekutukan tuhan-
tuhan yang lain dengan
Tuhan. Saya telah
mengirimkan kepada
Anda hadiah, yang
sebenarnya merupakan
hadiah yang tak begitu
banyak, tetapi sekedar
tanda persahabatan;
dan saya ingin Anda
mengirimkan kepada
saya seseorang yang
dapat mengajarkan
Islam kepada saya, dan
menjelaskan kepada
saya hukum-hukumnya.
Tahun 724 M - Sri Indrawarman
mengirim hadiah ke Cina
Sama hal nya dengan yang di
lakukan Raja Sri Indrawarman
kepada Raja Arab pada kisaran
Tahun 717-720 M. Raja Sri
Indrawarman juga mengirimkan
hadiah kepada kaisar Cina
berupa ts'engchi
Tahun 775 -787 M - Dharanindra
Mengusasi Sriwijaya
Hal ini di dasari oleh sebuah
Prasasti yang ditemukan di sebuah
tempat yang bernama Ligor saat ini
tempat tersebut bernama Nakhon Si
Thammarat, selatan Thailand.
Prasasti Ligor memiliki 2 Sisi. Sisi
Pertama disebut sebagai Ligor A dan
Sisi sebaliknya disebut Ligor B. Ligor
A ditulis pada tahun 775 oleh raja
Kerajaan Sriwijaya, sedangkan Ligor
B ditulis oleh Wangsa Sailendra
setelah Menaklukkan Sriwijaya
Tahun 792 - 835 M -
Samaratungga Memerintah
Sriwijaya
di kisaran Tahun ini lah di perkirakan
Samaratungga menjadi Raja di
Kerajaan Sriwijaya dengan
mengedepankan Agama dan
Budaya, terbukti di bangunnya candi
Borubudur pada tahun 825 M oleh
Samaratungga. Pernikahan
Samaratungga dengan Dewi Tara
Lahirlah Balaputradewa sebagai
Pewaris Tahta Kerajaan Sriwijaya
Tahun 860 M - Balaputradewa
Naik Tahta
Prasasti Nalanda berangka tahun
860 ditemukan di Nalanda, Bihar,
India. adalah bukti bahwa
Balaputradewa pernah menjadi Raja
di Kerajaan Sriwijaya, Penafsiran
Manuskrip Prasasti Nalaya
berbunyi : " Sri Maharaja di
Suwarnadwipa, Balaputradewa anak
Samaragrawira, cucu dari
sailendravamsatilaka (mustika
keluarga sailendra) dengan julukan
sriviravairimathana (pembunuh
pahlawan musuh), raja Jawa yang
kawin dengan Dewi Tara, anak
Dharmasetu"
Tahun 990 M - Serangan dari raja
Dharmawangsa Teguh dari Jawa
Serangan raja Dharmawangsa ini di
dasari oleh berita cina dari dinasti
song, di kisahkan dalam berita cina
bahwa Sriwijaya terlibat persaingan
dengan Kerajaan Medang untuk
menguasai Asia tenggara, kedua
Kerajaan ini saling mengirimkan
duta ke cina, utusan Sriwijaya
berangkat pada tahun 988 tertahan
di kanton ketika hendak pulang,
karna negri Sriwijaya di serang
tentara Kerajaan Medang, Pada
Tahun 992 duta Sriwijaya mencoba
pulang kembali namun tertahan di
Campa karna negri Sriwijaya belum
aman, duta ini meminta Kaisar Song
untuk menyatakan bahwa Sriwijaya
berada dalam perlingdungan cina,
untusan Kerajaan Medang tiba di
cina tahun 992 M, dikirim setelah
Dharmawangsa berhasil
menaklukkan Sriwijaya.
Tahun 1006 / 1016 - Wafatnya
Dharmawangsa Teguh
dalam Prasasti Pucangan disebutkan
sebuah peristiwa Mahapralaya yaitu
peristiwa hancurnya Kerajaan
Medang. Tentara Aji Wurawari dari
Lwaram yang di perkirakan sekutu
Sriwijaya menyerang Istana raja
Dharmawangsa Teguh di  Wwatan.
Dharmawangsa Teguh meninggal
pada peristiwa tersebut.
Tahun  1003 M - Sri
Cudamaniwarmadewa
keterangan ini di dapat dari sebuah
manuskrip nepal pada abad ke 11
yang memuji negara Sriwijaya
sebagai pusat kegiatan utama agama
budha, dan memiliki area indah
lokananantha di sriwayapura. Dan
sebuah kronik
Tibet yang ditulis pada abad ke 11
bernama durbodhaloka
menyebutkan pula nama maharaja
sri Cudamanirwarman dari
sriwijayanagara di suwardawipa.
Tahun 1008 M - Sri Mara-
Vijayottunggawarman
Penemuan Prasasti Leiden yang
tertulis pada lempengan tembaga
berangka tahun 1005 yang terdiri
dari bahasa Sansekerta dan
berbahasa Tamil. sesuai dengan
tempat di temukan nya yaitu di
KITLV Leiden, Belanda. maka
Prasasti ini dinamakan Prasasti
Leiden.
Nama Sri Mara-
Vihayottunggawarman di sebutkan
dalam Prasasti Leiden sebagai anak
dari Sri Cudamaniwarmadewa yang
memiliki hubungan baik dengan
dinasti Chola dari Tamil, selatan
India
Terjemahan Prasasti
Leiden :
Raja Sriwijaya, Sri Mara-
Vijayottunggawarman
putra Sri Cudamani
Warmadewa di Kataha
telah membangun
sebuah vihara yang
dinamakan dengan
Vihara Culamanivarmma
Tahun 1025 M - Kehancuran
Kerajaan Sriwijaya
Sriwijaya Hancur Diserang oleh
Rajendra Chola dari Kerajaan Chola
serangan Rajendra Chola I dari
Koromandel India selatan,
didasarkan pada bait akhir prasasti
Tanjoreyang menceritakan tentang
penaklukan yang dilakukan Kerajaan
Chola atas beberapa kawasan
termasuk beberapa kawasan di
nusantara serta penawanan raja
Sangrama-Vijayottunggawarman dari
Sriwijaya.

Kerajaan Melayu

Di Pulau Sumatera, Propinsi Jambi
merupakan bekas wilayah Kesultanan
Islam Melayu Jambi (1500-1901).
Kesultanan ini memang tidak
berhubungan secara langsung dengan 2
kerajaan Hindu-Budha pra-Islam.
Sekitar Abad 6 – awal 7 M berdiri
KERAJAAN MALAYU (Melayu Tua)
terletak di Muara Tembesi (kini masuk
wilayah Batanghari, Jambi). Catatan
Dinasti Tang mengatakan bahwa awak
Abad 7 M. dan lagi pada abad 9 M Jambi
mengirim duta/utusan ke Empayar
China ( Wang Gungwu 1958;74).
Kerajaan ini bersaing dengan SRI
WIJAYA untuk menjadi pusat
perdagangan. Letak Malayu yang lebih
dekat ke jalur pelayaran Selat Melaka
menjadikan Sri Wijaya merasa terdesak
sehingga perlu menyerang Malayu
sehingga akhirnya tunduk kepada Sri
Wijaya. Muaro jambi, sebuah kompleks
percandian di hilir Jambi mungkin dulu
bekas pusat belajar agama Budha
sebagaimana catatan pendeta Cina I-
Tsing yang berlayar dari India pada
tahun 671. Ia belajar di Sriwijaya selama
4 tahun dan kembali pada tahun 689
bersama empat pendeta lain untuk
menulis dua buku tentang ziarah Budha.
Saat itulah ia tulis bahwa Kerajaan
Malayu kini telah menjadi bahagian Sri
Wijaya.
Abad ke 11 M setelah Sri Wijaya mulai
pudar, ibunegeri dipindahkan ke Jambi
( Wolters 1970:2 ). Inilah KERAJAAN
MALAYU (Melayu Muda) atau
DHARMASRAYA berdiri di Muara Jambi.
Sebagai sebuah bandar yang besar,
Jambi juga menghasilkan berbagai
rempah-rempahan dan kayu-kayuan.
Sebaliknya dari pedagang Arab, mereka
membeli kapas, kain dan pedang. Dari
Cina, sutera dan benang emas, sebagai
bahan baku kain tenun songket ( Hirt &
Rockhill 1964 ; 60-2 ). Tahun 1278
Ekspedisi Pamalayu dari Singasari di
Jawa Timur menguasai kerajaan ini dan
membawa serta putri dari Raja Malayu
untuk dinikahkan dengan Raja Singasari.
Hasil perkawinan ini adalah seorang
pangeran bernama Adityawarman, yang
setelah cukup umur dinobatkan sebagai
Raja Malayu.  Pusat kerajaan inilah yang
kemudian dipindahkan oleh
Adityawarman ke Pagaruyung dan
menjadi raja pertama sekitar tahun
1347. Di Abad 15, Islam mulai menyebar
ke Nusantara.
(http://sriandalas.multiply.com)

Kerajaan Holing

1. Lokasi Kerajaan
Berita Cina berasal dari Dinasti T’ang yang
menyebutkan bahwa letak Kerajaan Holing
berbatasan dengan Laut Sebelah Selatan,
Ta-Hen-La (Kamboja) di sebelah utara, Po-
Li (Bali) sebelah Timur dan To-Po-Teng di
sebelah Barat. Nama lain dari Holing
adalah Cho-Po (Jawa), sehingga
berdasarkan berita tersebut dapat
disimpulkan bahwa Kerajaan Holing
terletak di Pulau Jawa, khususnya Jawa
Tengah.
J.L. Moens dalam menentukan letak
Kerajaan Holing meninjau dari segi
perekonomian, yaitu pelayaran dan
perdagangan. Menurutnya, Kerajaan
Holing selayaknya terletak di tepi Selat
Malaka, yaitu di Semenanjung Malaya.
Alasannya, Selat Malaka merupakan selat
yang sangat ramai dalam aktifitas
pelayaran perdagangan saat itu. Pendapat
J.L. Moens itu diperkuat dengan
ditemukannya sebuah daerah di
Semenajung Malaya yang bernama daerah
Keling.
2. Sumber Sejarah
I-Tsing menyebutkan bahwa seorang
temannya bernama Hui-Ning dengan
pembantunya bernama Yunki pergi ke
Holing tahun 664/665 M untuk
mempelajari ajaran agama Budha. Ia juga
menterjemahkan kitab suci agama Budha
dari bahasa Sansekerta ke bahasa Cina.
Dalam menerjemahkan kitab itu, ia
dibantu oleh pendeta agama Budha dari
Holing yang bernama Jnanabhadra.
Menurut keterangan dari Dinasti Sung,
kitab yang diterjemahkan oleh Hui-Ning
adalah bagian terakhir kitab Parinirvana
yang mengisahkan tentang pembukaan
jenazah Sang Budha.
3. Kehidupan Politik
Berdasarkan berita Cina disebutkan bahwa
Kerajaan Holing diperintah oleh seorang
raja putri yang bernama Ratu Sima.
Pemerintahan Ratu Sima sangat keras,
namun adil dan bijaksana. Rakyat tunduk
dan taat terhadap segala perintah Ratu
Sima. Bahkan tidak seorang pun rakyat
atau pejabat kerajaan yang berani
melanggar segala perintahnya.
4. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan
Holing sudah teratur rapi. Hal ini
disebabkan karena sistem pemerintahan
yang keras dari Ratu Sima. Di samping ini
juga sangat adil dan bijaksana dalam
memutuskan suatu masalah. Rakyat
sangat menghormati dan mentaati segala
keputusan Ratu Sima.
5. Kehidupan Ekonomi
kehidupan perekonomian masyarakat
Kerajaan Holing berkembang pesat.
Masyarakat Kerajaan Holing telah
mengenal hubungan perdagangan. Mereka
menjalin hubungan perdagangan pada
suatu tempat yang disebut dengan pasar.
Pada pasar itu, mereka mengadakan
hubungan perdagangan dengan teratur.

Kerajaan Tarumanegara

Tarumanagara atau Kerajaan
Taruma adalah sebuah
kerajaan yang pernah
berkuasa di wilayah barat
pulau Jawa pada abad ke-4
hingga abad ke-7 M. Taruma
merupakan salah satu
kerajaan tertua di Nusantara
yang meninggalkan catatan
sejarah. Dalam catatan
sejarah dan peninggalan
artefak di sekitar lokasi
kerajaan, terlihat bahwa
pada saat itu Kerajaan
Taruma adalah kerajaan
Hindu beraliran Wisnu.
A. RAJA-RAJA DI KERAJAAN
TARUMANEGARA
Tarumanagara sendiri hanya
mengalami masa
pemerintahan 12 orang raja.
Pada tahun 669,
Linggawarman, raja
Tarumanagara terakhir,
digantikan menantunya,
Tarusbawa. Linggawarman
sendiri mempunyai dua
orang puteri, yang sulung
bernama Manasih menjadi
istri Tarusbawa dari Sunda
dan yang kedua bernama
Sobakancana menjadi isteri
Dapuntahyang Sri Jayanasa
pendiri Kerajaan Sriwijaya.
Secara otomatis, tahta
kekuasaan Tarumanagara
jatuh kepada menantunya
dari putri sulungnya, yaitu
Tarusbawa.
Kekuasaan Tarumanagara
berakhir dengan beralihnya
tahta kepada Tarusbawa,
karena Tarusbawa pribadi
lebih menginginkan untuk
kembali ke kerajaannya
sendiri, yaitu Sunda yang
sebelumnya berada dalam
kekuasaan Tarumanagara.
Atas pengalihan kekuasaan ke
Sunda ini, hanya Galuh yang
tidak sepakat dan
memutuskan untuk berpisah
dari Sunda yang mewarisi
wilayah Tarumanagara.
Raja-raja Tarumanegara
1. Jayasingawarman 358-382
2. Dharmayawarman 382-395
3. Purnawarman 395-434
4. Wisnuwarman 434-455
5. Indrawarman 455-515
6. Candrawarman 515-535
7. Suryawarman 535-561
8. Kertawarman 561-628
9. Sudhawarman 628-639
10. Hariwangsawarman
639-640
11. Nagajayawarman 640-666
12. Linggawarman 666-669
B. SUMBER-SUMBER
SEJARAH
Bukti keberadaan Kerajaan
Taruma diketahui melalui
sumber-sumber yang berasal
dari dalam maupun luar
negeri. Sumber dari dalam
negeri berupa tujuh buah
prasasti batu yang ditemukan
empat di Bogor, satu di
Jakarta dan satu di Lebak
Banten. Dari prasasti-prasasti
ini diketahui bahwa kerajaan
dipimpin oleh Rajadirajaguru
Jayasingawarman pada tahun
358 M dan beliau
memerintah sampai tahun
382 M. Makam
Rajadirajaguru
Jayasingawarman ada di
sekitar sungai Gomati
(wilayah Bekasi). Kerajaan
Tarumanegara ialah
kelanjutan dari Kerajaan
Salakanagara.
Sedangkan sumber-sumber
dari luar negeri yang berasal
dari berita Tiongkok antara
lain:
Berita Fa-Hsien, tahun 414 M
dalam bukunya yang
berjudul Fa-Kao-Chi
menceritakan bahwa di Ye-
po-ti hanya sedikit dijumpai
orang-orang yang beragama
Buddha, yang banyak adalah
orang-orang yang beragama
Hindu dan sebagian masih
animisme.
Berita Dinasti Sui,
menceritakan bahwa tahun
528 dan 535 telah datang
utusan dari To- lo-mo yang
terletak di sebelah selatan.
Berita Dinasti Tang, juga
menceritakan bahwa tahun
666 dan 669 telah datang
utusaan dari To-lo-mo.
Dari tiga berita di atas para
ahli menyimpulkan bahwa
istilah To-lo-mo secara
fonetis penyesuaian kata-
katanya sama dengan
Tarumanegara.
Maka berdasarkan sumber-
sumber yang telah dijelaskan
sebelumnya maka dapat
diketahui beberapa aspek
kehidupan tentang kerajaan
Tarumanegara.
Kerajaan Tarumanegara
diperkirakan berkembang
antara tahun 400-600 M.
Berdasarkan prasast-prasati
tersebut diketahui raja yang
memerintah pada waktu itu
adalah Purnawarman.
Wilayah kekuasaan
Purnawarman menurut
prasasti Tugu, meliputi
hampir seluruh Jawa Barat
yang membentang dari
Banten, Jakarta, Bogor dan
Cirebon.
C. PRASASTI-PRASASTI
KERAJAAN TARUMANEGARA
1. Prasasti Ciaruteun
Salinan gambar prasasti
Ciaruteun dari buku The
Sunda Kingdom of West Java
From Tarumanagara to
Pakuan Pajajaran with the
Royal Center of Bogor.
Prasasti Ciaruteun atau
prasasti Ciampea ditemukan
ditepi sungai Ciarunteun,
dekat muara sungai Cisadane
Bogor prasasti tersebut
menggunakan huruf Pallawa
dan bahasa Sansekerta yang
terdiri dari 4 baris disusun
ke dalam bentuk Sloka
dengan metrum Anustubh. Di
samping itu terdapat lukisan
semacam laba-laba serta
sepasang telapak kaki Raja
Purnawarman.
Gambar telapak kaki pada
prasasti Ciarunteun
mempunyai 2 arti yaitu:
Cap telapak kaki
melambangkan kekuasaan
raja atas daerah tersebut
(tempat ditemukannya
prasasti tersebut).
Cap telapak kaki
melambangkan kekuasaan
dan eksistensi seseorang
(biasanya penguasa)
sekaligus penghormatan
sebagai dewa. Hal ini berarti
menegaskan kedudukan
Purnawarman yang
diibaratkan dewa Wisnu
maka dianggap sebagai
penguasa sekaligus pelindung
rakyat
2. Prasasti Jambu
Prasasti Jambu atau prasasti
Pasir Koleangkak, ditemukan
di bukit Koleangkak di
perkebunan jambu, sekitar
30 km sebelah barat Bogor,
prasasti ini juga
menggunakan bahwa
Sansekerta dan huruf Pallawa
serta terdapat gambar
telapak kaki yang isinya
memuji pemerintahan raja
Mulawarman.
3. Prasasti Kebonkopi
Prasasti Kebonkopi
ditemukan di kampung
Muara Hilir kecamatan
Cibungbulang Bogor . Yang
menarik dari prasasti ini
adalah adanya lukisan tapak
kaki gajah, yang disamakan
dengan tapak kaki gajah
Airawata, yaitu gajah
tunggangan dewa Wisnu.
4. Prasasti Muara Cianten
Prasasti Muara Cianten,
ditemukan di Bogor, tertulis
dalam aksara ikal yang
belum dapat dibaca. Di
samping tulisan terdapat
lukisan telapak kaki.
5. Prasasti Pasir awi
Prasasti Pasir Awi ditemukan
di daerah Leuwiliang, juga
tertulis dalam aksara ikal
yang belum dapat dibaca.
6. Prasasti Cidanghiyang
Prasasti Cidanghiyang atau
prasasti Lebak, ditemukan di
kampung lebak di tepi sungai
Cidanghiang, kecamatan
Munjul kabupaten
Pandeglang Banten. Prasasti
ini baru ditemukan tahun
1947 dan berisi 2 baris
kalimat berbentuk puisi
dengan huruf Pallawa dan
bahasa Sansekerta. Isi
prasasti tersebut
mengagungkan keberanian
raja Purnawarman.
7. Prasasti Tugu
Prasasti Tugu di Museum
Nasional. Prasasti Tugu di
temukan di daerah Tugu,
kecamatan Cilincing Jakarta
Utara. Prasasti ini dipahatkan
pada sebuah batu bulat
panjang melingkar dan isinya
paling panjang dibanding
dengan prasasti
Tarumanegara yang lain,
sehingga ada beberapa hal
yang dapat diketahui dari
prasasti tersebut.
Hal-hal yang dapat diketahui
dari prasasti Tugu adalah:
Prasasti Tugu menyebutkan
nama dua buah sungai yang
terkenal di Punjab yaitu
sungai Chandrabaga dan
Gomati. Dengan adanya
keterangan dua buah sungai
tersebut menimbulkan
tafsiran dari para sarjana
salah satunya menurut
Poerbatjaraka. Sehingga
secara Etimologi (ilmu yang
mempelajari tentang istilah)
sungai Chandrabaga diartikan
sebagai kali Bekasi.
Prasasti Tugu juga
menyebutkan anasir
penanggalan walaupun tidak
lengkap dengan angka
tahunnya yang disebutkan
adalah bulan phalguna dan
caitra yang diduga sama
dengan bulan Februari dan
April.
Prasasti Tugu yang
menyebutkan
dilaksanakannya upacara
selamatan oleh Brahmana
disertai dengan seribu ekor
sapi yang dihadiahkan raja.
D. KEHIDUPAN KERAJAAN
TARUMANEGARA
KEHIDUPAN POLITIK
Berdasarkan tulisan-tulisan
yang terdapat pada prasasti
diketahui bahwa raja yang
pernah memerintah di
tarumanegara hanyalah raja
purnawarman. Raja
purnawarman adalah raja
besar yang telah berhasil
meningkatkan kehidupan
rakyatnya. Hal ini dibuktikan
dari prasasti tugu yang
menyatakan raja
purnawarman telah
memerintah untuk menggali
sebuah kali. Penggalian
sebuah kali ini sangat besar
artinya, karena pembuatan
kali ini merupakan
pembuatan saluran irigasi
untuk memperlancar
pengairan sawah-sawah
pertanian rakyat.
KEHIDUPAN SOSIAL
Kehidupan social kerajaan
tarumanegara sudah teratur
rapi, hal ini terlihat dari
upaya raja purnawarman
yang terus berusaha untuk
meningkatkan kesejahteraan
kehidupan rakyatnya. Raja
purnawarman juga sangat
memperhatikan kedudukan
kaum brahmana yang
dianggap penting dalam
melaksanakan setiap upacara
korban yang dilaksanakan di
kerajaan sebagai tanda
penghormatan kepada para
dewa.
KEHIDUPAN EKONOMI
Prasasti tugu menyatakan
bahwavraja purnawarman
memerintahkan rakyatnya
untuk membuat sebuah
terusan sepanjang 6122
tombak. Pembangunan
terusan ini mempunyai arti
ekonomis yang besar nagi
masyarakat, Karena dapat
dipergunakan sebagai sarana
untuk mencegah banjir serta
sarana lalu-lintas pelayaran
perdagangan antardaerah di
kerajaan tarumanegara
denagn dunia luar. Juga
perdagangan dengan daera-
daerah di sekitarnya.
Akibatnya, kehidupan
perekonomian masyarakat
kerajaan tarumanegara
sudah berjalan teratur.
KEHIDUPAN BUDAYA
Dilihat dari teknik dan cara
penulisan huruf-huruf dari
prasasti-prasasti yang
ditemukan sebagai bukti
kebesaran kerjaan
tarumanegara, dapat
diketahui bahwa tingkat
kebudayaan masyarakat pada
saat itu sudah tinggi. Selain
sebagai peninggalan budaya,
keberadaan prasasti-prasasti
tersebut menunjukkan telah
berkembangnya kebudayaan
tulis menulis di kerajaan
tarumanegara.

Template by:

Free Blog Templates